Bab 8: Lomba demi Lomba

9 4 0
                                    

I'll remember you.

I'll look at you.

Even if you're not there.

Even after so many years.

I won't forget....

.

.

Internet di tahun 2008 memang belum secanggih tahun 2022, tapi sudah bisa diandalkan untuk mendapatkan informasi lomba menulis dalam waktu cepat. Mbah Google sudah cukup canggih di tahun itu.

Dalam satu waktu, Nanti mengirimkan tiga naskah cerpen ke tiga lomba yang sedang berlangsung. Tentu saja ia sukses menyabet juara pertama.

"Selamat ya, keren kamu!" ujar Senja yang ikut antusias.

Nanti tersenyum lebar. Ia menggoyang bahu cowok itu, "Selamat juga udah lolos casting. Wih, bakal lebih deket nih sama Sonya!" Pokoknya ia akan terus menyebut nama Sonya di depan cowok itu.

Senyuman Senja seketika lenyap. "Kamu kenapa jadi sering jodohin aku sama Sonya, sih? Dia bukan tipeku." Ia jadi bete maksimal.

Nanti terbahak-bahak sembari mengayunkan tangannya di depan Senja. "Alah, nanti lo juga bakal kepincut sama dia. Percaya kata gue." Nada bicaranya begitu lepas tanpa peduli dengan respons Senja,

Senja sedang malas berdebat soal Sonya sama Nanti. Ia pun mengalihkan pembicaraan. "Syutingnya nanti di Sukabumi. Kalau ganggu aku kuliah gimana?"

Nanti berpikir sejenak, mencoba mengingat apa yang Senja lakukan sampai bisa syuting dan sekolah sekaligus. Bahkan Senja dulu berhasil lulus di waktu yang sama dengannya. "Ah, tenang aja. Karena lo pinjem catetan temen dan tetap belajar di lokasi syuting, lo tetep bisa nyusul ketinggalan. Yang penting adalah komitmen. Dan lo berhasil kok ngejalanin dua-duanya bersamaan."

Senja menarik napas panjang, kemudian meletup tawa kecil dari mulutnya. "Cara bicara kamu itu lho. Kayak yang udah tahu masa depan."

Nanti tercenung sejenak. Emang gue udah tahu! Bisa berabe kalau Senja tahu dia dari masa depan, Nanti pun mencoba membicarakan topik lain. "Kita lagi ada di jalan awal buat naik daun. Gimana kalau lo nraktir gue, gue nraktir lo? Sekalian kita bicarain konsep buat lomba best couple nanti."

Walaupun bingung sama konsepnya, Senja mengiyakan dengan wajah semringah. Kapan lagi bisa quality time sama Nanti? Ia tersenyum lebar, sampai membuat Nanti sebal.

"Gitu banget senyumnya."

Senja tertawa kecil. "Kira-kira siapa ya yang masukin kita ke best couple? Pasangan yang lain sih memang pacaran, tapi kita kan nggak."

Nanti berpikir sejenak. Mencoba mengingat kejadian lalu. Sampai sekarang pun iia tidak paham. "Nggak tahu ya, nggak penting juga dicari tahu. Ya, mungkin karena kita sering bareng. Alasan yang cukup logis."

Senja tersenyum sedikit. "Ya udah, kamu mau makan apa? Pesan gih, aku yang bayar."

"Yes!" Nanti langsung ngacir ke kedai yang menjual pizza homemade. Sudah lama sekali ia ingin makan itu. Langsung memesan dua loyang biar kekenyangan.

.

.

Dalam waktu dua bulan kurang, Nanti yang aslinya berumur 32 tahun itu sukses memenangkan sepuluh lomba menulis berskala nasional. Makanya sekarang ia berani menghadap Kaprodi untuk mengajukan reward yang ingin dimilikinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sama Kamu Sekali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang