05 / Soonhoon - Jungsu

590 39 1
                                    

Malam ini, member berniat untuk datang ke rumah Vernon juga Seungkwan. Tapi dua pasangan yang masih saja sibuk dengan pekerjaannya ini, bahkan belum siap-siap untuk pergi. Padahal sudah diwanti-wanti oleh pemilik rumah untuk memakai baju yang bersih dan wangi juga kalau bisa.

"Ay, udah?"

"Tinggal save doang. Aku tunggu bentar, takutnya nanti ilang filenya." Jawab Jihoon yang dengan tenang mengetik di komputernya.

"Aku mandi dulu kalau gitu."

"Iya, baju kamu udah aku gantung di lemari."

"Hm. Ini gak mandi bareng?"

"Apaan si!" Sudah tau ada acara dan telat. Bisa saja Hoshi membuat acara mandi bareng. Mau setelat apalagi nanti.

Hoshi cekikikan dan masuk untuk mandi. Setelah satu jam lebih bersiap. Kini mereka sudah naik di mobil dan memakai seatbelt masing-masing. Tapi pengemudi itu, melepas kembali milik Jihoon.

"Kok di lepas sabuknya."

"Harusnya kan aku yang masang. Kamu gak boleh pasang sendiri."

"Ih, repot. Gak berangkat-berangkat ini nanti."

"Diem deh. Bentar doang."

Hoshi dengan segala acaranya. Dia memakaikan kembali seatbelt milik Jihoon. Sambil mencuri ciuman kilat di bibir suami mungilnya itu.

"Ohh, modus ternyata."

"Aku ngisi bensin. Biar melek dijalan."

"Sini aku tambahin, biar makin melek." Jihoon mendekati pipi suaminya dan menghujani kulit yang mulai merona itu dengan ciuman.

"Udah! Stop! Aku jadi pingin kelonan di kamar aja kalo kayak gini."

"Eits. Udah ditunggu yang lain. Cepet berangkat ayyy."

Setelah drama panjang tentang seatbelt dan cium itu, akhirnya mereka benar-benar pergi dari halaman rumah.

Terlihat disana, mobil sudah tertata rapi. Semua member sudah datang. Mereka benar-benar telat. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Waktu yang tidak tepat untuk melihat member baru Seventeen.

"Malammmm." Ucap Hoshi lantang dari arah pintu.

"HUST!" Kwan dengan jalan cepatnya. Menampar pelan pipi Hoshi. Sial, itu bekas ciuman Jihoon tadi. Hilang sudah.

"Anak gue tidur! Awas aja lo ya."

"Lah, dah tidur. Kagak seru, gue bawain gorengan padahal."

Jihoon mengangkat kresek yang dia bawa, menunjukkan cemilan sebagai ungkapan maaf karena sudah sangat telat.

Hoshi yang sedari tadi masih celingak-celinguk mencari sesuatu akhirnya bertanya.
"Mana si bayik?"

"Lagi digendong bang Wonwoo di belakang." Jawab Vernon sambil menunjuk ruang belakang.

Jihoon langsung melipir ke belakang. Melewati dua kamar yang sudah diisi Jeonghan & Minghao untuk tidur. Dua pakmil itu pasti terlalu lelah dan mengantuk.

"Won, mana si bayik."

Wonwoo langsung berbalik dan menyuguhkan bayi sedang tertidur di gendongannya. Baru satu minggu dia lahir, tapi badannya terlihat lebih besar dari foto waktu di ruang persalinan.

"Iii lucu banget ya Jungsu. Mau gendong tapi takut bangun nanti."

"Iya. Gak usah. Ini aja mau gue taruh kamar."

"Gue ikut deh."

Jihoon mengikuti Wonwoo yang masuk ke kamar depan. Melewati member yang sedang asik mengobrol ria. Mingyu terfokus melihat suami manisnya sedang berjalan menuju kamar. "Dah selesai gendongnya?"

"Udah."

"Ay, kamu mau ngapain  ke kamar juga." Ucap Hoshi setelah melihat suaminya mengikuti Wonwoo dari belakang.

"Aku nemenin Jungsu." Jihoon langsung masuk, diikuti Seungkwan juga dari belakang. Menutup kamar dan sunyi. Tinggal para bapak-bapak saja disana.

"Ngapain lo telat!"

"Alah, lagian kagak ada daftar acara. Telat itu buat apanya emang." Alasan Hoshi. Andai saja dia bisa lebih telat tadi. Dia sudah di kamar memeluk Jihoon sekarang.

Dari kemarin, Wonwoo dan Jihoon adalah dua orang yang paling mendesak member untuk segera kerumah Seungkwan. Melihat anak kecil adalah cara mengisi baterai mereka.

Jihoon di rumah selalu saja menyempatkan video call Seungkwan, untuk melihat bayi besar itu. Padahal jadwalnya tak pernah longgar. Kerja tak ada habisnya, tapi untuk bersua wajah lewat telfon dengan bayi saja dia sempatkan betul waktunya.

Hoshi tau, suaminya itu benar-benar menunggu buah hati. Sudah lebih dari 5 bulan, semenjak mereka memutuskan untuk mencoba lagi. Setelah kegagalan demi kegagalan yang mereka alami untuk memiliki anak. Sudah dua kali, Jihoon mengandung. Tapi dua kali juga, dia keguguran.

Dia tau, pekerjaannya lah yang membuat dia kehilangan dua calon bayinya. Dari yang pertama, dia tidak tau kalau dia hamil dan terus bekerja hingga malam. Alhasil, lenyaplah sudah. Mereka benar-benar tak mengantisipasi akan seperti apa tanda jika Jihoon memiliki kehidupan di dalam perutnya.

Sudah 3 tahun mereka menjeda untuk tidak memiliki anak. Jihoon benar-benar terpukul. Hoshi juga ikut stress melihat suaminya itu tidak fokus dalam hal apapun. Member bahkan tak pernah membahas soal anak jika di depan mereka. Tapi setelah acara In The Soop lalu, mereka berdua mulai terbuka.

Setelah mengobrol berdua di van. Tentang bagaimana jika niat untuk memiliki anak itu, mereka wujudkan kembali. Mereka setuju. Dengan begitu, olahraga, makan, dan jadwal kerja harus benar-benar diatur. Tapi 5 bulan setelah acara itu, Jihoon belum juga isi.

"Ay, ayo pulang. Udah malem."

Jihoon membuka matanya. Di sampingnya masih ada si Jungsu dan juga Seungkwan. Dia menoleh linglung khas bangun tidur.

"Yang lain mana?"

"Udah pulang semua. Bang Han badannya pegel. Jadi Cheol pamit dulu, terus yang lain ikutan pamit. Ayo pulang."

"Ohh, okey. Dadaa bayik."

Jihoon mencium pelan pipi manusia kecil itu dan beranjak dari kasur. Berpamitan dengan Vernon yang baru saja selesai mandi.

"Seneng ketemu Jungsu?"

"Seneng banget. Besok-besok kesini lagi ya."

"Iyaa. Perasaan kamu juga udah vidcall tiap hari deh sama Jungsu."

"Beda. Vidcall sama ketemu langsung tuh beda sensasinya. Aku juga belum sempet gendong dia. Ihh, gendut tau ay. Aku pencetin tadi pahanya. Lucu."

Hoshi tersenyum melihat suami mungilnya itu sangat antusias menceritakan segala tentang Jungsu yang dia temui tadi. Lain kali, pasti Jihoon menceritakan bayi mereka lebih antusias dari ini kan?

Seventeen Married LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang