DIBEDAKAN?

2K 251 103
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hallo guys
Maafkan atas keterlambatan publish nya

Masih ada yang nungguin ga ya?
Atau udah bosen? :(

Buat semua yang masih ada disini, jangan lupa tinggalkan jejaknya ya

~Happy Reading~



Arlo berjalan menuruni anak tangga rumah lengkap dengan seragam sekolahnya, jam menunjukkan pukul 06.23, dan tentu saja pagi ini kembali dihiasi oleh suara keributan dari adik-adiknya. Arlo menatap Intan yang sedang memasak sarapan diikuti teriakan sang Bunda.

"Udah jam berapa ini?! Nanti telat!"

"Pagi Bunda." Arlo menyapa Intan sambil duduk di meja makan disebelah Rizky yang asik dengan laptopnya.

"Pagi sayang. Abang udah siap?" Intan menoleh sekilas dan balik menyapa.

"Udah Bun, adik-adik masih tantrum?" Pertanyaan Arlo membuka Intan dan Rizky sontak terkekeh, terkadang Arlo tetap menghibur walaupun dengan wajah datarnya.

"Iya tuh, apalagi si Adek hobi banget ngerjain Marva di kamar mandi." Jawab Intan, wanita cantik itu menata sarapan pagi ini dengan rapi di atas meja makan.

"Oh iya, aku kayaknya bakal lebih sibuk di sekolah, soalnya banyak yang harus aku dan rekan-rekan persiapin buat masa bakti sekarang. Memperbaiki dan menjalankan visi misi yang lama." Jelas Arlo menatap Intan dan Rizky bergantian, ia menjelaskan lebih awal tentang kesibukan yang akan ia emban nantinya.

"Iya, tapi jangan terlalu di forsir ya sayang, kamu tau kapan badan kamu harus di istirahatkan." Balas Intan menatap Arlo dengan senyum lembutnya.

"Iya Ayah juga tau itu, tapi ingat, pelajaran tetap yang utama. Dan jangan sampai organisasi membuat kamu menurunkan prestasi di sekolah." Ujar Rizky membuat Arlo menganggukkan kepalanya.

"Iya Yah, In syaa Allah Arlo bakal memanajemen waktu sebisa mungkin." Balas Arlo dan membantu Intan menata sarapan di atas meja makan.

"Pagi Ayah Bunda!" Seru si bungsu dengan semangat, ia mencium sebelah pipi Intan dan menepuk bahu Arlo yang masih sibuk menata piring.

"Pagi Adek, udah selesai dramanya?" Intan menatap anak bungsunya dengan senyuman lembut.

"Udah Bun, bang Marva ga mau ngalah, Adek di dorong terus tadi." Ujar Nazif dengan wajah cemberut.

"Enak aja, yang ada lo yang dorong-dorong gue!" Balas Marva tak terima. Fatir yang memang berjalan dibelakang kedua adiknya hanya menggelengkan kepalanya.

"Udah udah, ribut terus. Sekarang ayo, abang, mas sama adek dimakan sarapannya, nanti kalian telat ke sekolah. Marva juga, jangan lupa diminum obatnya." Ucap Intan mengelus satu persatu rambut anaknya.

"Iya siap Bunda." Balas empat bujang itu serempak.

"Mas udah suntik dulu sayang?" Intan menatap Fatir yang duduk disebelah Marva.

"Astagfirullah mas lupa Bun. Bentar." Fatir segera beranjak untuk mengambil tas kecil yang merupakan salah satu kebutuhan untuknya sekarang.

Tak lama Fatir kembali dan menyerahkan alat itu kepada Intan, "Tolong ya Bun."

"Iya sini mas." Intan mengambil suntikan insulin milik Fatir dan menyuntikkan dengan pelan d lengan atas Fatir.

"Sshh." Desis Fatir saat jarum itu menembus kulit lengannya.

AGLIA TWIN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang