MEMBAIK or MEMBURUK?

1.2K 181 41
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Maaf atas keterlambatannya
Mohon tetap berikan dukungannya ya🙏🏻

•~Happy Reading~•



Perubahan Marva membuat Rizky sangat senang, bahkan peningkatan dalam pembelajaran Marva pun sangat drastis, tak elak nilai-nilai Marva dapat menyeimbangkan saudara-saudaranya. Walaupun dalam prosesnya membuat Marva tertekan, namun ia menikmati perhatian Rizky saat ini.

"Gimana ulangan hari ini A?" Rizky menatap Marva dengan tatapan teduh dan perhatian, hal yang selama ini Marva inginkan kembali.

"Bagus Yah, aku dapat nilai terbaik." Jawab Marva tersenyum tipis, Intan yang duduk disebelah Marva mengusap rambut anak itu lembut. Perlahan hubungan keluarganya kembali membaik dan hangat, namun dibalik semua itu ada hati yang perlahan mulai menimbulkan rasa tak suka.

Rizky ikut tersenyum, "Mas gimana? Kemaren Mas ulangan juga kan?" Rizky beralih menatap Fatir.

Fatir menatap Rizky, "Aman Yah." Jawab Fatir singkat, tak lupa dengan senyum manis yang ia miliki.

"Delapan lima aman Mas?" Rizky bertanya dengan tatapan tak lagi menatap Fatir, "Ayah izinin Mas main basket asal nilai Mas bagus ya, kalau nilai Mas menurun, Mas tau apa yang akan terjadi kan?"

Kunyahan Fatir memelan saat mendengar ucapan Rizky, ia pun tau apa yang akan terjadi jika pada akhirnya ekspektasi Ayahnya itu hancur terhadapnya. "Iya Yah, Mas bakal belajar lebih giat lagi."

"Mas tau kan Ayah keras ke kalian untuk belajar itu untuk apa?" Rizky bertanya menatap Fatir.

"Untuk masa depan."

"Bukan hanya itu Mas, tanpa ilmu atau pendidikan yang kalian peroleh, kalian akan dipandang sebelah mata, kelas orang yang berilmu itu berbeda Mas."

"Iya Yah." Jawab Fatir pelan.

"Mas mau nambah lagi?" Intan bertanya kepada Fatir, ia dapat merasakan perasaan Fatir yang berubah.

"Engga Bun, ini aja udah kebanyakan." Jawab Fatir menunjukkan piringnya yang masih sisa setengah.

"Adek nambah Bun." Nazif menyerahkan piringnya dihadapan Intan, walaupun terlahir menjadi bungsu, namun Nazif memiliki badan yang lebih besar dibandingkan saudaranya yang lain.

"Ini udah otot semua badannya dek, ngeri Bunda liatnya." Canda Intan sembari kembali mengisi piring milik si bungsu.

"Biar Bun, kan aku rajin olahraga, ga kayak mereka bertiga." Ujar Nazif tanpa dosa, sedangkan tiga kembar lainnya menatap Nazif dengan sinis.

"Gue juga olahraga ye!" Fatir menyenggol lengan berotot Nazif, namun seketika ia pun kaget, "What? Ini apaan?" Refleks Fatir memegang otot lengan milik Nazif.

"Hus hus jangan pegang-pegang, bukan muhrim." Nazif menepis pelan tangan Fatir yang ada di lengannya, "Iri ya sama otot gue?"

"Dih engga!" Fatir berdiri mengambil tasnya, "Pangeran paling ganteng berangkat dulu ya Ayahanda dan Ibunda." Pamit Fatir dengan badan di bungkukan persis seperti pangeran kepada Raja dan Ratu.

AGLIA TWIN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang