MENGHINDAR

1.4K 208 83
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hallo semuanya
Masih ada ga yang nungguin kembar Aglia?

Spill dlu kali gimana perasaan kalian hari ini👉

•Happy Reading•



Kejadian semalam membuat Marva tak ingin berjumpa bahkan melihat wajah Rizky, kekecewaan yang dipendamnya cukup dalam dan entah kapan akan sembuh. Pagi ini Marva sudah berada di rumah Rizi sekedar untuk menganggu temannya itu tidur, Rizi mendengus saat lagi dan lagi Marva menggelitiki kakinya.

"Bisa ga rusuh?" Rizi menatap Marva tajam, "Masih pagi buta udah ngungsi ke rumah orang aja, kayak ga punya rumah aja lo." Sarkas Rizi.

"Emang ga punya rumah." Jawab Marva santai, ia ikut merebahkan tubuhnya disebelah Rizi, tentu saja membuat Rizi kesal setengah mati.

"Marva gue masih sabar ya, sanaan anjir! Gue masih mau tidur." Rizi mendorong badan Marva pelan, Rizi tak mengeluarkan tenaga dalamnya karena merasakan suhu tubuh Marva yang cukup panas.

"Gue juga mau tidur Ji, kepala gue pusing." Ujar Marva dan mendusel di bahu Rizi.

"Jangan deket-deket Marva! Lo tau gue gampang ketularan." Rizi menjauh dari Marva dan membiarkan temannya itu untuk tidur di kasurnya.

"Ji gue nginep sini seminggu ya."

Rizi menatap Marva sinis, memang temannya yang satu ini cukup tak tau diri, "Ga, enak aja, yang ada ntar gue jadi anak tiri terus."

Marva terkekeh, memang jika di rumah Rizi dia akan hidup seperti anak tunggal kaya raya, dan Rizi hanyalah babu yang tak dianggap. Papa Rizi adalah seorang tentara yang sedang bertugas di Makassar, dirumah ini hanya tinggal Rizi dan Mamanya. Namun sekarang Papa nya pun berada di rumah.

"Lo itu kan emang anak pungut Ji." Balas Marva terkekeh membuat Rizi menarik kakinya hingga jatuh ke lantai.

"Anjir biadap lo! Penganiayaan ini namanya, gue aduin Papa!" Marva menunjuk Rizi tak santai.

"Papa siapa maksud lo? Dia Papa gue bukan Papa lo!" Rizi menendang kaki Marva.

"Anjing sakit!" Marva melemparkan vas bunga yang ada di dekatnya, namun bukannya menghindar Rizi hanya diam hingga vas kaca itu mengenai kepalanya.

"Rizi goblok!" Marva bangkit dan mendekati Rizi yang hanya diam memegang kepalanya.

"Kenapa ga ngehindar anjing?!" Marva menarik tangan Rizi dan membawanya duduk di kasur.

"Kaki ga bisa gerak." Jujur Rizi dengan mata tak luput dari kakinya. Marva mengernyit tak mengerti.

"Kakinya kenapa?" Tanya Marva memegang lutut Rizi.

Rizi menggeleng, "Ga tau, tadi ga bisa gerak." Balasnya pelan.

"Kenapa?" Marva menatap Rizi khawatir, dia tak ingin terjadi sesuatu kepada sahabatnya.

"Gapapa kok, kaku doang." Jawab Rizi pada akhirnya, ia juga tak ingin membuat Marva khawatir, apalagi disaat Marva sedang demam begini.

AGLIA TWIN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang