[13]

391 28 2
                                    







"Yeayy akhirnya sudah masuk sekolah" sorak gembira dari dhevan saat sedang menuju ke sekolah mereka.




Setelah dua minggu libur sekolah pergantian semester, kedua anak itu sudah masuk lagi seperti biasanya. Semester baru, tahun baru, sepatu baru dan tas baru.




Kedua anak ini meminta dibelikan sepatu dan tas sekolah baru. Sepatunya sudah mulai sempit katanya dan tas nya yang mulai mengecil(?). Ntah dari mana asalnya tas bisa mengecil, emangnya dibakar apa?



Permintaan tas baru diusulkan oleh dhavin, ya benar itu dhavin yang bilang kalau tas nya mengecil jadi harus beli tas baru. Tas mengecil tu gimana nak?



Karena ini hari pertama masuk sekolah lagi setelah libur panjang, kembar juga meminta untuk kedua orang tuanya yang mengantarkan mereka sekolah. Tidak mau diantarkan oleh supir atau pun hanya dhira seorang. Dan juga keduanya meminta agar dhira dan jayden menunggu mereka sampai pulang sekolah.



"Papi pls ya, abang mohon. Abang mau diantar sama papi mami, trus ditungguin sampai pulang. Iya papi" ucap dhavin dengan tatapan memohon kepada sang papi



Jayden paling tidak bisa menolak permintaan anaknya, apalagi kalau itu dhavin. Kedua anak ini memang bucin papi, papi juga begitu. Kalau bucin ke mami cuma pas ada maunya doang. Ya biasalah.



Kalau biasanya anak cowok akan lebih dekat ke ibunya, beda hal nya dengan kedua anak ini. Kalau ada papinya dirumah, mereka seakan-akan lupa bahwa ada sang mami yang tadi sudah menemani mereka.



Kalau kata dhavin 'sama mamikan uda sering, sama papikan jarang, soalnya papi sibuk kerja sambil pergi-pergi'


Pergi-pergi yang dimaksud adalah mereka sering ditinggal jayden keluar kota atau keluar negeri. Padahal mereka juga sering ditinggal dhira bekerja. Dasar kembar


Jayden yang lagi sibuk pun mau tidak mau menyempatkan untuk mengantarkan kedua anaknya sekolah. Jayden bahkan meminta untuk menjadwalkan ulang pertemuan dengan client dipagi hari ini, diubah menjadi siang hari setelah kembar pulang sekolah.



Jadilah sekarang ini jayden mengantarkan kedua anaknya dengan sang istri. Selama perjalanan kesekolah yang hampir menempuh ±30 menit, dihabiskan oleh kedua anak ini untuk berdebat.

"Sebentar lagi akan bertemu dengan teman-teman. Senang deh rasanya bisa main sama teman lagi." Ucap dhevan yang membuat dhavin menoleh tak suka kearah dhevan.


"Maksud kamu kalau main sama aku kamu gak senang gitu?"

"Loh emangnya aku ada bilang kalau aku gak senang main sama kamu?" Belum sempat lagi dhavin menanggapi omongan sang adik, sang adik sudah bersuara lagi yang membuat dhavin makin kesal.


"Emang iya sih, main sama kamu bosan. Kalau sama teman tidak, soalnya kamu suka ngeselin." Ujar dhevan yang membuat ia mendapatkan tatapan amarah dari dhavin.


"Papi lihat ini dhevan, dia jahat sekali." Aduh dhavin


"Mana ada! Kamu ni yang jahat sekali, mami lihat ini dhavin!"

Belum sempat jayden mengeluarkan suara, dhira sudah menoleh kebelakang terlebih dahulu sambil melototkan matanya kearah kedua anak laki-laki itu. Yang membuat keduanya langsung terdiam dan menundukan kepalanya. Jayden hanya bisa melihat mereka dari kaca spion sambil menggelengkan kepalanya.


Tapi bukannya berhenti, masih ada part 2 nya. Setelah sang mami menghadap kedepan lagi, kedua anak ini mulai lagi dengan pergelutannya.



"Kan! gara-gara kamu ini!" Ucap dhavin


Twins brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang