[08]

402 31 1
                                    








"Bang lo dimana?" Tanya Jayden kepada seseorang lewat telponnya.

"ini gue uda jalan kerumah lo, kenapa?"

"Buru ya, anak gue gak minta ikut"

"oh oke aman, ini gue uda mau nyampe."


Jayden segera mematikan telponnya dan kemudian beralih lagi kepada sang anak yang sedang menangis. Ia kedua anak itu menangis karna ingin ikut jayden pergi bekerja.

Pasalnya kali ini jayden akan pergi ke singapura untuk ketemu client disana. Tapi kedua anaknya ini minta ikut karna melihat jayden pergi dengan pakaian yang cukup rapi dan membawa koper. Mereka pikir jayden akan pergi berlibur dan meninggalkan mereka.


"Nak, papi harus pergi kerja. Abang sama adek tinggal dulu yaa nak." Ucap jayden

"Abang mau ikut papi"

"Adek juga mau ikut"

Tangisan kedua anak laki-laki ini makin pecah, jayden hanya bisa menghelakan nafasnya saja. Dhira yang melihatnya juga sudah cukup lelah, karna sejak tadi dhira sudah membujuk kedua anaknya ini.


"Papi pergi kerjanya sama om Ken, mami kan tinggal disini. Besok kita pulang sekolah main ke timezone, mau tidak?" Bujuk dhira sekali lagi.

Tapi kedua anak itu menggelengkan kepala dan kembali menyembunyikan wajah mereka dipundak sang papi.


"Papikan kerja buat cari uang, kalau papi gak kerja nanti kita makan apa? Trus abang sama adek gimana sekolahnya? Beli mainannya gimana?"


"Iya papi kerja, tapi kita ikut." Ucap dhavin

"Gak bisa sayang, papi kali ini perginya sama om ken. Enggak pergi sama mami, ntar kalau perginya sama mami baru deh abang sama adek ikut"

"Kapan?" tanya dhevan yang membuat jayden dan dhira saling tatap.

"Mungkin bu- nah itu om ken uda datang."

"Ayo gas, uda telat ni pesawatnya."

"Anak gue dulu ni amani."

"Woi bocil-bocil, kalian mau ikut?" tanya ken yang kemudian dianggukin oleh kedua anak laki-laki itu.

"Iyaudah kalian ikut" Kata ken yang ngebuat jayden dan dhira menatap kearah ken tidak percaya.

"Tapi ntar kalian om tinggal dipesawat, nantikan tempat duduknya beda gak deketan sama papi kalian jadi kalian ntar ditinggal aja? Mau gak?" Mendengar kata 'ditinggal' membuat kedua anak ini refleks menjauh dari sang papi dan lari ke arah sang mami.


"Om ken jahat, kita tidak jadi ikut. Om ken jahat sekali mau tinggal kita. Nanti kalau kita hilang gimana? Kasihan mami dan papi cari kita nanti susah." Ucap dhevan sambil menatap marah kearah ken.

Bukannya takut yang ada membuat ken semakin jadi menjaili anak kembar ini.

"Loh tadi katanya mau ikut, ayolah kalau mau ikut. Ehh tapi bisa juga ntar, kalau papi sama om ketemu client kan kalian di hotel trus ntar kita tinggal aja kalian dihotel itu berdua. Ihh" Ucap ken lagi dengan ekspresi menakuti kedua anak ini.

"Om!" Ucap dhavin yang tak lama kemudian air matanya jatuh lagi tapi masih sambil menatap tak suka.

Saat hendak ingin menjaili kedua anak itu, jayden langsung saja menghentikan perbuatan sang abang sekaligus partner kerjanya.

Twins brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang