dua empat

3.7K 216 5
                                    

24.ingatan.

__________________________________

Dari tadi Renaya terdiam melamun di uks sekolah. Setelah bangun dari pingsannya, dia langsung mengusir semua orang dan mengunci ruang uks hingga menyisakan dirinya sendiri.

Tiba-tiba Renaya terkekeh rendah. "Ternyata, tanpa gue sadarin gue udah berkomunikasi bahkan berinteraksi sama anggota inti ombranegra" Katanya lirih.

"Parahnya lagi, gue nyuekin mereka yang jelas-jelas nganggep gue adek mereka."

Renaya mengusap wajahnya kasar. "gue harus gimana? apa gue minta maaf?" dia ngegeleng gusar.

"Kalo ga di maafin gimana?" beonya lagi.

Renaya tiba-tiba terdiam. "Apa gue jujur aja kalo gue bukan Renaya yang mereka kenal?"

"best idea, setelahnya gue bakal ngorek permasalahan keluarga Renaya dari mereka."

Renaya merebahkan tubuhnya ke brankar dengan seutas senyum sumbringah, akhirnya dia mendapat ide cemerlang.

Dia menutup matanya, dia akan tidur di uks sampai jam pulang nanti.

__________________________________

Tok!

shhh.

Rega mengelus kepala belakangnya yang baru saja di gelplak gemas oleh Max.

"Ngapain buru-buru ngasih tau sih?! Lo ga kasian kepalanya bakal pening?" Kata Max menatap tajam pada Rega.

Rega mengangkat bahunya acuh. "Kalo ga secepetnya di kasih tau, yang ada Renaya makin dalam bahaya." jawabnya sembari berjalan menuju sofa yang mana di sana ada Hans yang menatap mereka dengan rokok terapit di tangannya.

Max mendelik tak terima. "Lo pikir kita ga bisa jagain dia dari jauh?!" Kata protesnya.

Arsen yang dari dapur merangkul Max, membawa pemuda itu untuk ikut duduk di sofa.

"Bener kata Rega, nyet. Kalo bocil ga di sadarin dari sekarang, dia bakalan bingung mana lawan mana kawan." Kata Arsen, tangannya terangkat mengambil camilan yang ada di meja depan mereka.

Hans terkekeh rendah melihat wajah tertekuk Max. "Muka lo Max, kaya monyet hilang pisang." Kata Hans mengejek Max. sedangkan pemuda yang mengejek melempar tatapan permusuhan padanya.

"Lagian gue udah mikirin ini dari jauh-jauh hari. Gue udah siap nerima konsekuensi kedepan nanti." Kata Rega lagi menarik perhatian mereka.

Max melempar kulit kacang yang baru saja dia ambil ke arah Rega. "Konsekuensinya nanti, lo bakal di pukul habis-habisan sama Elvin, Goblok!." kata Max lagi.

Rega menatap aneh pada Max. "Kenapa emang?" katanya.

"Secara Renaya bakal ingat kita, terus lo bakal makin nempel sama Bocil. Pasti ga terima lah si Elvin." Kata Max.

Ketiga temannya itu menatap datar pada Max. "Goblok!"

Hans menghela nafas jengah. "Apasi Max? lo ngiri si Rega bisa deket sama Bocil?"

"Iya, emang kenapa hah?!" kata Max nyolot.

Tangan Arsen dengan ringan memberi toyoran pada Max. "Bisa diem?"Katanya yang membuat Max berdecak sebal.

Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang