3. Yang seharusnya

103 6 2
                                    

🐨Noonim 3. Yang seharusnya

Dami Seo pov.

Aroma manis madu menguar samar dari tubuhnya. Lalu menyeruak secara masif memelukku, memberi rasa aman bersama dekap hangatnya.

Kurasakan setiap dari mereka menekan resahku. Memaksa pikiranku untuk hanya tertuju padanya, dia dan setiap hal yang ada dalam dirinya melakukan semua yang bahkan kurasa tanpa kesadaran darinya.

Mungkin detik berikutnya ketika otaknya kembali berjalan dengan semestinya, tatapan matanya bahkan bisa mendorongku untuk mundur, menjauh, atau yang lebih buruk jatuh tersungkur.

Seren kami mirip terhipnotis.

Kurasakan juga omega di dalam dirinya mengenaliku dengan baik. Mungkin dia cemburu, mungkin dia marah, tapi tidak juga kurasakan aura tersebut di sana.

Bahkan kata-katanya menyamankanku lebih. Hembusan napasnya yang kini menyembur di lekuk leherku terasa hangat, seakan ikut mengalir bersama darahku.

Lalu aku tersadar bahwa tidak seharusnya memikirkan Amara. Tidak, di saat aku berada sangat dekat dengan Seren.

"Terjadi sesuatu?" ucapnya dengan menjauhkan wajahnya untuk bisa menatap mataku.

Oh … aku merasa telah berselingkuh dari mate-ku meski hanya dalam ingatan semata.

"Mianhae, aku hanya teringat seseorang."

"Omegamu?"

"Pemilik hatiku ..., dulu."

Tertangkap olehku gurat kecewa di wajahnya, meski bibirnya tidak demikian.

"Aku yang membawa mobil." Dia berusaha beranjak untuk keluar, tapi tanganku menghentikannya.

"Aku bisa." Untuk dua atau tiga detik mata kami saling mengunci.

Kembali aroma manis terbebaskan dari spot yang ada di lehernya. Sungguh, kali ini lebih pekat menguar dari pertama kami bertemu beberapa hari lalu. Untungnya hanya aku yang menangkapnya.

"Lalu kumpulkan nyawamu terlebih dulu, Alpha!" Ucapannya terdengar kasar, matanya bergeser menatap tajam jari-jariku. Oh, dia telah menjadi dirinya.

Aku terkekeh tanpa sadar, tanganku spontan melepaskannya.

"M-mian, Nona Wilson!" ucapku gelagapan.

"Hentikan untuk mundur dari tempatmu berdiri! Kau tahu benar apa yang kumaksud dengan kalimatku."

"Mian!"

"Just take a breath and calm down."

Pembicaraan itu terhenti di sana. Selama 15 menit sisa perjalanan yang kudengar hanya dengkuran halus yang menyembur darinya. Dia bisa terlelap di manapun.

Seperti sebelumnya, dia bahkan tidak mempermasalahkan untuk tahu atau bertanya bagaimana akhirnya tubuhnya sampai di atas kasur.

Tidak …, jika saja suara perut tidak membangunkannya saat ini.

Matanya terbuka untuk rengutan kesal. Posisi tubuhku yang masih membungkuk membuatnya merasa terkungkung, tapi Seren tidak menolak itu. Mungkin omega di dalam dirinya telah benar-benar mengenali  feromonku.

"Akan kubuatkan sesuatu," tawarku kemudian.

"Yang pedas. Aku juga mau beberapa buah anggur yang dibelah untuk dihilangkan bijinya."

"Kau berpikir kita telah belanja sebanyak itu?" tanyaku dengan kembali terkekeh, tanpa sadar jari-jariku telah mengusak rambutnya karena merasa gemas.

Aku berlalu meninggalkannya yang masih terlihat terkesiap atas tindakan tiba-tibaku.

Noonim - GxG 🔞 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang