8.Tenangnya semakin menyiksaku

60 2 0
                                    



🐨Noonim 8.Tenangnya semakin menyiksaku


Dami pov

Cukup terlambat untuk mengutuki lancangnya mulutku. Tapi … menahan diri terlalu lama untuk menghadapi setiap sikap Seren akan sangat menyiksa.

Mulutnya mendesahkan nama Ha Joon ketika tubuhku menindihnya, ketika mulutku memberinya rasa nyaman, ketika bibir dan lidahku mendinginkan panas tubuhnya–yang bahkan aku berusaha menahan tubuhku dari menghajarnya.

Semua karena dari awal aku hanya merasa bahwa melindunginya adalah keharusan.

Entah apa yang ada di dalam otaknya hingga harus terbang sejauh ini untuk seorang Ha Joon. Ck … aku merasa kalah oleh bocah nakal itu. Setiap tindakan Seren selalu memberiku kejutan, cukup sulit untuk menebak.

Sejak terbangun dari tidur dia telah terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya, meski rona di wajahnya memudar .

Kadang ketika memperhatikannya dengan lekat, Seren terlihat mirip sosok dari masa laluku.

Terlepas dari kata-kata dan sifat egois yang dimilikinya, jiwa bebasnya selalu mengingatkanku pada Amara.

Lalu ketenangan, ekspresi datarnya yang sesekali tertangkap oleh mataku dari balik senyum dan antusiasnya akan rancangan gaun Iseul melemparkan ingatanku pada omegaku yang berakhir dengan membunuh dirinya sendiri.

Sesungguhnya … masih terlalu awal untuk menyimpulkan apakah aku telah cukup mengerti sifatnya secara keseluruhan.

Tapi, setidaknya dalam beberapa hari ini aku bisa melihat bagaimana dia dengan semua sikap dan perlakuannya yang terbuka, yang kuartikan sebagai ceria, lalu tiba-tiba semua itu berhenti hanya karena kata-kata dari Ha Joon. Menjadi masalah untuk kupikirkan sendiri.

Mungkin orang lain akan berpikir sama sepertiku, ini lebih mirip menjaga seorang balita yang terbiasa berlarian, tertawa. Seorang anak yang mengatakan begitu saja apa yang ada dalam pikiran mereka.

Lalu tiba-tiba menjadi tenang, seolah tanpa suara berarti.

Bukan berarti dalam ketenangan itu dia bisa menerima semua yang ada di depan matanya.

Aku juga paham bahwa struktur saraf otak di setiap orang akan berbeda, yang artinya tidak bisa diseragamkan.

Namun, otakku jelas berkata bahwa semua ini salah.

Sikapnya yang menunjukkan bahwa dia baik-baik saja secara instan menghimpitku untuk beberapa ketakutan. Aku cukup takut bahwa dia mungkin akan melakukan hal yang sama seperti Amara Johnson. Tidak.

Saat ini aku sedang bertugas menjaga keselamatannya.

Iya, di mata dunia atau Seren pribadi semua hal yang berhubungan dengan uang lah alasan masuk akal untukku berada di depannya setiap waktu. Menggantikan tubuhnya menerima setiap bentuk rasa sakit.

Namun, terlepas dari kata ‘uang’ tersebut, aku menggenggam ego yang tinggi untuk alasan kesejahteraan hidupku. Ketika sesuatu yang buruk terjadi padanya, aku akan mati seketika. Jika pun bertahan, tentu hidupku akan berakhir perlahan.

Kami saling memiliki. Karena jauh sebelum saat ini, kami telah terikat oleh benang takdir.

Masih jelas kuingat, beberapa tahun lalu setiap kali aku dan Amara memutuskan untuk bertemu di tempat yang sama, beberapa kali tertangkap oleh indera pembauku feromon madu manis yang cukup memikatku.

Aroma samar dari omega resesif yang tanpa sadar dan entah sejak kapan merantai atensiku. Mungkin itu salah satu alasan kenapa aku sering memilih tempat tersebut untuk beberapa percakapan kami.

Noonim - GxG 🔞 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang