Part 4

1.4K 73 1
                                    

Author pov

Cahaya matahari yang masuk bebas kedalam kamar Dinda karena tadi Rizky membukakan gorden jendela kamar Dinda.
Matanya yang tertutup kini perlahan membuka karena terganggu oleh sinar matahari.

Rizky pov

"Ck..bagaimana kalo kau sudah menjadi istriku,seharusnya kau itu bangun pagi dan menyiapkan makanan untukku"omelku yang sepertinya tak di perhatikan oleh Dinda.

"Terserah...pagi ini kau mau kemana sudah rapi seperti itu"tanya Dinda padaku.

Dasar bodoh kan hari ini kita akan men-sah kan status kita masa dia lupa...
Haduh aku udah rapi gini dianya masih belum siap..
Eh...tunggu kalo gini kesannya aku deh yang bersemangat nikah sama cewek gila itu.hadeuh...

"Cepat bersiap kita kan akan pergi ke KUA"jelasku yang ku usahakan dengan nada biasa.

"Apa?jadi sekarang!"tanya Dinda terkejut.

Malah nanya ya iyalah sekarang kalo enggak sekarang kapan lagi masa iya 20 tahun lagi...

"Sudah kau cepat bersiap aku tunggu di ruang tamu"ucap ku dan langsung pergi meninggalkan Dinda.

Sengaja pernikahan kami tidak mengadakan terlalu mewah-mewah hanya ijab kabul selesai deh..karena kalo acara itu di lakukan secara mewah terlalu malu juga kan pernikahan ku bersama Anisa batal dan banyak yang tau dan menjadi perbincangan tetangga apalagi kalo mereka sampai tau sekarang aku menikah dengan Dinda bisa-bisa keluargaku tahu nantinya tentang masalah ini.

---
Setelah menunggu lama kedatangan Dinda akhirnya perempuan itu datang juga dan tanpa membuang-buang waktu langsung kami pergi menuju KUA bersama orangtua ku dan segenap saksi.
Tanpa latihan aku sepertinya belum siap mengucapkan ijab kabul entah nanti akan lancar atau...bodo amatlah tidak terlalu penting juga kan? Ini kan cuma salah satu syarat untuk aku mendapatkan warisan dan juga membahagiakan papahku karena ia ingin cepat melihat aku menikah.

Setelah lama menunggu di perjalan akhirnya sampai juga di tempat yang di tuju.Tanpa membuang waktu acara cepat berlangsung.

Tak biasanya kali ini jantungku tidak karuan seperti loncat-loncat di dalam.di tambah melihat wajah Dinda yang sedari tadi murung akhirnya tersirat di hatiku rasa bersalah.
Maafkan aku Din...

Aku mulai membuka mulutku ketika penghulu sudah mebimbingku untuk mengucapkan ijab kabul.Yang membuat aku waw...tanpa latihan aku bisa mengucapkan ijab kabul dengan lancar padahal waktu persiapan menikah dengan Anisa perlu satu minggu.Apa ini berarti aku dan Dinda berjodoh?
Ish..ish..apaan sih mulai ngawur deh...wkwk :p
Akhirnya aku dan Dinda menjadi suami istri juga hahaha..

Tapi aku masih bingung dengan perasaanku sendiri 'Cinta' bukankah suatu pernikahan harus di dasari dengan Cinta atau kasih sayang.apa rumah tangga yang kita bina akan berjalan tanpa ada hal itu dari aku dan Dinda?karena kan pernikahan itu bukan hal untuk main-main.

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang