Part 14

1.1K 70 1
                                    

Dinda pov

Pagi telah tiba matahari pun muncul menggantikan tugas sang bulan.
Entah mengapa pagi ini sangat bahagia ku rasa.Apa mungkin karena semalaman aku tidur bersama nya dan selalu ada di dekapannya?
Sejak kejadian malam itu aku memutuskan tidur di kamar suamiku,awalnya hanya untuk menemani nya tapi setelah dia nekad meminta lebih ya mau apa lagi? Dia kan suami sah ku jadi sebagai istri pasrah saja, gak baik juga kalo nolak.
Eh kok aku malah curhat kesan ku semalam sihc,sorry gaess!

---

Seperti biasa sebagai seorang Istri yang baik harus menyiapkan segala sesuatu nya keperluan untuk my suami tercinta,for my Rizky darling ku sebelum berangkat kerja.
*Dindamulailebay

Tapi sejak kapan aku menganggapnya suami? Apa sekarang aku mulai jatuh cinta padanya? Ohh my heart ada apa ini?

"Ekhem..." suara deheman seseorang berasal di belakang tubuhku,bahkan suara itu terlalu merdu untuk ku dengar sepagi ini.

"Kamu sedang apa?" Dan lama kelamaan terasa ada sesuatu yang melingkar di pinggangku,reflex langsung ku lihat,ternyata tangan nya kini memeluk ku dari belakang.

"Rizky,aku sedang sibuk bisakah kau jangan menggangguku" bentak ku yang sedang kerepotan mengaduk segelas air susu hangat.

"Kau lupa?" Pertanyaan apa itu,walau sekarang dia melepaskan pelukannya tapi lagi-lagi aku di repotkan dengan pertanyaannya.

"Lupa? Maksudmu?"

"Kita kan sudah sepakat! mana panggilan sayangmu?"

Ternyata itu maksudnya,kenapa memanggilnya saja harus memakai embel-embel panggilan sayang sih!
Ck..

"Maaf kak Rizky!" Ku benahi kata-kataku.

"Ah tidak! Panggil aku dengan mas Rizky.lagi pula aku itu suamimu bukan kakakmu" ralatnya.

"Baik lah mas Rizky,sudah puas!"geramku.

Sebodo amat dah mau apa-apa juga sesuka hatinya,merasa menang kan dia! Tapi lihat aja gak bakal rasa itu bertahan lama.
Hahaha ..

---

Setelah Keberangkatan Rizky ke kantornya aku berniat pergi ke rumah lamaku,rasanya kangen berat sama kak anisa dan ibuku.

Disini lah aku.kini aku sudah berada di depan pintu rumah lamaku.
Tok..tok..
Suara pintu yang ku ketuk!

Sekilas ada yang membuka pintu namun tak lama kemudian menutupnya kembali tapi kalah cepat tanganku sudah menahan kenop pintu.

"Ibu aku mohon,aku ingin bicara sebentar"tangisku mulai pecah.

"Mau apa lagi kau datang kemari bukan kah kau sudah bahagia dengan laki-laki yang kau rebut dari kakakmu sendiri,huh!"

Deg...

Merebut? Jadi Ibu mengira aku yang telah merebut Rizky dari kak Anisa.Pantesan Ibu marah padaku.

"Sekarang kau pergi aku tak ingin jika kakak mu melihatmu disini luka lamanya akan teringat lagi,kakak mu sudah bahagia minggu depan ia akan menikah dengan Rangga"bentak Ibu.

"Ibu aku tidak pernah merebut Rizky dari kak Anisa justru kak Anisa meminta untuk ku untuk membatalkan pernikahannya"bela ku dengan ramah.

"Benar bu!"Suara kak Anisa muncul dari arah belakangku sontak aku berbalik menatapnya.
"Aku tidak mencintai Rizky pernikahan itu terjadi karena hutangku yang tak bisa ku bayar,sedangkan waktu itu aku mempunyai kekasih yaitu rangga.Akhirnya aku meminta bantuan Dinda dan dengan entengnya tanpa memikirkan kebahagiaan nya sendiri,Dinda menerimanya.maaf!"ucap kak Anisa yang langsung memeluku tangis ku pun semakin deras.

"Maafkan hiks.. kakak! "Ucap Kak Anisa yang tengah menangis sesunggukan.

"Dinda"

Aku melepas pelukan kak Anisa dan beralih ke sumber suara.

"Maafkan Ibu juga nak"kata Ibu dan langsung memelukku.

Terciptalah waktu saling peluk memeluk antara Aku, Ibu dan kak Anisa.
Akhirnya masalah ku dengan keluarga kecilku mencapai titik cerah.
Terima kasih tuhan atas segala anugerah yang kau berikan!

Tbc
***

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang