BAB 4. Hinata Hyuuga harus bertanggung Jawab?

547 42 1
                                    

***sebelumnya saya ucapkan terima kasih untuk yang sudah baca, vote dan follow 😘**

****selamat membaca☺️*****

.
.
.

Mata legam Sasuke terbuka. Menengok disampingnya sudah tidak ada perempuan udik itu. Beraninya dia pergi tanpa menunggunya bangun.

Sasuke terkekeh "aku seperti gigolo setelah dia menikmatinya dengan puas terus ditinggalkan, dasar perempuan udik. Ha.. ha.. ha...".

"Liat saja kamu tidak akan bisa lepas setelah mengambil hal yang paling berharga bagiku, Hinata Hyuuga!", ucap Sasuke dengan menyeringai. Keperjakaanku adalah hal yang paling berharga. Padahal aku akan serahkan pada perempuan yang sudah menjadi istriku. Meskipun status pernikahan kami kelak bukan keinginanku, tapi istriku harus mendapatkan yang paling berharga buatku. Tapi kenapa kemarin aku tidak bisa menahan hasratku. Tubuh kami berdua terasa berbeda, 'Apa jangan-jangan ada sesuatu diminuman itu?. Aku harus menyelidikinya' pikirnya. Tapi aku tidak menyesalinya. Aku bukan laki-laki brengsek yang merusak masa depan seorang perempuan. Kami berdua menikmatinya. Dan ini merupakan pengalaman pertamaku yang paling nikmat dan berkesan.

"Hinata, kamu milikku!", ucap Sasuke sembari bangkit dengan tubuh polosnya, kemeja putihnya dipakai oleh perempuan lavender itu. Pakaian dalam dan celana panjang hitamnya dia taruh di mesin cuci. Untuk barang peribadinya dia memang melakukannya sendiri, karena dia tidak ingin siapapun menyentuh barang pribadinya. Setelah membersihkan diri, Sasuke berjalan ke R. kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang belum selesai karena 'lemburan' kemarin sembari tersenyum bahagia.

Pandangan sasuke jatuh seketika 'Aku jatuh cinta' batin Sasuke dengan senyuman manisnya. Sasuke merasakan perasaan yang belum pernah dia rasakan kepada lawan jenis. Ini adalah cinta pertamanya. Dan aku akan memiliki apa yang aku inginkan. Cintaku. Hime-ku. Hinata Hyuuga.

.
.

Jam sudah menunjukkan jam 09.00 WIB, Sasuke duduk di kursi kebesarannya dengan gelisah. Dokumen-dokumen yang menumpuk dia acuhkan dan lengannya dia letakkan diatas dagu berpikir.
'Samperin atau jangan!. Samperin atau jangan!', batin hatinya berulang-ulang. Rasa ragu dan kegalauan menyelimutinya. Egonya yang tinggi untuk menemui cinta pertamanya. Kenapa dia yang seorang CEO harus menemui perempuan udik yang merupakan bawahannya. Tapi sebelum itu, dia harus menghubungi Kakashi, asisten pribadinya untuk membawa sampel minuman yang ada di kulkasnya untuk dites di laboratorium.

[Kakashi ke kantorku sekarang!. Bawa sampel minuman didalam kulkasku untuk dites di laboratorium. Hasil labnya harus segera!] perintah Sasuke kepada asisten lawan bicaranya ditelepon

[Baik Tuan] jawab Kakashi dengan patuh. Kakashi bertanya-tanya ada apa gerangan atasannya memberikan perintah untuk membawa sampel minuman yang ada didalam kulkas beliau. Apa ada yang berniat buruk kepada beliau melalui minuman itu?. Racunkah?. Kakashi berpikir dengan watak atasannya pasti mengundang banyak musuh. Namun musuhnya tergolong pemberani melakukannya di kandang beliau langsung. Ataukah musuhnya itu orang yang bodoh atau baru pertama kali dalam melakukan kejahatan. Setelah atasannya mematikan telepon, Kakashi berjalan menuju kantor atasannya untuk melaksanakan tugas yang telah diberikannya.

.
.

Setelah penuh pertimbangan akhirnya Sasuke kalah dengan perasaannya. Dia tidak peduli dengan tanggapan para karyawannya. Yang dia pikirkan dan pedulikan adalah bertemu dengan perempuan udik itu dan meminta pertanggungjawabannya.

Sasuke tersenyum menyeringai "Tunggu aku, Hime". Jugo dan Suigetsu, pengawal yang berada dibelakang Sasuke heran dengan atasannya. Mengapa Sasuke menemui langsung bawahannya. Bukankah bisa melalui telepon intercom atau melalui sekretarisnya, Karin. Begitu spesialkah karyawannya itu, siapakah dia?. Atasan yang dingin, egois dan kejam seperti Pak Sasuke yang mempunyai harga diri yang tinggi datang langsung untuk menemui bawahannya. Jugo dan Suigetsu saling melirik dengan heran kelakuan dari atasannya yang tidak pernah mereka duga.

MENIKAHI CEO MUDA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang