"Tadi lo nelpon katanya mama sakit.Gue udah cape-cape tau gak ke sini!Gue panik banget!Gue gak mau kehilangan yang kedua kali!" kata gue sambil nangis.
Seketika Fauzan langsung meluk gue.
"Gue juga Ra.Mama gak mau kita kepisah-pisah.Mama mau kita kayak dulua lagi.Selalu bertiga.Mama gak mau kita sendiri-sendiri.Sebelum kita menikah,mama mau kita selalu bersama" kata Fauzan.
"Ya gue juga pengennya gitu Jan.Tapi waktu berkata lain" kata gue sambil melepas pelukan Fauzan.
Tiba-tiba mama keluar kamar.
"Baiklah nak.Itu hak kalian,kalian sudah dewasa.Sudah bisa mengurus diri masing-masing.Namun,jika sukses nanti kalian janji ya kalian gak akan lupa sama mama" kata mama.
"Iya ma" kata gue dan Fauzan.
Akhirnya gue pulang sama Tasya.Sesampainya kita di kosan gue.
"Lo gak pulang?Udah mau setengah 12 loh.Besok kan kuliah" kata gue.
"Gue mau nginep di sini boleh gak?" tanya Tasya.
"Kenapa emangnya?" tanya gue.
"Lo pasti sedih kan?Gue yakin lo gak bisa tidur nanti malam.Mendingan gue temenin,biar lo lebih tenang" kata Tasya.
"Thanks ya.Lo baik banget" kata gue.
"Iya,gak papa.Kita kan sahabat" kata Tasya.
"Iyaa" kata gue.
Keesokan harinya,kita kuliah.Tasya lupa bawa uang karena semalem dia nginep.
"Yaudah lo jajan pake duit gue aja" kata gue.
"Gak usah" kata Tasya.
"Udah gak papa.Kan kemaren lo udah nginep.Lagipula sahabatkan harus selalu berbagi" kata gue.
"Makasih sahabat" kata Tasya.
"Iya sama-sama Sahabat" kata gue.
"Oh iya itu kemaren kembaran lo yang lo sering ceritain?" tanya Tasya.
"Iya" kata gue.
"Rada mirip sih sama lo.Dia ganteng" kata Tasya.
"Iya banyak yang bilang dia ganteng.Tapi dia plaboy,mantannya aja sampe 15" kata gue.
"Yailah itu mah gak seberapa.Temen gue ngoleksi mantan sampe 26.Nama mantannya tuh dari A-Z terus yang satu lagi mantannya ada 31.Tanggal jadiannya dari tanggal 1-31.Makanya dia hfa setiap hari hahaha" kata Tasya.
"Itu mah gak niat pacaran.Cuma niat ngoleksi mantan doang hahaha.Jangan sampe kita punya pacar yang kayak gitu nanti,kerjaannya Cuma nyakitin doang" kata gue.
"Tau tuh" kata Tasya.
"Cowok egois banget yah" kata gue.
"Bener banget!" kata Tasya.
"Cowok itu semuanya bullshit,kalo gak bullshit ya suka cowok haha" kata gue.
"Gak semuanya kok.Papa kita enggak" kata Tasya.
"Iya,papa adalah cowok paling baik yang pernah gue temuin" kata gue.
"Tapi papa gue enggak" kata Tasya.
"Emang kenapa?" tanya gue.
Lalu bell pergantian mata pelajaran berbunyi.
"Kita lanjutin nanti yah" kata Tasya.
"Okay" kata gue.
Setelah pulang kuliah,gue main ke kosannya Tasya.
"Nih ya.Papa gue itu jahat.Dia tuh suka ngoleksi istri orang dengan kekayaannya.Istri pertamanya itu ibu gue,tapi udah cerai.Nah,gue tinggal sama papa gue.Tapi sejak ada istri keduanya dia berubah,gue sering disuruh-suruh.Salah dikit kurung di kamar,salah dikit kurung di kamar.Akhirnya pas umur 12 tahun gue ngerencanain buat kabur dari rumah dengan cara gue sendiri.Gue sampe sekarang belom ketemu sama papa gue" kata Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (Diverification)
Teen FictionKetika perbedaan menghalangi kisah cinta.Apa yang seharusnya dilakukan? Jika emang berjodoh pasti akan dipertemukan kembali bagaimanapun caranya (Sorry for bad PUEBI dan bahasa yang kurang lancar Because I made this when I was on 8th grade.)