07🍃; MEMBIMBANGKAN

6 2 0
                                    

⚠️TANDAI TYPO⚠️

***

Melihatmu bahagia bersamanya bagiku membimbangkan; antara ingin menjadi jahat atau bijak, antara menikmati perih atau mengucap syukur, antara mendoakanmu yang terbaik atau mendoakanmu yang terburuk.

Tidak pasti mana yang benar-benar adalah aku.

***

haura memutuskan untuk berjalan kaki untuk sampai menemui biru walaupun dirinya yakin dengan cara berjalan kaki tidak dapat mengejar waktu yang biru berikan waktu 3 menit untuk membuang nafas saja sudah keburu habis dijalan

entahlah apa yang akan biru sampaikan nanti nya Haura tidak terlalu memikirkannya

okay mungkin ini salah satu problem yang Haura miliki, dirinya tidak bisa menyebrang jalanan raya, mau tak mau Haura harus meminta bantuan kepada orang yang sedang berlalu lalang disekitarnya

setelah berhasil menyebrang jalanan dengan meminta bantuan pastinya Haura tidak lupa untuk berterimakasih kepada orang tersebut lalu segera haura menghampiri biru yang tengah duduk dikursi taman yang sudah disediakan lebih tepatnya kursi paling pojok ditaman sana

entah mengapa lelaki itu lebih menyukai kursi yang paling pojok, menurutnya kuris paling pojok itu adalah kursi ternyaman dan dapat mengurangi bising dari orang orang katanya

tanpa menunggu waktu lama lagi Haura segara menghampiri biru dan mendudukkan bokongnya disamping biru, tidak ada satu katapun yang biru ucapnya hanya tercipta sebuah ketenganggan diantara mereka berdua

"ngapain?" final Haura yang memulai percakapan

tidak ada jawaban satu kata pun yang keluar dari mulutnya, lalu dia merongoh sakunya dan membakar satu batang rokok

"matiin atau gue pergi?" ucap Haura berusaha memulai percakapan diantara keduanya

biru menoleh kearah Haura lalu menarik Haura untuk menatap kerah biru, sehingga sekarang mereka sudah berhadapan

biru menangkup kedua pipi Haura memusatkan perhatian Haura kepada dirinya, ditatapnya dengan intens Haura oleh biru seakan akan dirinya akan menyampaikan sesuatu namun tertahan entah oleh apa

"kenapa?" tanya Haura kembali denga tangan biru yang masih menangkup erat kedua pipinya

"gue sayang sama lo hau" ucap biru nada bicara nya terdengar serius namun entah ini hanya bualan laki laki ini lagi entah sebuah kenyataan

"bullshit" jawab Haura lalu melepaskan kedua tangan biru darinya, lalu memalingkan wajahnya

"lo bilang gitu seolah olah Lo bener bener sayang sama gue, tapi nyatanya apa ru? gue ga butuh semua kata kata Lo, gue cuma butuh perlakuan Lo yang ngebuktiin kalo Lo bener bener sayang sama gue ru, gue ga butuh kata kata sampah Lo" ucap Haura dengan sedikit tawa

"maksud Lo gue ga sayang sama Lo Hau? buat waktu yang selama ini, Lo masih ngira gue ga sayang sama Lo hah?!" ucap biru dengan sedikit emosi

"TERUS MAKSUD LO DITAMAN BELAKANG SEKOLAH APA RU, APAA?!"

"Lo pikir gue ga tau apa yang Lo ucapin semuanya sama Nasya? gue tau ru, gue tau semuanya tapi gue diam kenapa? KARNA GUE SAYANG SAMA LO BANGSAT, GUE GAMAU LO PERGI TAPI SIKAP LO YANG NUNJUKIN BUAT PERGI BIRUU" sentak Haura tepat didepan biru

"Lo kira gue ga punya hati apa? gue sama ru punya hati gue sama manusia yang punya hati, sabar juga ada batasnya ru, rasa sabar gue bisa kapan aja abis buat ngadepin sifat Lo yang sulit gue fahami ru, Lo rumit buat gue perjuangin"

KATASTROFEWhere stories live. Discover now