∅7🔞

3.5K 152 13
                                    

Bagian ∅7 : hari ke 7

.
.

Happy Reading
Sorry for typo

⚠️Nsfw🔞⚠️

.
.

⩩⩩⩩

Hari ke 7, lebih tepatnya satu minggu mereka lewati untuk menjalani 'hukuman'.

Keduanya masih bergelung dibawah selimut tebal yang menutupi tubuh polos tanpa sehelai benang. Hari sudah siang, matahari sedang tinggi-tingginya. Namun keduanya masih betah berpelukan dengan tubuh yang menempel erat.

"Hoaammm.." Jeno menguap lebar setelahnya mengerjapkan matanya untuk mengusir kantuk.

"Udah bangun sayang?" Tanya Donghyuck, sepertinya lelaki itu juga belum lama terbangun terdengar dari suaranya yang masih serak.

Jeno yang ditanya hanya mengangguk, lalu menyembunyikan wajahnya didada bidang Donghyuck. Wajahnya otomatis memerah saat mengingat apa yang dilakukan keduanya semalam, terlebih ia bisa merasakan kalau mereka berdua masih sama-sama telanjang. Dan wajahnya lebih memerah lagi saat matanya menangkap beberapa bercak merah disekitar leher dan dada Donghyuck, hasil perbuatannya semalam. Ia bahkan tak sadar ikut memberikan tanda cinta ditubuh Donghyuck seperti yang dilakukan sang dominan pada tubuhnya.

"Gemes banget sih malu-malu gini" Kekeh Donghyuck, wajahnya ditenggelamkan pada surai Jeno. Menghirup wangi shampo yang digunakan si pemuda April, padahal kegiatan semalam benar-benar menguras keringat, tapi tak sedikit pun Donghyuck mencium bau tak enak dari tubuh Jeno, Donghyuck sendiri pun tak paham mengapa semakin berkeringat semakin wangi tubuh pacarnya ini.

"Hyuck" panggil Jeno setelah lama terdiam, Donghyuck berdeham menjawab. "Hm? Kenapa ayy?"

"Kita beneran pacaran kan? Udah bukan karena hukuman lagi?" Tanya Jeno malu-malu yang dihadiahi kekehan Donghyuck.

Ia jadi mengingat kembali kejadian semalam, dimana setelah kegiatan keduanya selesai Donghyuck menyatakan cintanya dan meminta Jeno untuk menjadi kekasihnya.

Yang terjadi semalam.

"Ahhh~ k—kenapa dimasukin lagi?" Jeno mendesah saat Donghyuck kembali memasukkan penisnya ke lubang surgawinya.

"Biar anget" jawab Donghyuck sekenanya.

Keduanya terdiam beberapa saat masih dengan nafas yang sedikit terengah. Lalu Donghyuck memanggil Jeno, memecah keheningan yang menyelimuti mereka.

"Jen.." panggilnya, tangannya semakin mengeratkan pelukannya pada perut Jeno yang sedang berbaring membelakanginya.

"Kenapa?" Tanya Jeno, tangannya memainkan jari-jari Donghyuck diperutnya.

"Sejujurnya, gue suka sama lu sejak kita masih kecil.." Jeno membelalakkan matanya terkejut.

"... Dulu gue pikir cuma cinta monyet doang, tapi ternyata rasa itu masih ada sampai sekarang, bahkan rasanya tiap hari tuh nambah seratus juta milyar triliun" Jeno terkekeh mendengar kata-kata terakhir Donghyuck. Lelaki yang sedang memeluknya ini memang kadang suka hiperbola, istilah lainnya mah lebay.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUKUMAN - HYUCKNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang