Chapter 2 Pertemuan Kedua

156 13 0
                                    

Sejak bertemu di sekolah, mama tidak berhenti membicarakan masa lalunya bersama tante Mina. setiap Ada barang yang yang terlihat di matanya Akan selalu Ada nama Mina tersangkut dalam ceritanya.
"Ih mama ingat waktu semester tiga lagi becanda ama tante Mina dipekarangan kampus Dan gk sengaja nginjak sepetak kecil tanaman bunga mawar, apesnya tante mirna pake sepatu sendal, emang Dari dulu gayanya slengean si. sekarang aja karena beranak dua jiwa keibuannya lebih dominant hahaha. karena tanamannya lagi banyak duri muda yg tumbuh gk sengaja nginjak Dan nempellah duri-duri muda di kaki tante mina, Dan karena hukumnya I jump you jump eh Dia narik tangan mama jadinya jatuh tersungkur Dan jidat mama yg digores ama duri. sakitnya gk berasa, malunya yang mama gk nahan, mana mama lagi PDKT ama papa. pas banget papa lagi ngumpul Sama temannya di area pekarangan yang sama"

"Ih freen, liat deh. itu snack yg terkenal banget jaman mama kuliah. sampe pernah mama ama tante mina beli 1 kardus cuma buat cemilan sambil kerjain skripsi"

"freen, denger mama ngomong kan?"

"denger ma" sambil terus kulanjutkan kegiatanku mencuci piring. ini adlah tugas yang paling kusukai. saat melihat pring kotor kucuci Dan bersih kinclong seakan-akan aku Ada sesuatu yang berat trangkat sering hilangnya kotoran piring tersebut. Puas

"senin besok kamu tungguin Becky depan pagar sekolah ya. trus temenin ke ruang guru. tante mina info Dia gak bisa ikut ngantar karena abang Becky harus kontrol ke rumah sakit"

"abangnya kenapa ma?"

"sakit"

aku menunggu, tidak Ada kelanjutan. berarti hanya sampai disitu informasi yg bisa kuterima saat ini. tidak kuperpajang. aku Akan menunggu dengan sabar. Akan Ada masa dimana mama bercerita lebih lengkap. aku hanya butuh bersabar. Dan ini Salah Satu kelebihanku

seorang gadis kurus dengan rambut ekor kuda terlihat takut-takut memasuki area pekarangan sekolah. dengan Mata yang awas melirik ke Kiri ke kanan Dan kedua tangannya memeluk erat sebuah tas kotak makanan. setiap murid yang melewatinya Akan menyempatkan diri untuk melihatnya Dari atas ke bawah. wajar saja, untuk sekolah negeri, murid cewek cantik, hidung mancung di luar standard Lokal dengan warna kulit yang Putih Dan perawakan muka seperti bule hanya Akan ditemukan Satu dibanding 500 siswa. Becky terlihat sangat mencolok bahkan utk seorang anak ingusan

"Becky" teriakku mencoba mendapatkan perhatiannya
IA melihatku. tersenyum lalu mendekatiku

"Tante udah pergi lagi?"
IA mengangguk

"Berarti kita ke ruang guru ya, Ketemu Pak Wanto."
kembali mengangguk

"ayok" pintaku mengakhiri pembicaraan Satu arah ini sambil menggenggam tangannya untuk mengikutiku.
awalnya dapat kurasakan kalau tangan itu tidak terbiasa dengan sentuhan orang asing. terasa kaku. tapi lama kelamaan aku juga dapat merasakan bahwa tangannya yang hangat sudah terbiasa dengan genggaman tanganku. begitu halus, begitu rapuh. entah kenapa dalam hatiku timbul perasaan untuk menjaga Dan melindunginya

pada saat ini tidak Ada deskripsi perasaan yang bisa kuartikan Dari pikiranku yang sederhana ini selain rasa ingin melindungi seorang yang memang butuh perlindungan. Becky adalah Teman yang harus kulindungi Dan kujaga. itu saja

Cuma KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang