Chapter 5 Boys

100 8 0
                                    

Sejak saat itu Becky selalu pulang ke rumah bersamaku. terkadang orang tuanya Akan menjemputnya di sore Hari atau kadang malam hari, tapi mereka juga terkadang mengijinkan Becky untuk menginap di rumahku. Mama juga tidak keberatan. sikap Becky yang pemalu Dan perawakannya yang seperti bule membuat mama tidak bosan memandanginya.

"persis kayak boneka freen. lucu. mama juga merasa kayak punya 2 anak kembar. yg Satu versi Pertama yang Satu lagi Pertama turbo"
"terus aku yang mana ma?" godaku
"gak penting freen... Karen dua-duanya bagus untuk dipake di alphard."
"lah" aku nyerah, omongan random mama kadang-kadang susah untuk kuikuti

selain itu Becky yang awalnya pemalu juga sekarang sudah bisa tersenyum Dan tertawa lepas di sekolah. sikapnya yang ramah juga Makin menambah nilai plus di Mata teman-teman. baik yang cewek Dan cowok.
nah, makhluk yang terakhir ini sekarang sudah mulai meresahkan

baik sengaja ataupun tidak, sikap Becky yang murah senyum Dan ramah kepada mereka diartikan berbeda oleh segelintir siswa dengan otak kecil Dan ego besar

mereka yang biasanya hanya berani untuk menyapanya, sekarang sudah bisa menghentikan Jalan Becky hanya untuk sekedar bercengkerama dengannya. awalnya Becky masih meladeni mereka atas nama pertemanan. tapi sikap mereka yang mulai menjurus ke arah possesif juga sudah cukup menyulitkan
bagaimana sikap becky?
tidak ada. IA Akan tetap meladeni mereka meski badannya bergetar ketakutan atau raut wajahnya berubah menjadi tidak nyaman. tidak Ada yang menyadarinya. Becky cukup pintar untk hanya menampakkannya sebentar saja sebelum IA memakai topeng Basa basinya

aku tidak bisa membiarkannya
seperti saat ini - Pu, Salah Satu siswa yang selalu menghadang Becky di tengah Jalan sedang mencoba mengajaknya ngobrol lebih lama
"Pu, ini sudah lewat jam istirahat. tolong biarkan Becky pergi, Dia harus makan siang"
Pu terlihat jengkel saat obrolannya dengan Becky kupotong begitu saja sambil menarik Becky ke belakangku
"kulihat Becky tidak keberatan, jika memang harus makan siang aku bisa menemaninya"
ah, anak ingusan -- benar-benar tidak peka
"tidak, Becky Akan makan siang denganku. kami selalu melakukannya. tidak Akan Ada yang berubah"
"kamu bukan siapa-siapa. minggirlah."
pu terlihat tidak sabar
"Becky sahabatku, tidak Akan kubiarkan Dia sengsara karena anak egois seperti kamu"

ternyata kata-kata itu cukup menyulut emosi Pu. Ia terlihat malu Dan mendorongku hingga terjatuh
semua siswa melihat kejadian itu Dan terkejut. tapi teriakan seorang guru cukup untuk menghentikan aksi Pu selanjutnya.

"Pu! cukup! bapak melihat semuanya, ke ruang guru sekarang. yang lainnya silahkan bubar. sebentar lagi waktu makan siang Akan segera berakhir"
sang guru mendekatiku Dan membantuku untuk berdiri
"kamu baik-baik saja?"
aku mengangguk
"bagus! kamu lanjutkan istirahatmu. kalau Pu kembali berulah langsung datangi bapak"
Aku kembali mengangguk Dan memandangi sang guru yang berbelok ke arah ruang guru menyusul Pu

Becky terlihat berdiri mematung, wajahnya terlihat pucat Dan seperti mau menangis. IA shock. aku menyentuh tangannya pelan agar IA bisa kembali fokus melihatku
"I'm fine."
"Maaf, aku tidak bisa melakukan apa-apa"
"tidak apa-apa. kejadiannya begitu cepat"
"seharusnya aku bisa melindungimu..."
"becky, semuanya sudah berakhir"
"seharusnya aku bisa menolongmu, seperti yang biasa kamu lakukan padaku"
"becky..."
"seharusnya aku bisa mengurusnya lebih baik..."
freen mengangkat kedua tangannya ke pipi Becky agar Mata mereka bisa saling bertemu
"becky... aku baik-baik saja. jangan khawatir"

tiba-tiba becky memeluk freen dengan pelan
"syukurlah freen baik-baik saja. Hal ini tidak Akan terjadi lagi. aku berjanji"

Cuma KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang