Tutor berlari mengejar Yim namun sampai dilantai satu gedung agensi itu ia tak menemukannya, Tutor mengacak rambutnya frustasi
"Siall!" umpatnya pada diri sendiri
"Kau mencari nong Yim kan?" Tutor menoleh pada seorang staf yang sedari tadi berdiri di sana
"Anda tau dimana dia?" tanya Tutor antusias
"Aku baru saja bertemu dengannya di ruangan phi Aof" jawabnya menunjuk arah belakang
"terima kasih" ucap Tutor berlalu pergi, ia tak mau membuang waktu dan kehilangan Yim lagi, dengan cepat ia berlari keruangan manajer agensinya, tanpa sopan santun lagi ia asal membuka pintu ruangan itu, namun kosong, ia tak ada siapapun di dalam ruangan itu
"Sial, apa aku terlambat lagi" entah keberapa kalinya Tutor mengumpat nasipnya hari ini, ia sudah akan berlalu dari sana namun samar-samar telinga bisa mendengar suara tangisan tertahan dari ruangan itu, dengan pelan Tutor melangkahkan kakinya kesumber suara, dan benar saja dibelakang rak berisi banyak novel series yang berjejer rapi, terdapat Yim yang duduk di lantai bersandar pada belakang rak, dia menangis namun berusaha meredam suaranya, sepertinya hatinya begitu sakit
"Yim... " panik Tutor, dia paling benci melihat air mata atau wajah ceria Yim menangis seperti ini dan paling membuatnya kesal karena yang membuat Yim seperti itu adalah karena perbuatan kejamnya
"Yim maafkan aku" ucap Tutor turun memeluk Yim namun Yim berusaha melepaskan pelukannya, tapi Tutor bersih keras memeluknya dan membawa Yim kedalam pelukanya hingga tangisan Yim tidak mampu ia tahan lagi dan menangis pilu dalam pelukan itu. Sungguh baru kali ini rasanya begitu sakit, dia sudah terbiasa dengan Tutor dua tahun belakangan ini, sudah nyaman dengan semua perlakuan lembutnya, sudah sangat terbiasa dengan semua gombalan yang selalu mampu membuatnya tersipu, dia juga sudah terbiasa akan pelukannya juga suaranya dan tiba-tiba saja Tutor menjahuinya kemarin, enggan berinteraksi, membatalkan semua jadwal dengannya hingga mengakatan bahwa dia hanya penganggu.
"Yim, maafkan aku. Aku tidak bermaksud berkata sejahat itu padamu, aku hanya cemburu kau dan phi Net. Maafkan aku yang kekanakan ini Yim, aku tidak akan melakukan hal sejahat itu lagi padamu" ucap Tutor memeluk Yim yang masih menangis melampiaskan rasa sakit hatinya yang ia pendam belakangan ini
"Yim.... " Tutor menyentuh wajah Yim dan menghapus air matanya, sebenarnya ia sedih juga namun wajah Yim saat menangis begini malah tambah mengemaskan dimatanya, mana bibirnya begitu lucu seperti anak kecil
"Aku benar-benar mencintaimu Yim, aku kemarin seperti itu karena aku cemburu karena kau begitu dekat dengan phi Net, kau selalu bisa bermain dan tertawa dengannya dan kau terlihat bisa menjadi dirimu sendiri dengannya, kau membiarkan dia selalu menyentuh wajahmu, mencubit pipimu, yang dimana aku tak bisa membuatmu seperti itu denganku" akhirnya Tutor jujur juga dengan perasaannya sendiri
"Kenapa Yim, kau selalu bisa menatap Net sedangkan denganku tidak, setiap kali aku bicara denganmu seperti ini kau tak pernah menatap mataku, setiap kali aku melihatmu kau memalingkan wajahmu? Net leluasa menyentuhmu memenang tanganmu, merangkulmu, tapi aku? Bahkan untuk menyentuh tanganmu saja aku benar-benar berjuang, aku bingung perasaanmu itu bagaimana Yim.. Aku takut aku yang salah meng... "
"Apa kau idiot!!?" Yim memotong ucapan Tutor walau berusaha menahan tangisnya, bibirnya saja masih begerucut lucu, ia menghapus air matanya yang sialnya tak mau berhenti
"Bagaimana bisa aku menatapmu lama-lama sedangkan jantungku berdetak tidak karuan! Aku jadi salah tingkah dan itu memalukan tau! Net itu teman dekatku aku tidak punya perasaan apapun padanya jadi aku santai saja di dekatnya, kalau aku tidak menyukaimu aku tidak akan membiarkanmu selalu menciumku, sialan!! Aku hanya malu, aku hanya takut salah tingkah dan terlihat aneh didepanmu!" emosi Yim yang ujung-ujungnya jujur juga walau sambil meredakan tangisnya. Tutor refleks tersenyum senang, dia begitu senang mendengar ucapan Yim
"Sudah Yim, jangan menangis, itu membuatku semakin merasa bersalah, aku juga sangat merindukanmu belakangan ini, mana bisa aku lama-lama tanpa melihatmu" jujur Tutor
"Kau menyebalkan" cemberut Yim dan sesegukan, dia sudah sangat takut hubungannya dan Tutor akan berakhir sedari kemarin
"Maafkan aku Yim, aku tidak akan cemburu lagi ke phi Net, khusus phi Net saja. Karena aku sudah tau kenyataannya. Aku juga tak ingin menghalangi pertemananmu dengan yang lain, karena aku juga sudah tau, hanya aku yang ada disini" senyum Tutor menunjuk letak hati Yim, Yim memalingkan wajahnya yang lagi-lagi tersipu hanya karena ucapan pria tampan itu
"Jangan sedih lagi, wajah imut ini tidak cocok untuk menangis" bujuk Tutor mencubit pelan pipi Yim
"Kau sangat imut tau" ucap Tutor menatap mata sembab Yim, Tutor memiringkan wajahnya mencium bibir yang mengemaskan itu, ciuman hanya hanya menyalurkan rasa rindu dan cinta tanpa nafsu apapun disana, ciuman yang begitu lembut yang mampu menenangkan hati Yim.
.
.
.Tbc
Berikan vote :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Jealous (TutorYim)
FanfictionBoys love, RateM 18+ Summary : _kenapa kau tak pernah ingin menatapku saat aku bicara denganmu? dan bisakah kau tak terlalu dekat dengannya? aku cemburu_ TutorYim, MaxNat, NetJames, zeenenuw, TutorJames, TutorNat, YimNet