Chapter 22

233 34 7
                                    

Jungkook seketika berdiri saat Chaeyoung melangkah keluar dari restoran.

"Kenapa?" Yerin melihat Jungkook dengan tatapan bingung.

Jungkook melihat Yerin dan Chaeyoung dengan bergantian, kemudian ia melihat anggota tim basket dengan tatapan serba salah. Tidak enak rasanya meninggalkan acara makan malam, namun ia tidak tenang melihat Chaeyoung pergi sendirian.

"Aku.. Aku harus pulang," ucapnya yang membuat semua orang di meja menoleh ke arahnya.

"Acara kita belum selesai," sahut Jackson dengan merasa serba salah. Ia tahu bahwa Jungkook ingin menyusul Chaeyoung.

"Chaeyoung dijemput kakaknya, kamu jangan khawatir," kali ini Jaehyun yang bersuara.

Jungkook menoleh ke arah Jaehyun dengan mata menyipit. "Setidaknya pastikan dia bohong atau enggak," ucapnya yang membuat Jaehyun mengernyit tidak mengerti.

Berbeda dengan Jungkook, ia tahu bahwa Chaeyoung tidak akan dijemput kakaknya. Setelah beberapa kali mengobrol, ia tahu bahwa hari ini bukanlah hari libur Chanyeol, jadi dia tidak mungkin di jemput.

"Aku harus antar Chaeyoung," akhirnya ia mengatakan alasannya. Jungkook memilih untuk tidak membuat alasan lain.

Semua orang terdiam, beberapa saling tatap dengan bingung. Terutama Yerin, tangan yang semula menyentuh lengan Jungkook ia turunkan perlahan dengan hati yang mencelos.

Jungkook menghela nafasnya. "Maaf, aku benar-benar harus antar dia. Seseorang yang bawa dia kesini gak bertanggung jawab untuk antar dia pulang," ucapnya yang membuat Jaehyun hampir saja beranjak sebelum kemudian Jackson menahannya.

Jackson mengangguk pada Jungkook. "Pastikan dia gak kenapa-kenapa," ucapnya yang diangguki oleh Jungkook.

Tanpa basa-basi ia berlari keluar restoran. Melihat ke kanan dan ke kiri, melangkah secepat mungkin untuk menyusul Chaeyoung.

Beruntung, Chaeyoung belum melangkah terlalu jauh.

Jungkook memelankan langkahnya, menjaga jarak di belakang Chaeyoung yang melangkah pelan di depannya.

Senyum tipis Jungkook merekah. Ia memperhatikan penampilan Chaeyoung sedari pertama ia melihatnya di restoran.

Sangat cantik. Penampilan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Walaupun hatinya sakit melihat Chaeyoung menatapnya dengan kekecewaan.

Bukankah aku bodoh? Aku selalu jadi sosok pengecut yang terus mendorongnya menjauh dengan banyak alasan.

Jungkook membatin sembari terus mengikuti langkah Chaeyoung menuju halte. Ia berdiri tak jauh dari Chaeyoung yang duduk di bangku halte, menundukkan wajahnya.

Jungkook menajamkan pandangannya untuk melihat apa yang terjadi, sebelum kemudian ia melangkahkan kakinya untuk berdiri di depan Chaeyoung.

"Kamu kenapa?" Ia bertanya dengan suara lembut.

Matanya membulat ketika Chaeyoung mengangkat wajahnya dengan mata sembab.

"Kamu.. Menangis?" Tanya Jungkook ketika ia berjongkok di depan Chaeyoung.

"Hei.. Kenapa?"

"Pergi saja!"

Jungkook terkejut ketika tangannya ditepis. Ini kedua kalinya, pertama adalah tadi ketika ia memegang tangan Chaeyoung saat ia sedang melamun.

"Maaf.. Maafkan aku," Jungkook meminta maaf untuk janji yang tidak ia tepati dan karena Chaeyoung menangis.

"Memangnya kamu tahu alasanku menangis?" Perlahan Chaeyoung mengangkat wajahnya untuk menatap Jungkook.

JUST ONE DAY [ Rosékook ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang