"Emangnya kenapa, sih? Toh, aku gak begitu kenal mereka, kan? Lagian kenapa kalau aku sama Jungkook berangkat ke sekolahnya bareng?" Aku menyandarkan punggungku di kursi dengan tangan bersedekap.
Lisa memutar matanya dan tampak sedang berpikir.
"Ya.. Enggak apa-apa sih sebenarnya," dia mengendikkan bahunya. "Cuma anak-anak lain heboh aja. Karena kamu biasanya kan gak peka tuh di deketin cowok lain, tiba-tiba jalan bareng Jeon Diam. Gimana gak heboh?"
Hah?
"Emang siapa yang pernah deketin aku?" Aku menatap Lisa dengan penasaran. Memangnya ada?
Lisa menghembuskan nafasnya dan memutar matanya bosan. "Kan? Ini nih ini.. Emang gak peka. Susah sih kulkas yang gak nyadar dirinya kulkas," Lisa berdecak sebal.
"Dih! Emang siapa yang kulkas?" Aku bertanya dengan sinis. Aku rasa aku tidak sedingin itu pada orang lain, kan?
"Emang gak cuek banget sih, tapi kalo ama cowok tuh lu terlalu biasa aja. Gak ada yang lu respon ataupun lu tolak," Lisa memainkan pensil diatas meja. Apa sih maksudnya?
"Mau respon gimana orang gak ada yang nyapa. Apalagi nolak?" Aku memukul pelan kepalanya dengan pensil.
"Aw! Udah ah capek banget berusaha bikin lu peka. Mending disuruh nguras air laut pake sendok deh," Lisa berdecak sebal dan beranjak pergi dari kelasku setelah bel masuk berbunyi.
Hah. Dia itu, memangnya aku tidak peka soal apa? Soal rumor penggemar? Lalu aku harus apa memangnya?
Sudahlah.
Aku lebih penasaran tentang apa nanti Jungkook akan datang ke atap untuk makan siang?
Aku melirik ke belakang untuk melihatnya, namun Jungkook tampak menyembunyikan wajah di balik lengannya yang terlipat diatas meja. Seperti biasa, dia pasti pura-pura tidur sambil mendengarkan musik, ya?
Jam pelajaran berlalu dan bel tanda istirahat berbunyi. Aku melirik ke belakang dan melihat Jungkook yang masih fokus pada bukunya.
Aku berinisiatif untuk menghampirinya.
"Hei!" Aku berdiri di samping mejanya dan Jungkook mengangkat wajahnya untuk melihatku.
"Ayo makan siang," aku mengangkat telunjukku ke atas mengisyaratkan tempat yang kami janjikan –atap.
"Kamu duluan, ada yang harus aku selesaikan," dia kembali fokus pada bukunya. Apa dia bilang?
"Apa? Kamu gak jadi mau makan bareng aku?" Aku bersuara cukup keras dan membuat beberapa siswa yang masih di dalam kelas menoleh ke arahku.
Jungkook memejamkan matanya dan menghela nafas. "Lima menit, aku ke atap lima menit lagi," ucapnya setengah berbisik.
Baiklah, aku hanya bisa mengangguk setuju dan pergi ke atap lebih dulu.
oOo
Beruntungnya aku, diatas atap terdapat banyak kursi lama yang sudah tidak terpakai. Namun masih bisa dan aman digunakan. Aku mengambil dua kursi dan duduk di salah satunya.
Kotak bekal berwarna putih di depanku belum mau aku buka sebelum Jungkook datang. Hingga beberapa menit berselang, dia belum juga datang.
Dia tidak bohong, kan?
Aku menghela nafas berkali-kali ketika melihat ke arah tangga dan tidak kunjung melihat Jungkook.
Setelah beberapa lama, aku menyerah. Aku membuka kotak bekalku dan berniat menamakannya saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/183557706-288-k871403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ONE DAY [ Rosékook ] ✔️
FanfictionFirst chapter : 12/05/2022 "Satu hari saja, jangan anggap aku temanmu" Pertemuan Chaeyoung dengan Jungkook memang unik. Awalnya ia kira itu hanya rasa simpati, tapi semakin lama Chaeyoung sadar ia jatuh cinta untuk pertama kalinya pada teman sekela...