Kalian boleh baca ulang chapter selanjutnya kalau agak lupa sama alurnya :> maaf yaaa, saya baru sempet bisa update lagi :>
Happy Reading~^^
**************************************
"Ini," Aku menyerahkan setumpuk buku karya Roger Evan, dimana buku-buku itu memang disarankan untuk seseorang yang ingin benar musik dengan serius. Beberapa diantaranya sudah aku baca dan memang sangat membantuku ketika belajar musik.
"Ini apa?" Ck.
"Buku," jawabku seadanya.
"Tentu," Ia memutar matanya malas dan aku tersenyum karena merasa berhasil menggodanya.
"Itu buku karya Roger Evan, kamu boleh baca beberapa atau semuanya? Terserah," Aku mengangkat bahuku. "Tapi yang pasti, itu penting untuk kamu yang mau belajar musik."
Aku melihatnya mengangguk-angguk. "Lalu, ini juga termasuk materi di kelas musik selama satu semester lalu?" Dia bertanya.
"Hm!" Aku menggeleng. "Nanti aku kasih buku catatanku, kamu bisa copy itu semua. Atau pelajari bagian yang sudah kuberi highlight aja, karena itu yang paling penting," jelasku.
"Oke, mana bukunya?" Ketika dia bertanya seperti itu dengan wajah datarnya, aku hanya bisa menggaruk bagian belakang kepalaku sembari tersenyum.
"Ketinggalan," ucapku menyengir. "Berhubung ternyata kita tetangga, nanti aku antar aja bukunya ke rumah kamu, gimana?" Aku menawarkan, mencoba untuk menjalin hubungan lebih baik dengannya.
Namun aku sangat bingung melihat raut wajahnya yng bahkan lebih datar dari sebelumnya yang sudah sangat datar.
Sepertinya aku gagal.
"Jangan, besok aja di sekolah."
"Kenapa? Bukannya lebih baik kamu bisa belajar di rumah lebih cep--"
"Kita gak seakrab itu, Ketua Kelas Musik. Jangan berlebihan," Apa katanya? Serius dia akan terus memanggilku 'Ketua kelas musik' seperti itu?
"Apa? He-hei!" Aku refleks berteriak ketika melihatnya sudah berlalu dari hadapanku. Beberapa orang yang berada di perpustakaan melihat kearahku dengan jari telunjuk di mulut. Mereka menatapku dengan tatapan kesal dan aku membungkuk untuk meminta maaf.
"Jungkook!" Aku memanggilnya dengan suara yang lebih pelan.
"Hei!" Setelah berhasil mengejarnya di luar perpustakaan, aku menarik tangannya dan membuatnya menoleh menatapku dengan alis berkerut.
"Kamu ini kenapa, sih? Sebenci itu kamu sama aku?"
"Ap--"
"Jangan bicara dulu," aku memotong ucapannya yang sudah pasti akan sangat sinis.
"Oke. Aku gak akan ke rumah kamu, sama sekali. Tapi kamu gak harus manggil aku Ketua Kelas Musik terus, kan? Aku Park Chaeyoung," aku mengulurkan tangan kananku padanya dan raut wajahnya tampak terkejut, kemudian mengernyit bingung.
Semakin lama aku memperhatikannya, aku jadi lebih tahu bahwa Jungkook ini jarang berbicara, namun raut wajahnya selalu menunjukkan perasaan aslinya. Aku bisa tahu dia marah atau kesal hanya dari raut wajahnya.
Well.. Sebenarnya hanya kedua ekspresi itu yang selalu dia tunjukkan padaku.
"Sekarang, sudah aku beri tahu namaku, kan? Ingat-ingat dan mulai sekarang panggil aku Chaeyoung, oke?" Aku menarik tangan kanannya dengan paksa dan menyalaminya.
![](https://img.wattpad.com/cover/183557706-288-k871403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ONE DAY [ Rosékook ] ✔️
FanfictionFirst chapter : 12/05/2022 "Satu hari saja, jangan anggap aku temanmu" Pertemuan Chaeyoung dengan Jungkook memang unik. Awalnya ia kira itu hanya rasa simpati, tapi semakin lama Chaeyoung sadar ia jatuh cinta untuk pertama kalinya pada teman sekela...