Kebahagiaan

656 12 0
                                    

Dirrana mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum tiba-tiba melonjak dari atas ranjang yang baru saja Ia tempati untuk tidur.

Ia langsung berlari menuju kamar mandi yang terletak dikamar pribadinya dengan terburu-buru.

Senang dan bahagia, adalah kata yang cocok untuk mengungkapkan perasaannya sekarang. Terlebih jika melihat agendanya hari ini.

Nge-date seharian dengan Keindra, mengundang sejuta bahagia yang tersimpan indah dalam hati Dirrana. Maklum saja, Dirrana tak mempunyai banyak waktu untuk bertemu dengan kekasihnya tersebut karena ayah dan ibunya sangat melarangnya untuk bertemu Keindra. Entah mengapa.

Dan lihat, hari kemarin sampai besok lusa, oranng tuanya akan sibuk bekerja diluar kota untuk mengurusi cabang-cabang perusahaan mereka atau apalah. Dirrana tak mau ambil pusing tentang hal tak penting itu. Yang menjadi pikirannya sekarang adalah, bagaimana Ia bisa berpenampilan sangat-sangat baik didepan kekasih tercintanya itu.

Helai demi helai pakaiannya yang semula tertata rapi dilemari pakaian miliknya, berhamburan ke lantai karena sang pemilik tengah rusuh mencari baju yang cocok yang akan Ia kenakan dihadapan salah satu orang terpenting dalam hidupnya--Keindra.

Beberapa menit setelah mengacak-acak dan melempar pakaiannya kesana kemari, Dirrana akhirnya mencoba memakai chiffon berwarna baby pink ditambang hot pants yang tak terlalu pendek. Tak hanya itu, sepatu flat yang bertengger dirak sepatu diluar kamar pribadinya pun menjadi alas kaki yang akan Dirrana kenakan.

Ting tong. . .

Suara bel segera menyergap keseluruh arah didalam bangunan yang dapat disebut sebagai Paffeerleno's house.

For Your Information, Paffeerleno adalah nama keluarga atau sekaligus nama belakang milik Dirrana.

"Iya. . .sebentar," dengan tergesa-gesa Dirrana menghampiri pintu untama rumahnya yang bercat putih.

"Siap?" semprot Keindra dengan senyuman manis yang menempel pada bibirnya. Sehingga membuat kedua lesung pipinya terlihat jelas oleh Dirrana.

"Siap dong!" seru Dirrana yang matanya memancarkan kobaran api semangat.

"Let's go to be happy, honey," ajak Keindra seraya mengamit lengan Dirrana dengan lembut.

♥__★__♥

"Sugar, aku nggak bisa liat jalan nih," gerutu Dirrana ketika matanya ditutupi oleh sehelai kain yang cukup tebal, sehingga Dirrana tak dapat melihat jalan yang akan Ia tapaki.

"Aku tuntun, honey," ujar Keindra lembut sembari memeluk pinggang Dirrana dan menuntunnya.

"Yang bener nuntunnya. Ntar aku jatuh gimana?" tanya Dirrana sambil berdecak sebal.

"Kamu kan udah jatuh, honey. Jatuh cinta sama aku maksudnya," goda Keindra dengan senyuman jahil, seakan-akan Dirrana dapat melihat senyumannya.

"Dih terserah deh ah,"-Dirrana tersipu malu mendengar godaan Keindra yang sangat sesuai dengan kenyataan.-"kita mau kemana sih?"

"Kamu bawel ah. Udah bagus aku tuntun," jawab Keindra serata memonyongkan bibirnya.

"Yeeehh, pantes kan aku nanya kek gituan. Ngeliat majalah pria dewasa dimobil kamu beberapa hari lalu," gerutu Dirrana kesal.

"Aku rasa. . .semua cowok pasti punya majalah kek gituan, honey. Kenapa sih? Kamu cemburu ya?" goda Keindra.

Dirrana mendengus kesal. "Siapa juga yang cemburu," elaknya.

"Eh, udah ah. Kita udah sampek nih. Aku buka yah penutup matanya?" tanya Keindra yang membuat Dirrana menghentikan langkahnya.

"Daritadi kek," gumam Dirrana lirih diikuti wajah kesal dan bibirnya yang mengerucut lucu, kontan membuat Keindra gemas padanya.

"Waaaaahh, bagus banget. Darimana kamu nemuin tempat bagus kek gini?" tanya Dirrana penasaran dengan pancaran mata berbinar khas yang Ia miliki.

"Rahasia," balas Keindra sembari mengulum senyuman dibibirnya.

"Tuh kan. Mulai lagi. Main rahasiaan-rahasiaannya diudahin dulu dong, sugar," rengek Dirrana.

Lagi-lagi Keindra tersenyum tipis menanggapi rengekkan kekasihnya yang semakin membuatnya gemas ingin mencium bibir merah muda milik kekasihnya tersebut. "Jangan kayak kecil deh ah. Sebenernya aku kesini tuh, mau ngasih seuatu ke kamu, honey," ungkapnya tanpa basa-basi.

Dirrana mengernyitkan dahinya bingung. "Sesuatu, apa?"

Setelah mendengar pertanyaan Dirrana, Keindra langsung berjongkok dengan sebelah kaki yang menjadi tumpuannya. "Aku. . .mau ngasih ini," ucapnya sambil menyodorkan sebuah kotak kayu kecil yang baru saja diambil Keindra dari dalam saku celananya. Kotak kecil berbahan dasar kayu tersebut berisi liontin berwarna silver dengan bandul yang berbahan dasar batu berlian berbentuk hati dengan ukiran yang cukup rumit.

Dirrana tersanjung sehingga membuat pipi putih langsatnya berwarna merah.

Keindra berdiri dan menatap gadisnya lekat. "Aku pakein ya?"

Dirrana mengangguk menyetujui. "Kamu sok romantis deh."

"Biarin deng. Yang penting bisa liat pipi kamu yang nge-blush itu, aku mau ngelakuin apa aja, honey," balas Keindra seusai mengalungkan liontin yang Ia beli khusus untuk gadisnya tersebut.

Pipi Dirrana yang makin memanas, menandakan bahwa warna merah dipipinya makin menjalar keseluruh wajahnya.

"Kamu tau nggak, honey? Aku paling suka loh, liat pipimu yang kayak kepiting rebus itu. Mangkannya aku paling suka ngegodain kamu," kekeh Keindra sembari memeluk pinggang Dirrana dari samping.

"Apaan sih kamu," kata Dirrana dengan nada yang pura-pura dibuatnya kesal agar menyembunyikan kemerahan pipinya.

"Jangan ngambek ah. Ntar aku cium lo. Nggak tanggung-tanggung deh aku nyium pipi kamu. Sekalian bibir ka-WADAW!" pekik Keindra kesakitan karena dengan semangatnya Dirrana memukul bahunya.

"Jangan mesum deh," tegas Dirrana yang memberikan tatapan lasernya pada Keindra.

"Iya-iya deh. Emb, kamu mau tau nggak apa arti liontin yang kamu pake sekarang itu?" tanya Keindra tak kuat menahan tatapan laser dari gadisnya.

Tatapan Dirrana akhirnya melembut kembali, disusul anggukan kepala gadis itu yang kelihatan sangat bersemangat.

"Liontin yang warnanya silver itu, nunjukin cintaku yang suci ke kamu, honey. Sedangkan bandul berlian yang terkenal mewah dan mahal itu mencerminkan cinta mewahku dan mahalku yang semata-mata cumak buat kamu, honey. Dan terakhir, bentuk hati dari liontin yang berbahan berlian itu menggambarkan kalo hati aku udah aku letakin didiri kamu. Dan bisa kamu bawa kemana aja. Intinya, ONLY YOU in My heart, honey," jelas Keindra dengan senyuman manis nan tulusnya.

Mata Dirrana berbinar seketika setelah mendengar penjelasan dari Keindra. "Emb, hatiku juga ONLY YOU, sugar."

♥__★__♥

Yes, akhirnya bisa ngetik satu chapter dari cerita abal orang tuanya tokoh gue yang ada dicerita Vania. *ini promosi*

VOMMENT loh guys. Gue baik nih, ngabuburut bukannya ngabisin uang buat jalan-jalan ama belanja, malah berusaha ngetik nih chapter. (Gue lagi bokek soalnya). *ini curcol*

Okelah, dari pada kebanyakan bacot, lanjitin aja bacanya...
→→→

[GF1] Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang