Bab 3 : Kenyataan Pahit

5.5K 413 250
                                        

Bestie, please jangan silent reader dong.

Yuuk ramein kolom komentar dan vote biar aku semangat lanjutkan ini cerita.

Happy Reading💗

---------------------------------------------------------

Kehidupan tidak selalu manis, tapi setiap luka mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat.

Pelabuhan Hati

🕊🕊🕊

Lampu start menyala merah, membuat semua mobil bersiap. Aku mengencangkan sabuk pengaman dan meraih setir dengan erat, mataku fokus pada lintasan di depan. Di luar, suara sorakan dari para penonton semakin menggema. Cahaya lampu neon yang berkilauan membuat suasana semakin memanas.

Jantungku pun berdebar kencang, tetapi aku memaksa diriku untuk tetap tenang. Kali ini bukan hanya soal membuktikan siapa yang terbaik, tetapi soal menjaga harga diriku. Richard mungkin punya mobil yang lebih bertenaga, tetapi aku tahu lintasan ini lebih baik darinya.

Kini lampu hijau pun menyala, dan kami meluncur seperti panah yang dilepaskan dari busurnya."Keep your speed in check, don't get distracted, Shabira," gumamku pada diri sendiri. (Jaga kecepatanmu, jangan sampai terganggu, Shabira)

Richard mencoba mendahuluiku di tikungan pertama, tetapi aku dengan cepat mengambil jalur dalam, membuatnya kehilangan momen.

Sorakan semakin keras saat kami melaju di lintasan lurus. Richard terus mengejarku, bumper depannya hanya beberapa inci dari belakang mobilku. Namun aku tetap fokus, mataku terpaku pada lintasan di depan.

"Not this time, Richard," bisikku sambil menambah kecepatan.

Di tikungan terakhir, Richard mencoba manuver yang sama, tetapi aku sudah menduganya. Aku mengambil jalur yang lebih sempit, membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendahuluiku. Dan saat garis finish mendekat, aku melaju dengan kecepatan penuh, meninggalkan Richard jauh di belakang.

Sorakan penonton pun menggema di seluruh lintasan, membuatku tersenyum bangga. Kali ini aku menang lagi.

Aku pun keluar dari mobil dengan napas terengah-engah. Nicko dan anggota geng lainnya langsung menghampiriku, memberikan tepukan di punggung.

"Sha, you're amazing!" seru Nicko, suaranya penuh kekaguman.

Aku hanya tersenyum tipis, mataku mencari Richard yang masih berada di dalam mobilnya. Beberapa detik kemudian, dia keluar dengan wajah masam.

"You won again," katanya singkat, suaranya terdengar berat.

Aku mendekatinya, menatapnya dengan ekspresi datar. "Richard, this is the second time. Accept the fact that I'm better than you." (Richard, ini yang kedua kalinya. Terimalah kenyataan bahwa aku lebih baik darimu.)

Dia tidak menjawab, hanya membuang muka dengan kesal. Tapi aku bisa melihat rasa hormat yang perlahan muncul di matanya. Tidak seperti kemarin, sampai hampir merusak pintu mobilku.

Kini suasana mulai sepi. Para penonton membubarkan diri, dan hanya tinggal beberapa mobil yang masih parkir di sekitar lintasan. Aku duduk di dalam mobil Nicko, mencoba mengatur napas setelah adrenalin yang meluap-luap selama balapan.

Pelabuhan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang