Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Halo! welcome di lapak Spin-off Takdir Kamu 1 & 2! 😍
Sudah punya novel Takdirku Kamu belum nih? Jangan lupa belii novelnya ya bestie🤍
FYI ini cerita Pelabuhan Hati ini menceritakan anaknya Andre & Felicia, dan juga Alvaro anaknya Nadira & Arvin. So, untuk alur & konflik hanya fokus ke kehidupan tokoh utama saja.
JIKA KAMU TIDAK SUKA DENGAN ALUR CERITA INI, LEBIH BAIK TINGGALKAN & GAK USAH BACA. JANGAN KOMEN MENGHUJAT, BOLEH MEMBERI SARAN & KRITIK TAPI YANG MEMBANGUN 🤍
YANG SELALU KASIH VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP BARIS KALIMAT. SEMOGA ALLAH PERMUDAHKAN SEGALA URUSAN DAN DIPERLANCAR REZEKINYA. AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN.
UNTUK TOKOH VISUAL BEBAS BAYANGIN SIAPA AJA. TAPI INI YANG COCOK MENURUT AKU MENJADI SHABIRA & ALVARO 👇
Firgaaa (Selebgram Indonesia) as Shabira Deiren Umzey🤍
Chen Zhe Yuan (Aktor Drachin) as Alvaro Danendra Pratama🤍
HAPPY READING BESTIE 🦋✨
----------------------------------------------------------
Weekend merupakan hal membahagiakan bagi semua orang. Termasuk diriku. Biasanya aku selalu touring dengan teman-teman menjelajahi tempat wisata yang berada di beberapa kota yang ada di negara Jerman sampai menginap beberapa hari. Akan tetapi, kali ini aku hanya menjelajahi kota Frankfurt sendirian dalam waktu sehari saja dengan mengendarai mobil pribadi kesayanganku.
Tempat pertama yang aku kunjungi yaitu
Sungai Main di Kota Frankfurt. Suasana cerah dan sejuk di musim panas menuju kemarau menyelimuti kota Frankfurt di bulan Oktober ini. Kurasa sangat cocok untuk berjalan-jalan di pinggir sungai.
Sungai Main kali ini tampak jauh lebih indah dilihat. Sehingga bibirku tertarik untuk tersenyum melihatnya. Karena merasa lelah berjalan-jalan di pinggir sungai, aku memutuskan duduk santai di kursi yang tersedia di sini. Di sekitar sungai, ada juga taman atau rumput yang biasanya pada saat musim panas sering dijadikan tempat piknik.Melihat pemandangan sungai yang indah ini, rasanya aku ingin mengobrol dengan seorang lelaki yang sudah ku taksir dari lama, lebih tepatnya sejak di bangku sekolah dasar. Bahkan sampai sekarang berusia 25 tahun pun aku masih mencintainya.
Entah sudah berapa kali aku terang-terangan menyatakan perasaanku padanya, baik secara langsung ataupun lewat chat. Namun, dia selalu menganggapku seorang adik dan tidak lebih. Bisa dibilang aku terjebak di fase adik-kakak zone, sungguh menyebalkan memang.
Aku merogoh handphone dari jaket kulitku yang berwarna hitam, lalu menghubungi panggilan video call di aplikasi WhatsApp. Terlihat jam di handphone ku menunjukkan pukul 10.00 pagi itu artinya di Jakarta pukul 16.00 sore karena Jakarta lebih cepat 6 jam dari Jerman.
Satu panggilan video call dariku tidak terjawab, aku mencobanya lagi. Dan akhirnya diangkat. Aku pun mencoba tersenyum manis berharap dia akan tersenyum juga menatapku, namun senyumanku memudar ketika yang terlihat hanya sebuah tembok berwarna putih. Entah sudah berapa kali, kalau aku melakukan panggilan video call pasti kameranya selalu diarahkan ke tembok atau ke arah ruangan lain.
"Halo! aku mau ngobrol sama manusia ya, bukan sama tembok!" ucapku kesal seraya mencebikkan bibirku.
Hening. Tidak ada suara apapun. Tentunya membuatku semakin kesal.
"Assalamualaikum! Hello, is there anyone?" keluhku sembari mendengkus kesal.
"Wa'alaikumussalam ada, kenapa Sha?" balasnya tanpa memperlihatkan wajahnya.
"Show me your face! Masa Abang doang yang lihatin muka Sha?"
"Aku nggak lihat muka kamu kok. HP nya sengaja aku letakan di rak buku, dan kameranya diarahkan ke tembok. Aku cuma lihatin buku-buku doang."
Aku menepuk jidat. Bisa-bisa nya dia mengangkat panggilan video call ku, namun yang dilihat hanya buku ketimbang dengan muka ku.
"Kenapa sih Bang, nggak mau lihat muka Sha? Sha, jelek ya?" Pertanyaan ini sudah lama ingin ku tanyakan. Karena setiap aku melakukan panggilan video call selalu di reject, sekalinya diangkat selalu seperti ini. Padahal aku hanya ingin melihat wajahnya, apalagi sudah enam tahun kami tidak bertemu. Dan selama itu aku hanya bisa memandangi fotonya saja.
Terdengar helaan napasnya. Kemudian dia berkata,"Sha, mau bertemu langsung ataupun tidak. Aku hanya ingin menjaga pandangan dari yang bukan mahram. Sebenarnya aku nggak mau mengangkat panggilan video call kamu ini, tapi karena takut penting jadi terpaksa diangkat."
Aku terdiam sejenak memikirkan perkataannya. Dia memang lelaki yang cukup paham dengan agama ketimbang denganku yang jauh dari kata salihah. Aku memakai hijab saja sebulan yang lalu itu juga karena permintaan Mama dan Papa. Memakai pakaian pun belum syar'i, apalagi ibadahku belum istiqomah.
"Sha, alasanku tidak pernah menatap mukamu bukan karena kamu tidak cantik. Tetapi, aku hanya takut menikmati sesuatu yang belum menjadi hakku."
Aku tersenyum mendengarnya. "Kalau begitu, nikahi aku saja. Aku ikhlas ridho lillahita'ala menjadi istri kamu. Abang Al, mau nggak jadi suami aku?"
Lelaki itu langsung memutuskan panggilan video call dariku. Meskipun dia belum mencintaiku, aku tidak akan menyerah. Sebab dalam kamus hidup seorang Shabira Deiren Umzey dilarang pantang menyerah menaklukkan hati Alvaro Danendra Pratama sebelum janur kuning melengkung!
_Pelabuhan Hati_
📝Nur Hoiriah
📄Kuningan, 2 Desember 2023Bestie, gimana prolog nyaaa?
Seru gak? Huhu semoga ngefeel yaa😭🤍
Penasaran dengan Bab 1 nyaa??
Spam komen next di sini
Syarat : Tembus Vote 100 dan komen 500 bakalan lanjutt...
Aku bakalan lanjut kalau syarat sudah terpenuhi🥰🙏
Mohon untuk dukung cerita ini dengan memberikan vote dan komen.
Jangan lupa follow akun IG @shabira.wp dan @nurhoiriah16_ untuk info cerita ini.
Makasih udah berkenan baca cerita Shabira🤗
Jangan lupa baca Al-quran 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Hati
SpiritualSpin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan. Baginya, itu anugerah walau tidak bagi sosok yang saat itu mengatakan .... "Maaf. Aku tidak mencinta...