POV lulu
********Hari ini tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya, tidak ada bahagia, tidak ada senang, tidak ada senyuman. Semuanya kosong. "Hari ini, hari pertama kamu belajar di sekolah yang baru. Jangan bikin saya malu, berbaur dengan yang lain." Ucap papah, hubunganku dengan papah tidak sedekat kebanyakan keluarga. Aku anak tunggal, mamah meninggal setelah berjuang melahirkan aku, dan papah benci fakta itu.
Papah juga udah punya keluarga barunya dari dulu, mungkin dari aku masih sangat kecil dan aku tidak perduli. Bisa dihitung papah ke rumah setahun sekali.
"Kamu dengar saya tidak." Sarkas papah,
"lulu ga pernah nyari masalah, mereka yang nyari gara gara." Ucapku, karna memang aku tak pernah mencari masalah, masalah yang selalu mencari aku.
"jangan ngebantah. Masih untung kamu saya anggap anak." Bentak papah, aku hanya tertunduk tak berani membantah.
Semua semakin memburuk dikala kecelakaan itu terjadi, yang dimana kejadian itu masih membekas, membuatku sangat trauma akan itu. "Makin hari makin susah diatur. Saya tidak akan pernah datang lagi ke sini. Saya tidak pernah punya anak sepertimu. Saya akan memberi rumah ini untuk kamu, karna saya tidak mau berusuran denganmu lagi. Ini yang terakhir." Ucap papah,
"sejak kapan anda menganggap saya anak?bagus, memang begitu cara kerjanya. Kalian meninggalkanku di dunia yang kejam ini, tapi itu lebih baik ketika anda meninggalkan saya." Ucapku menahan tangis
"anak kurang ajar." Bentak papah sambil menamparku, aku hanya diam. Tidak berani melawan.
.
.
.
.
Skip
.
.
.
.Sekolah baru, lingkungan baru, suasana baru dan teman baru. Eh, tunggu. Teman?sejak kapan aku punya teman.
Aku masuk ke sekolah dengan tenang, mereka banyak yang menggunakan mobil keren. Orang tua itu kenapa mindahin ke sekolah yang mahal si, padahal dia tau kalo aku membiayai diriku sendiri.
Berhubung aku murid baru, jadi aku langsung mencari ruang kepala sekaloh.
Aku terus berjalan sambil mencoba mencari ruang kepala sekolah.|| Brukkkk ||
aku merasakan sakit dibagian pantatku, aku memandang sebentar orang itu. "Ya ampun, maaf maaf. Aku ngga liat, sini aku bantu." Hebohnya, aku langsung berdiri tanpa menerima uluran tangannya, aku langsung berjalan pergi.
"Yeeeee songong banget siii." Teriak dia dan aku tak peduli.
Aku terus mencari sampai aku menemukan mading, dan beruntungnya aku, disini ada denah sekolah. Aku langsung bergegas ke ruang kepala sekolah.
|| Tok tok ||
"permisi." Salamku
"ayo masuk aja, duduk dulu nak." Ucap kepala sekolah, aku hanya mengangguk sembari tersenyum
"kamu lulu ya?murid pindahan itu?" Tanya kepala sekolah, aku hanya mengangguk.
"Kamu masuk di kelas 11 IPS 2 ya, nanti ada guru yang menjemput kamu." Ucap kepala sekolah,
"iya pak." Ucapku pada akhirnya.
Pada akhirnya aku menunggu agak lama di ruang kepala sekolah ini dan akhirnya aku dan guru yang entah siapa dia, kita berjalan menuju kelasku. Aku ikut masuk ketika guru itu masuk.
"Anak anak, kalian kedatangan temen baru. Lulu silakan perkenalkan diri kamu." Ucap Bu guru
"saya lulu, pindahan dari SMA Pelita." Ucapku
"hanya itu?" Tanya gurunya, aku hanya mengangguk
"baik, kamu silakan duduk disebelah Chika." Ucap bu guru