POV LULU
Aku mengobati lukaku sendiri, mungkin besok aku tidak ke sekolah. Dan mungkin seharian akan bekerja saja. Rasanya semuanya sangat sakit, benar benar sakit. Tapi aku tidak bisa berdiam diri, karna itu akan membuatku memikirkan hal hal bodoh. Hp ku terus berdering, itu panggilan dari Chika, tapi aku tidak bisa mengangkatnya sekarang.
*********
Aku hanya bisa memandangi jendela yang nampak membosankan, sama seperti hidupku.
.
.
.
.Skip
.
.
.
.Sudah 3 hari aku menghilang, lebih tepatnya aku bersembunyi. Aku tidak mau teman temanku khawatir dengan kondisiku. Dan hari ini aku memutuskan untuk bersekolah kembali.
Ini masih sangat pagi, dan aku langsung menidurkan kepalaku. Setidaknya ini lebih baik. "luluuuu..." Teriak seseorang, ini Chika, aku sudah hafal dengan suaranya. Dia langsung memelukku,
"aku khawatir banget sama kamu." Tangis Chika,
"aku gapapa." Jawabku seadanya
"kenapa pake masker?" Tanya Chika, aku menggeleng.
"Ada pr ga?" Tanyaku untuk mengalihkan perhatian, dia menggeleng.
"Lohhh, astaga lulu. Akhirnya.." ucap Gracia, aku cuman ngangguk.
"lulu.. kita minta maaf." Ucap Shani,
"aku gapapa. Udah lupain aja." Jawabku.
"Itu beneran papah kamu lu?gila, saiko banget. Masa sama anak sendiri kaya gitu." Tanya Gracia, aku hanya tersenyum.
"Mamah nyuruh makan malem dirumah. Kalian bertiga harus mau." Ucap Chika tiba tiba
"aku ijin orang rumah dulu ya, biar ga usah masak kesukaanku dulu." Ucap Gracia,
"kamu ci?ikut kan?" Tanya Gracia
"aku ga bisa deh Chik. Malem ini aku ada janji sama keluargaku." Jawab Shani
"haaa?kok Cici ga bilang?acara apa?" Tanya Gracia,
"kepo banget." Goda Chika, aku hanya diam. Aku sudah benar benar tidak mempunyai siapapun sekarang. "Kalo ci Shani ga ikut, aku ga ikut deh. Nanti gada yang nganter aku pulang." Ucap Gracia, butem.
"lulu?" Tanya Chika,
"aku ga bisa." Jawabku, aku hanya tak ingin terlalu dekat dengan mereka.
"isssh, ga mau tau. Kamu harus mau." Paksa Chika,
"aku ada urusan. Aku pergi dulu." Ucapku yang langsung pergi, aku pergi ke perpustakaan. Semoga aku bisa menenangkan hatiku disini, aku perlu waktu untuk bisa menstabilkan perasaanku yang sedang campur aduk ini.
Setelah ku kira cukup, Lebih tepatnya waktu kosongnya udah abis, aku kembali ke kelas, dan langsung disambut Chika. Aku duduk dengan tenang, "ga mau tau, pokoknya kamu harus mau." Bisik Chika,
"acara apa si Chik?aku banyak kerjaan." Ucapku,
"acara kalo kamu udah balik." Jawab Chika,
"ga jelas banget, ya udah aku ikut. Tapi malemnya, sorenya aku mau ke Pantai ada kerjaan soalnya." Ucapku
"aku ikut dong." Pinta Chika
"gadaaaa. Nanti malah bikin repot." Tolakku,
"engga kok, serius deh." Ucap Chika,
"ya udah, pulang sekolah ganti baju terus langsung ke pantai. Nanti disana diem aja, banyak orang soalnya. Kalo ada apa apa langsung teriakin nama aku aja." Ucapku,
"makasih lulu, yes. Ci aku mau ke pantai lohhh." Pamer Chika,
"bocil banget sii, untung aja lulunya mau. Coba kalo engga, nangis tuh pasti." Ucap Gracia,
"Shani, Gracia, soal feni. Makasih buat yang kemarin." Ucapku tulus,
"ih, kok ga makasih ke aku si. Aku loh yang ngabarin ci Shani, makasih ke aku cepet." Ucap Chika
"irian banget si jadi orang." Ucapku datar,
"Chika makasih udah nolongin saya." Ucapku
"nyebelin banget si, bodo amat aku ngambek." Rajuk chika,
"dihh." Sinis Gracia.
.
.
.
.Skip
.
.
.
.Sekarang aku dan Chika sudah ada dipantai, "inget yaa, jangan jauh jauh. Aku kerja dulu." Ucapku memperingati,
"iya iya, bawel banget sii. Aduh jadi makin sayang deh." Ucap Chika,
"najis Chik." Ucapku.
"Udah ah, aku kerja dulu yaaa. Kalo main air jangan ke tengah tengah." Nasehatku. Aku mulai memotret apa yang ingin client minta, client sering minta difoto di view yang menurutku kurang, tapi ya gimana yaaa. Namanya juga aku di sewa, jadi ngikutin apa maunya.
"luluuuu..!!!!!!" Teriak seseorang, aku langsung mencari sumber suaranya, karna aku takut itu Chika.
"luluuu, tolonggg." Teriaknya lagi, benar itu Chika. Aku melihat Chika sedang terombang ambing dengan kuatnya ombak. Aku langsung berlari untuk menolongnya,
"Chik, hey tenang." Teriakku, aku langsung berenang dan menangkap tubuh Chika, aku berusaha membawa Chika ke bibir pantai. Ada beberapa yang ikut menolong, dan ada yang hanya melihat aja.
"Udah, udah tenang Chik." Ucapku,
"makasih semuanya." Ucapku tulus,
"kenapa ke tengah segala si, jadi tenggelem kan." Omelku,
"aku kira ga bahaya." Jawabnya berkaca kaca,
"udah yaa, aku ga marahin kamu kok. Udah, yuk ganti baju. Nanti kamu demam lagi." Ajakku,
"kerjaanmu?" Tanya Chika,
"kita ganti dulu yaa, abis itu aku lanjutin kerjaan aku bentar. Engga papakan?" Tanyaku, Chika hanya mengangguk.
Aku dan Chika langsung mengganti pakaian, dan aku langsung melanjutkan pemotretanku.
Aku diam diam memotret Chika, dia sangat cantik. Tapi aku tidak akan memberi taunya, nanti bisa besar kepala.🐣