3

624 61 8
                                    

POV Lulu

"iya, udah janji sama Chika. Paling nanti aku pulang dulu buat ambil baju sama nyalain lampu rumah." Jawabku.


















*******

Aku sekarang udah ada dirumah, ini jam 9 malem, aku ijin ke Tante Aya buat pulang bentar. Aku juga harus nyelesein foto yang client aku minta. Bawa ke rumah Chika ajalah ya. Aku bersiap buat ke sana lagi.

"Hallo Tante." Sapaku

"udah ambil bajunya lu?" Tanya Tante, aku cuman ngangguk.

"Tadi Chika kebangun, nyariin kamu sampe nangis. Tuh anaknya kekeh tidur di sofa buat nungguin kamu." Ucap Tante Aya,

"maaf ya Tante, tadi Lulu sempet kerja bentar. Sekali lagi maafin Lulu ya Tan." Sesalku.

"Loh kamu kerja?kerja apa?" Tanya Tante Aya,

"cuman gini Tante, kerja motoin orang. Atau kalo ga sesuai permintaan client mau gimana. Maklum Tan, aku harus cari uang sendiri." Jawabku,

"ya ampun nak, jadi anak Tante aja ayo. Biar kamu fokus sekolah aja." Ucap Tante Aya,

"aku udah biasa Tante." Ucapku dengan sedikit tertawa.

Kita langsung ke arah sofa. "Chika sayang, bangun nak, lulu udah ada disini. Yuk pindah, nanti makin sakit loh." Ucap Tante Aya

"Tante istirahat aja, biar Chika aku yang urus." Ucapku

"ya udah, Tante titip Chika ya." Ucap Tante.

"Chika, bangun yuk. Pindah, nanti sakit punggungnya." Ucapku

"eemh.." eluh Chika

"yuk bangun, aku udah ada disini." Ucapku, Chika langsung memelukku, aku hanya diam.

Kita udah ada didalam kamarnya Chika. Dia langsung tidur, dan aku langsung menyelesaikan pekerjaanku.
.
.
.
.

Skip
.
.
.
.

Pagi harinya, Chika memaksa untuk berangkat sekolah. Jujur saja aku merasa aneh, jadi seperti ini rasanya jika kita mempunyai seorang adik?

"Tante tenang aja, pasti lulu jagain Chika disekolah." Ucapku untuk menenangkan.

"Ya udah mamah ijinin kamu sekolah, tapi inget, harus nurut sama lulu." Ucap Tante Aya

"yey, makasih mamah Aya yang paling cantik." Girang Chika, aku hanya tersenyum.
.
.
.
.

Skip
.
.
.
.

Dikelas kita cuman duduk diem nunggu yang lain dateng, "chikaaaa..emang udah sembuh?" Tanya Shani

"udah ci, makannya mamah ngebolehin." Jawab Chika, aku tidak perduli sebenarnya

"Boong banget." Timpal Gracia, aku hanya senyum mendukung ucapan Gracia.

"Nanti kalo ga kuat kita ke UKS aja ya." Ucap Shani, Chika hanya mengangguk.

Siang ini, aku berencana ke kantin untuk membelikan Chika air minum, "kamu tunggu bentar yaa. Aku susul Gracia sama Shani dulu. Aku lupa ga bawa minum." Ucapku

"jangan lama lama yaaa." Ucap Chika, aku mengangguk.

Aku menyusul Gracia sama Shani dikantin, tapi sayang banget dihadang sama antek anteknya Feni itu. "Ada apa ya ka?" Tanyaku sopan

"ga usah banyak bacot." Ucap salah satu, tiba tiba mereka langsung ngunci pergerakan ku dan menutup mataku dengan kain.

Aku berontak, ini gada yang nolongin apa gimana si?heran banget. Aku terus berontak, sampai pada akhirnya kita berhenti, mereka melepaskan ikatannya dan penutup mataku.

RumahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang