PROLOG

171 17 1
                                    

fifoldaraa proudly present;

— ℬehind the ℛeputation —

Dedikasi untuk kehidupan saat ini bukan tentang bagaimana cara manusia itu bahagia. Senyuman biasanya tercipta saat orang lain puas atas apa yang dilakukan, bangganya dan hormatnya kepada sang empunya pencapaian. Kadang tanpa disadari, hidup hanya untuk menghantarkan kepuasan satu sama lainnya. Ketentraman hati akan di nomor belakangkan dan yang menjadi bagian terdepan hanyalah sebuah nama baik, pandangan orang lain, dan rasa hormat publik yang sering kita sebut sebagai reputasi.

 Ketentraman hati akan di nomor belakangkan dan yang menjadi bagian terdepan hanyalah sebuah nama baik, pandangan orang lain, dan rasa hormat publik yang sering kita sebut sebagai reputasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Di balik rasa bangga keluarga, rasa takjub masyarakat, rasa hormat kolega, dan rasa tunduk bawahan, Kala hanyalah seorang pejabat yang bersembunyi di balik reputasi baiknya, ada kebejatan yang ia sembunyikan rapat-rapat dan ada hati yang ia bekukan demi junjungan orang-orang.

Kala tidak lebih dari laki-laki yang yang mengesampingkan perasaannya daripada harus mempertaruhkan citra sempurna nan terpandangnya. Tidak ada hal yang bisa meruntuhkan tembok kesetaraan yang ada di dalam hidupnya, semuanya harus sama dan seimbang, termasuk perempuan.

Kala tidak bisa mempertaruhkan apa yang ia susun rapi kemudian menerima cemoohan dari banyak mulut karena tidak mampu mendapatkan perempuan yang sesuai dengannya. Semua hal yang ia bangun tidak bisa dihancurkan apalagi hanya disebabkan oleh sebuah ketidakselarasan kasta.

"Saya bukan pelacur, dan selamanya akan tetap begitu." Kea bersikukuh mempertahankan harga dirinya yang sudah habis tidak tersisa di mata Kala.

Pria di depannya, Haleakala menyunggingkan senyum tipis. "Jika bukan pelacur, lalu apa sebutan dengan makna yang sama? Pelayan ranjang?" Kala menaikkan satu alisnya, bertanya hanya untuk merendahkan. Meletakkan Kea pada posisi yang sebenarnya. "Kata simpanan bahkan terlalu berarti untuk disematkan kepada perempuan seperti kamu," hardiknya lagi dengan begitu sarkas.

"Kamu yang membawa saya ke dalam hubungan hitam ini," Kea menatap Kala dengan mata yang memerah. "Jangan hanya terus memojokkan saya,"

"Kamu yang mengemis dengan sukarela. Lalu, dimana letak kesalahan saya?" Kala sedikit melonggarkan dasinya, hawa saat ini lumayan mengganggu pikirannya.

"You want to get away from me?" tantang Kala. "Maka pergilah, tidak ada yang mengikatmu untuk terus melayani saya. Leave me if that's what you want. Banyak wanita lain yang bisa menggantikan posisi kamu dengan mudah. Perempuan murahan sejenis kamu ini berhamburan Kea, saya bisa mendapatkannya hanya dengan jentikkan jari," Lanjut pria itu.

Ujungnya akan terus seperti ini, Kea tidak bisa meninggalkan pria itu. Kea tahu betul apa yang akan terjadi padanya tanpa lindungan dari Kala, kekuasaan pria itu adalah tameng hidupnya. Mauna Kea lebih memilih menjadi simpanan dan hanya melayani satu lelaki yaitu Haleakala Rahagi Mada Wismaya, daripada menjadi budak di rumah bordil lalu melayani banyak pria setiap harinya.

"Why are you just silent?" Kala menarik dagu Kea yang mulai tertunduk dengan kasar agar menatap matanya. "Jangan banyak bertingkah." tekan Kala. "Nyatanya, kamu disini menunduk, hanya bisa menatap kaki saya."

Pemberontakan atas kelelahan Kea hanya akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. "Mas ... bukan begitu ... maaf," lirih Kea pelan. Kekalahan selalu menjadi teman baiknya. dan itu hanya akan terus berulang.

Mata yang berkaca-kaca itu selalu bisa membangkitkan Kala. Entah mengapa menekan perempuan kecil ini bagai hiburan yang sangat berarti dan mengasikkan dalam hidupnya.

"Kamu pikir saya hanya cukup dengan kata maaf atas tingkah kamu yang memusingkan kepala saya hari ini?"

Kea memejamkan matanya sejenak, lelaki ini tidak akan pernah cukup untuk menjatuhkan harga dirinya. Kala tidak pernah kurang untuk menampar Kea pada kenyataan. Dengan kesadaran penuh, pada akhirnya Kea hanya bisa mendekatkan wajahnya ke arah Kala dan mengecup bibir pria itu.

"Sikapmu sangat menggambarkan seorang pelacur, tapi kata-katamu seolah kamu adalah wanita paling berharga di dunia ini," Kala dengan lugas menghina. "Keep remembering this, Kea. Kamu yang membutuhkan saya, saya hanya dengan baik hati menyelamatkan kamu. Jika banyak bertingkah, saya bisa membuang kamu kapan saja."

"Mas—"

Interupsi dari Kala menghentikan ucapan Kea. Lelaki itu kemudian mengambil ponsel yang berdering dari sakunya.

"I can't be with you tonight. Keluarga Nararya meminta bertemu untuk membahas pernikahan kami. Kamu bisa langsung temui saya besok saja," ucap Kala sambil mengelus pipi Kea dan menepuk-nepuknya pelan.

Kala merapikan jasnya yang mulai tidak karuan. Dua hal yang dimilikinya saat ini. Wanita yang bisa menghiburnya dan tunduk dibawah kuasanya, kemudian wanita setara nan terpandang yang memenuhi standar sosialnya dihadapan masyarakat, keluarga, dan politikus negara.

Kea menutup pintu setelah kepergian Kala. Harga dirinya, mimpinya, hidupnya, sudah hancur sejak bertahun-tahun lalu bahkan sebelum Kala datang. Dan sekarang Kea malah menjajakan dirinya sebagai hiburan kepada lelaki yang sudah memiliki kekasih. Kea menjadi bayang-bayang dalam hubungan mereka, dan itu adalah yang paling menjijikkan dari semua bagian hidupnya.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ℬehind the ℛeputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang