Pagi ini seorang lelaki terbangun dari tidur nya akibat dering alarm yang tak henti. Ia meraba sekitar kasur untuk mencari keberadaan alarm nya itu. Lelaki tersebut terkejut setelah melihat jam menunjukkan pukul 07.00 AM. Dengan cepat ia beranjak dari kasur nyaman nya untuk bersiap siap menuju sekolah.
Kini, Daven telah sampai di sekolah. Ia berjalan dengan cepat untuk sampai ke dalam kelas tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
"jalan liat liat dong" ucap seorang gadis yang ada dihadapannya dengan wajah yang merah padam
Karena tergesa gesa, lelaki itu sampai tidak sengaja menubruk seorang gadis dengan tinggi 157cm hingga tersungkur. Alhasil gadis itu tak terima bahkan hingga saat ini ia masih berdiri dengan menyingkapkan tangan di depan dada menatap tajam lelaki yang ada dihadapannya ini.
"Sorry, gue gak sengaja" ujar Daven kemudian melenggang pergi dari hadapan gadis tersebut
"Ih tai lo!" teriakan gadis itu membuat Daven menghentikan langkahnya
"Kenapa? Kan gue udah minta maaf"
"GAK"
Daven terkekeh menatap gadis itu "Dasar cewe freak" ucap nya lalu kembali melanjutkan Langkah kaki nya menuju kelas
Baru saja ia memasuki kelas, teriakan menggelegar dari ibu Nina pengajar di sekolah Xavier school yang dikenal sebagai guru killer.
Tanpa merasa bersalah, Daven pada kursi yang biasa ia tempati hingga membuat bu Nina yang melihatnya semakin merasa kesal. Dengan mengenggam rotan, wanita parah baya itu mendekati Daven.
"Berdiri di depan kelas sekarang!" ucap bu Nina tegas
"loh bu cuma telat 1 menit"
"satu menit dari mana? Kamu itu udah telat 10 menit" balas bu Nina
"t-tap-"
"udah lah Dav nurut aja, dari pada ntar disuruh berdiri ditengah lapangan" bisik Rafi teman sebangku Daven
Lelaki itu mencibikkan bibirnya sembari bangkit dari tempat duduknya.
"angkat kaki nya" perintah bu Nina yang dituruti oleh Daven
"pegang telinga" Daven tetap menurut
"bagus,sampe pelajaran saya selesai ya"
Sudah satu jam lama nya Daven berdiri di depan kelas, ia sudah sangat lelah Dan mengantuk. Lelaki itu pun sama sekali tak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh bu Nina.
Suara ketukan pintu membuat nya membuka kedua matanya yang tadi sudah terpejam. Suara bu Nina pun membuat nya mengukir senyum sebab setelah sekian lama dirinya berdiri akhirnya ia diperbolehkan untuk kembali duduk.
Suara riuh seisi kelas membuat Daven kembali membuat Daven melihat ke arah bu Nina. Ia sangat terkejut melihat sosok yang saat ini berada di samping wanita paruh baya itu.
"Baik anak anak jadi kita kedatangan murid baru, kita persilahkan dia untuk memperkenalkan diri dulu ya"
Seorang gadis dengan tinggi 157cm, rambut di kuncir kuda serta poni yang menutupi kening nya mulai memperkenalkan diri.
"Hallo gais perkenalkan nama saya Salwa Retanea Queenza, kalian bisa panggil saya Salwa terimakasih "
Daven tak berkedip menatap gadis di depan kelas ini. Ia kagum dengan paras gadis itu ditambah lagi dengan tutur katanya yang terlihat sangat rapi. Namun satu hal yang membuat tak asing melihat gadis tersebut. Daven kembali mengingat ingat dimana dan kapan dirinya melihat Salwa.
"Oh ini nih yang bikin gue tambah telat" ucap Daven pelan
"Kenapa Dav?" saut Rafi seraya mendekatkan telinganya didekat mulut Daven
Daven reflek menyingkirkan kepala Rafi dengan kencang yang membuat lelaki disampingnya itu merasa sedikit pusing
"gak boleh melakukan kekerasan"
"lo gak gue ajak ngobrol" balas Daven
"tad-"
" ngomong sendiri"ucap Daven sembari memperhatikan kemana Salwa akan duduk setelah ini
Lelaki itu membelalakkan matanya setelah melihat Salwa duduk disampingnya dan menatap sinis lelaki tersebut
" emang boleh se jutek itu"
......
HALO HALO INI PART SATUNYA, KURANG PANJANG GAK?
SEBENERNYA AWAL ALUR NYA GAK KAYAK GINI TAPI YA SUDAH LAH
JANGAN LUPA UNTUK
VOTE VOTE VOTE
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVEN'S PROMISE
Teen Fiction"Kenapa sih Dav semua orang ninggalin gue?" ucap seorang gadis dengan lelaki dihadapannya dengan air mata yang sudah mengalir deras dari pelupuk matanya Lelaki itu menarik gadis tersebut ke dalam dekapan mengelus rambut lembut nan indah milik gadis...