3. Beginning Of Everything

7 2 5
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi, seluruh siswa-siswi di kelas mulai berhamburan keluar. Begitupun dengan Senja, ia kini tengah duduk di kursi panjang yang berada di depan kelasnya.

Senja mengeluarkan ponsel dari sakunya, menekan tombol on kemudian muncul gambar seorang member boyband korea di layar ponselnya, juga menampilkan beberapa notifikasi masuk disana.

Bulannn
Nja, gue sama Raina abis ini ke kelas lo. JANGAN ILANG!!! 😠

Senja tersenyum membaca notifikasi itu, sahabatnya itu akhir-akhir ini memang sering mengingatkan Senja untuk tidak pergi kemana-mana sendiri, mengingat kejadian beberapa waktu lalu ketika Senja mendapat perundungan dari teman seangkatan mereka.

"ENJAAAA!!!!" teriak seorang gadis dengan curly hair nya yang panjang dan digerai, siapa lagi kalau bukan Raina, sahabatnya yang paling talkative itu. Ia melambaikan tangannya dari jauh.

Senja yang sudah melihat kedatangan sahabat-sahabatnya itupun segera bangkit dari duduknya.

"Halo dek." sapa Bulan menaikkan kedua alisnya, tak lupa dengan senyumnya yang lebar.

"Halo juga tante." jawab Senja tertawa renyah.

"Sembarangan. Muka gue cute-cute gini dibilang tante, anjir." kata Bulan tak terima.

"Cute darimane nye, curut yang ada!" timpal Raina.

"Parah bener lu pada!"

"Hahaha."

"Warming yuk?" ajak Senja kepada kedua sahabatnya.

"Tumben." kata Bulan heran.

"Kangen Bu Aming Senja mah, hahaha." timpal Raina.

"Udah ah, ayo." ujar Senja.

"Nanti gue ceritain sesuatu!" lanjutnya.

"Ayo." jawab Bulan.

"Ikan hiu makan ketupat, gas berangkat." kata Raina bersemangat.

Mereka bertiga pun bergegas menuju Warung Aming, tempat yang biasa dijuluki Warming itu sudah biasa mereka kunjungi ketika istirahat karena memang tak banyak orang yang datang kesana. Warung ini berada di belakang Gedung Aula SMA Cakrawala. Warung ini bukanlah warung yang terlalu ramai, tapi bukan berarti sepi.

"Pesenin nasgor pedes sama es teh ya, Nja. Mager mesennya gue." kata Bulan pada Senja.

"Oke siap."

"Sekalian boleh nggak, Nja? Hehehe." kata Raina cengengesan.

"Boleh, Nana. Samain kaya Bulan, kan?"

"Tau aja, sayang deh."

"Dih, plagiat lo." ucap Bulan.

"Buset, timbang makanan we dibilang plagiat." sahut Raina.

"Udah ah, kalian tunggu sana aja, nanti gue pesenin." perintah Senja pada kedua sahabatnya.

Bulan dan Raina pun pergi menuju meja yang berada di paling ujung.

"BU AMINGGG!" sapa Senja pada wanita penjaga warung itu.

"Eh, neng Senja. Tumben nggak sama neng Bulan dan neng Raina, kesini sendirian aja neng?" tanya Bu Aming.

"Nggak, Bu. Mereka ada kok, cuma udah nungguin di meja, males pesen katanya." jelas Senja.

Bu Aming mengangguk paham.

"Neng Senja mau pesan apa?" tanya Bu Aming ramah.

"Mau nasi goreng pedes tiga ya, Bu. Sama es teh manis nya juga tiga." jawab Senja menjelaskan tentang apa yang ingin dipesannya.

Sajak Sastra SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang