Hujan yang mengguyur kota sejak malam hari tadi baru saja reda, hal itu membuat Senja memiliki niat untuk tak berangkat sekolah pagi ini. Tapi apalah daya, ia baru saja mendapat notifikasi chat dari Alkarel. Manusia yang satu itu memang tidak bisa diajak kompromi.
Arelll:
Udah siap belum? Gua otwSenja:
Bentaran ya Rel, mager 😁Arelll:
5 menitSenja:
50 menitArelll:
TerlambatSenja:
Gapapa lahArelll:
Gua tinggal ya?
Senja:
Dih apaan sih 🤬
Arelll:
Yaudah buruanSenja:
Iya-iyaa, siap-siap iniArelll:
Good, 5 menit ya.Dengan perasaan malas, Senja mau tidak mau harus memaksakan dirinya untuk bangkit dari pulau kapuknya itu. Ia kemudian segera bersiap-siap karena sebentar lagi pasti Alkarel akan sampai di rumahnya.
Setelah menyemprotkan parfum dengan wangi stroberi andalannya itu, Senja segera bergegas turun ke bawah karena ia baru saja mendapat pesan dari Alkarel, yang mengatakan bahwa ia sudah berada di ruang tamu.
"Hai." sapa Senja setelah melihat seorang laki-laki dengan seragam putih abu-abu yang juga membawa hoodie hitam yang diselipkan disamping tasnya itu.
"Lama banget kamu, Nja." ucap Gentari yang duduk di samping Arel.
"Arel udah disini dari 30 menit lalu loh." lanjutnya.
"HAH?"
"Seriusan, Oma?"
"Tanya aja tuh sama Arel."
"Rel, lo dateng jam berapa?" tanya Senja.
"Setengah enam." jawab Alkarel dengan santai.
"BUSET."
"Senja, jangan teriak-teriak."
"Hehe, maaf, Oma. Nja culture shock banget ini." kata Senja cengengesan.
"Udah, mending pada sarapan dulu, yuk."
"Nggak usah, Oma. Arel udah sarapan tadi." kata Alkarel.
"Eleh, gegayaan bener lo. Biasanya juga bilang udah sarapan, tapi sampe sekolah langsung ke kantin." ujar Senja yang kemudian mendapatkan tatapan sinis dari Alkarel.
"Sudah-sudah, ayo kita sarapan dulu."
Mereka pun berpindah dari ruang tamu menuju ke ruang makan.
🍓🍓🍓
Parkiran SMA Cakrawala kini tidak terlalu ramai karena jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sastra Senja
Teen Fiction"Akan ku buat kamu abadi di dalam tulisanku, dan akan ku jadikan kamu sebagai tokoh utama di dalam prosaku." Yaa, kira-kira begitulah ucapan seorang penulis ketika ia menemui hal yang bermakna dalam hidupnya, begitu juga dengan Abia Senja Kumala, ga...