Sejak awal Naruto Uzumaki terlahir dari keluarga yang lengkap dan bahagia. Menetap di sebuah rumah besar nan nyaman. Bersama ayah dan ibu yang punya banyak cinta serta lautan kasih sayang yang luas.
Keluarga kecil yang harmonis tanpa cacat cela, ungkap para tetangga sekitar.
Ayahnya bekerja di sebuah perusahaan tekstil yang sedang naik daun dengan posisi yang cukup membanggakan. Sementara sang ibu, ialah seorang ibu rumah tangga biasa yang bahagia mengurus anak dan suaminya sepanjang waktu. Kesehariannya betah berada di dapur dan taman belakang milik mereka yang luas.Kehidupan mereka terlihat sempurna dan jauh dari desas-desus miring. Jarang terdengar pertengkaran dalam keluarga kecil itu. Meski demikian, nyatanya, Setan selalu punya celah untuk menggoda keimanan sepasang manusia yang telah mengikrarkan janji suci di hadapan Pendeta.
Hingga suatu hari. Badai pernikahan yang bernama perselingkuhan itu datang menerjang tanpa ampun. Memporak-porandakan fondasi pilar rumah tangga kedua orang tua Naruto. Sehingga hubungan yang telah lama terjalin diseret begitu mudah menuju ambang kehancuran.Insting tajam Kushina sebagai seorang istri mengawali segalanya. Membawa ia menemukan suatu kenyataan pahit yang tanpa disengaja. Pada benda pipih persegi panjang milik suaminya yang kala itu lupa dibawa serta saat bekerja.
Tangisnya pecah dalam lecutan rasa kecewa, marah, dan tidak percaya. Lusinan pesan singkat yang dibacanya adalah pemicu utama perasaannya menjadi campur aduk.
Tidak pernah terpikirkan dalam benaknya sekalipun. Bahwa sang suami amat tega berselingkuh di belakang punggungnya. Bermesraan dengan wanita lain. Yang ternyata merupakan atasannya sendiri di perusahaan tempat Minato bekerja.Bagi Kushina, dunianya seolah runtuh saat itu juga. Entah memang dunia yang sudah gila, atau dia yang mendadak menjadi kehilangan kewarasan akibat ulah keterlaluan suaminya.
Tanpa perlu menunggu waktu atau mengumpulkan bukti konkret sebagai bentuk validasi. Kushina dengan berani mengambil suatu tindakan yang harus dilakukan olehnya. Tanpa pikir panjang ia langsung bergegas pergi melabrak sang suami dan atasan wanita teman selingkuhan Minato.Satu perusahaan dibuat heboh hingga operasional dibikin kacau hari itu.
Tidak ingin menjadi bahan gunjingan dan cemoohan oleh orang-orang di sekitarnya. Dengan penuh rasa menyesal dan terpaksa. Minato berusaha menenangkan istrinya, sembari meminta maaf kepada orang-orang yang menyaksikan drama panas yang tengah berlangsung.Terjadi pertengkaran sengit saat itu. Antara Minato dan Kushina selaku kedua orang tua Naruto, ketika sudah berada di rumah, tepatnya di kamar pribadi keduanya.
Sementara Naruto yang saat itu masih kecil dan tidak mengerti apa-apa. Tubuhnya hanya mampu mematung dan membisu. Bersembunyi dari jauh, menyaksikan pertikaian menakutkan kedua orang tuanya yang sudah seperti orang gila. Saling memaki, menyalahkan dan main tangan. Ancaman dengan benda tajam seperti; pisau dapur pun diacungkan oleh ibunya yang tampak marah bercampur frustasi.Tidak pernah kusam dalam ingatannya. Naruto kecil pada akhirnya dibawa pindah oleh kedua orang tuanya ke Kota Konoha. Berniat menetap demi menjalani kehidupan baru yang damai.
Ayah ibunya tidak memilih perceraian sebagai bentuk penyelesaian. Karena Minato sudah minta maaf dan menyesali semua perbuatannya yang telah menyakiti Kushina. Pria itu berusaha berubah menjadi lebih baik. Dan salah satu caranya melalui kepindahan mereka ke Kota Konoha.Secara perlahan kehidupan mereka berjalan sesuai yang diharapkan.
Minato kembali mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan elektronik yang cukup terkenal dan punya cabang di mana-mana. Kushina masih setia mendedikasikan diri sebagai ibu rumah tangga secara penuh selayaknya dahulu. Sementara Naruto kecil memulai kehidupannya dengan menjadi siswa baru kelas dua di sekolah dasar terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noir ✔️ || NaruHina
FanficSeries dari salah satu one shot [ NaruHina CreepyPasta : Our Red Rose ] kupikir, semua sudah berlalu. Berakhir dengan sepantasnya, dan... terasa sangat sedih memang Tapi ternyata, semua kegilaan ini masih terus berlanjut mengintai, mengikuti, mengh...