Saat Jaka hendak pergi kekamar hotel VIP untuk membereskan kamar yang telah ditinggalkan,ia tak sengaja melihat Rani sedang duduk di lobby bersama kapten kapal,dia meminum kopi bersama dan seperti membicarakan hal penting,Jaka merasa insecure karena sempat terpikat oleh pesonanya,jelas status mereka berbeda.
Tatapan Jaka kembali fokus berjalan menuju kamar hotel VIP,dia tidak ingin kepikiran oleh sosok cantik bak mutiara itu,ia harus rajin kerja dan mendapatkan banyak uang.Tidak perlu terpikat oleh wanita dengan status sepertinya yang jelas bagaikan langit dan bumi.
Selesai membersihkan kamar tamu,Jaka mendapat telepon dari Adel memintanya untuk ke ruang Resepsionis segera.
"Ada apa,Del... Gua ngantuk pengen tidur?",tanya Jaka.
Lalu Adel mengeluarkan sebuah syal dari lokernya "Ini dari kapten kapal,tamu yang kemarin lho bantu itu merupakan investor kapal MCS,cewek tajir gila... namanya nyonya Rani", Adel.
"Terus?",bingung Jaka.
"Sebenarnya kapten pengen balikin syal langsung ke orangnya tapi dia keburu ganti shift jadi gua minta tolong loh deh,gua banyak kerjaan nih", pinta Adel.
"Hadeh... Ada-ada aja deh, heran gua, pekerjaan gua cabin Steward ya bukan jasa titip",kesal Jaka mengambil syal itu lalu pergi.
Jaka sempat ragu untuk menghampiri pintu kamar VIP,sangat mewah dan serba cagih,untuk masuk ke kamar butuh kartu khusus dan dari dalam ada cctv pemantau bila ada orang yang hendak berniat jahat, tidak mudah didobrak apalagi keamanannya terjamin.
Dipencetlah bel kamar tersebut dengan hati berdebar,Rani menyahut tapi tidak segera membukakan pintu,ia malah sedang menelpon seseorang dan sepertinya sedang berdebat.Karena lama menunggu Jaka memencet bel lagi.
"Gak dikunci",teriak Rani.
Namun dia kembali menelpon dengan kata-kata makian juga isak tangis yang terdengar.Awalnya Jaka ragu untuk masuk, namun sebenarnya dia sejak tadi mengkhawatirkannya.
Karena sudah diizinkan masuk dia membuka pintu tersebut,betapa terkejutnya Jaka melihat Rani telah duduk dijendela kamar yang langsung mengarah kelaut,ia menangis tersedu-sedu, melihat hal itu Jaka secepat kilat meraih tubuh rampingnya,dan menaruhnya ke kasur dan menutup jendela rapat-rapat.
"Nyonya Rani... Kamu herniat bunuh diri", panik Jaka.
Rani membuang muka "Ngapain lho ngurusin hidup orang lain", kesalnya.
Rani berteriak dan terus memberontak, segera ditutup mulutnya oleh Jaka.
"Tenang dulu... Misal security datang masalahnya akan rumit, nyonya", bisik Jaka.
"Mau aku panggil security?",ancam Jaka.
Rani menggeleng "Jangan..."
"Hidup loh itu anugrah,banyak orang sakit yang pengen berumur panjang,ada orang yang mati ingin hidup kembali,lha eloh... malah pengen mati?",heran Jaka.
Rani terdiam sesaat,lalu menangis terisak,melihat itu Jaka mengerti jika masalah yang dihadapinya sangat berat hingga dia ingin mengakhiri hidupnya.
"Nangis yang keras,luapin semuanya,biar loh merasa tenang,tapi jangan coba-coba bertindak aneh lagi, hidup lho terlalu berharga...",ujar Jaka menghampiri Rani,ia menyeka air mata dipipinya,wajah dan matanya memerah karena terlalu lama menangis,namun bagi Jaka tidak melunturkan kecantikan Rani.
"Makasih ya... Gua gak tahu lho siapa tapi boleh gua meluk lho gak?", tanya Rani terisak.
"Nama gua Jaka",jawab Jaka memeluk Rani.
Gadis cantik tersebut nangis sejadi-jadinya dipelukan Jaka,dan ia elus rambut wanita itu,Rani merasa kenyamanan yang tidak bisa di deskripsikan oleh kata-kata apapun.
Setelah perasaannya mulai merasa membaik,Rani melepas pelukan tersebut dengan hidung berair dan wajah yang memerah,ia menghela nafas sejenak.
"Makasih ya...",kata Rani membungkukkan tubuhnya,ia meraih tisu dan membersihkan kekacauan diwajahnya.
Jaka mengangguk "Its oke... Semua orang punya masalah kok,tapi jangan sekalipun berpikir bunuh diri adalah solusinya",jelas Jaka.
Rani menatapnya,baru disadari olehnya bila pria tersebut lumayan mempesona "Gua sebenarnya bisa berenang kok",ucap Rani.
"Tetep aja,arusnya deras,lho bisa aja kebawa arus atau dimakan ikan hiu",kesal Jaka.
"oke-oke",jawab Rani.
Lalu Jaka teringat oleh tujuan utamanya,ia pun melingkarkan syal dileher Rani.
"Gua baru sadar ini hilang",kaget Rani.
"Ya karena pikiran Luh kacau",ujar Jaka.
Rani meresponnya dengan senyum tipis,dan Jaka melihat arlojinya ternyata dia disini untuk waktu yang lama.
"Waduh,gua bisa dimarahin nih,gua pergi dulu ya nyonya Ran...", pamit Jaka.
Rani mengangguk "Hati-hati".
Jaka dimarahi atasannya karena dinilai melalaikan tugas,ada teman yang tidak suka pada Jaka dan melaporkan dia telah menerebos masuk tamu VIP,ia pun dimarahi habis-habisan.Secara tidak sengaja Rani lewat ruang Resepsionis,dan mendengar Jaka dimarahi,Ia pun bertanya pada Adel,dan ia menceritakan bila Jaka dituduh bermain gila dengan tamu VIP.Mendengar hal tersebut Rani menerebos masuk.
"Hey...",kaget ketua cabin.
"Apa?",sinis Rani.
"Nyonya ini ruang khusus karyawan",kata ketua cabin.
"Tapi gua ada urusan juga disini,Orang yang eloh bilang Tante girangnya Jaka itu gua... Dan itu fitnah ya",kesal Rani.
Ketua cabin melirik Rani dari atas sampai bawah "Nyonya jangan mencoba membela Jaka,dia harus diberi surat peringatan",ucap ketua cabin.
Rani sudah kehabisan kesabaran,jadi dia menelpon kapten kapal.Kemudian di loudspeaker agar diruangan tersebut tahu.
"Halo nyonya Rani".
"Kapten Daniel seperti bawahan mu suka sekali memfitnah tamu ya?dia bilang aku tante-tante girang,kan kurang ajar".
"Siapa yang berani menfitnahmu,Ran?".
Dengan senyum sinis Rani mengulurkan ponselnya ke ketua cabin yang berlaku semena-mena itu, Rani mengisyaratkannya untuk mengangkat telepon tersebut.
"Halo".
"Aku kapten Daniel kamu siapa ketua cabin nomor berapa".
"Anu kapten,ada kesalahpahaman".
"Nyonya Rani itu teman baikku dan juga investor dari kapal pesiar ini,jadi jangan macam-macam".
"Baik kapten".
Karena ketakutan Ketua cabin segera telepon dan memberikan handphone kepada Rani dengan gemetar.
"Maaf nyonya Rani",ucap Ketua cabin membungkuk.
"Jangan suka fitnah ya", tegas Rani.
Ketua cabin itu hanya menunduk.Sedangkan Jaka tersenyum melihat gadis itu membelanya.Dan Rani yang merasa tugasnya sudah selesai menghampiri Jaka seraya menepuk bahunya.
"Kita impas ya",ujar Rani,lalu pergi meninggalkan ruang tersebut.
Rani kembali kekamarnya,ia berbaring di sofa menatap handphonenya yang mulai berdering lagi,dan dia putuskan untuk membulatkan tekad.
"Ada apa bangsat?".
"Ran... Aku khilaf sayang... Yulia sudah aku putusin,demi kamu Ran..."
Rani tersenyum sinis,ia merasa jijik dan tidak pernah menyangka pernah menyukai pria seperti dia yang sangat suka mengancam padahal yang salah jelas dia sendiri.
"Jangan harap gua balikan kecowok menjijikan kayak eloh".
Rani menutup telponnya,ia bangkit dan membuka jendela,udara angin malam yang dingin menusuk sampai ketulang pipinya,namun rasa putus asa itu tiada lagi,terukir senyum dibibirnya.Dipenjamkan mata, mencoba merasakan setiap hembusan angin, menghirup udara yang tuhan berikan adalah anugrahnya,Rani mencoba menata kembali puing harapan yang pernah pupus karena ulah mantan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selepas Bersandar [COMPLETED] [NOVEL PENDEK]
RomanceRani memiliki kehidupan yang bisa dibilang sempurna, sampai Ia menangkap basah kekasihnya Jefry bersama dengan sahabatnya di dalam mobil miliknya. Rani tidak berani mengatakan situasi ini kepada ayahnya dan ibunya Ia lalu memutuskan pergi dengan al...