Bumi Bandung Saksinya

336 44 24
                                    

Bandung, 27 Agustus 2027


Terima kasih karena sudah hadir dihidup saya, Sangkara. Terima kasih karena sudah merelakan tenaga kamu hanya demi melihat dan mendengarkan saya bernyanyi. Terima kasih juga karena sudah menjadikan saya alasan mengapa kamu sangat menyukai jalan Braga. Terima kasih karena telah mencintai orang seperti saya.

Kamu tahu Sangkara, sejak kehadiranmu dijalan Braga, hidup saya kembali berwarna. Saya selalu tahu jika kamu memperhatikan saya dari kejauhan. Saya juga tahu kalau kamu selalu saja menunggu saya selesai bernyanyi. Kamu juga alasan saya untuk terus bernyanyi dijalan Braga.

Sangkara... sudah empat tahun lamanya saya menunggu kamu kembali datang ke Bandung. Saya menunggu janjimu untuk membawa saya ke Kota kelahiranmu, Jogja. Kamu juga berjanji akan mempertahankan cinta tabu kita. Kamu juga berjanji padaku jika kita akan hidup bahagia bersama.

Hey pemuda Jogja!!

Saya menunggu kamu menepati janji itu. Saya akan terus menunggumu di jalan Braga. Datang lah jika kau mau. Saya akan selalu menerimamu.

Sangkara, musisi ini rindu....

Siang itu Jefra kembali memetik gitar tua miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang itu Jefra kembali memetik gitar tua miliknya. Mata seterang senja itu menatap penuh harap pada sudut jalan Braga. Ia berharap sosok Sangkara ada disana. Memperhatikannya dari kejauhan dan tersenyum lembut untuknya.

Mulut Jefra melantunkan lagu. Ia bernyanyi dengan perasaan hingga sanubarinya berdenyut menahan luka kenangan. Ia benar-benar rindu dengan Sangkara. Jefra rindu bagaimana pemuda Jogja itu merengkuh tubuhnya erat. Ia rindu Sangkara yang selalu memperhatikannya dari kejauhan. Ia rindu Sangkara, kekasih hatinya.

Bagaimana pemuda Jogja itu membuatnya melanggar norma yang ada. Menerima cinta tabu yang mendatangkan petaka. Jefra masih mengharapkan Sangkara hadir didalam hidupnya. Jika nanti keduanya harus berpisah karena norma, maka Jefra akan melepaskan Sangkara dengan lapang dada. Walau rela tak semudah kata akan tetapi sang musisi jalan Braga akan mencoba.

Terkadang cinta itu bercanda.


Ketika mereka meminta tawa

Ternyata rela tak semudah kata

Tak perlu khawatir, ku hanya terluka

Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa

Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?

Sebelum kembali membohongi diri


Jefra rindu dengan sosok Sangkara. Pemuda Jogja itu tak pernah lagi kembali ke jalan Braga. Janji empat tahun yang lalu Sangkara langgar dengan mudahnya. Jefra masih setia menunggu kehadiran Sangkara. Ia tak sabar melihat wajah tampan pemuda Jogja saat pemuda itu kembali datang ke jalan Braga.

Jalan Braga | Sing x Zayyan✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang