4

11 3 0
                                    


"Anjir yang bener aja masa di loker kak Woono gaada identitas yang bener" kesal pemuda berambut blonde itu.

"Kayaknya Kak Woono nyembunyiin sesuatu deh,gini di alamat yang ada disekolah kak Woono serumah sama kak Minjae. Tapi kata temen-temennya enggak, jadi yang bener kak Woono gelandangan?" Ucap Giseok gak habis pikir.

Tadinya Giseok, Ricky dan Jo pergi memasuki area sekolah untuk membobol loker Woono begitu pula yang lain, sayangnya isi loker 'mereka' kosong.

"Gua curiga sesuatu tentang kak Woono" Ucap Jo membuat mereka berdua bingung.

"Apaan?"

"Kenapa Raja mau repot-repot menemui kak Woono Alih-alih nyuruh asisten atau pengawalnya?"

"Eh iya ya"

"Kayaknya gua tau kenapa "

"Apaan ky?lu kan anak Zeus pasti taulahh "

"Ini Opini gua tapi ya,gua berpikir kalau kak Woono itu pangeran dan dia putera ketiga raja"

"Jir hahaha ngelucu bet lu ky,gak mungkin lah itumah. Lihat aja kak Woono kan gak punya kekuatan apapun sekarang karena di serap kak Kangmin " tawa Giseok sedangkan Ricky hanya menatapnya datar.

"Tapi iya juga si"

"Anjir Jo lu percaya sama Ricky?"

"Lu ingat ketika kita berlima dipertemukan sama raja, terus kita lihat raja bicara Sama kak Woono empat mata. Dan kita juga tau dari Wonbin bahwa Raja meminta maaf atas nama Woono kepada raja pamvir,kok Raja ngelakuin itu?"

"Tunggu bentar kita hanya tau satu pangeran dari ras penyihir yang memang akan menjadi putera mahkota, yang kedua kita hanya tau bahwa dia sering berdiam di istana itupun hanya beberapa orang yang tau wajahnya. Kalau yang terakhir,raja tidak pernah mengatakan apapun tentang putranya yang terakhir kan?" Balas Ricky membuat Giseok berpikir dan mencerna, penjelasan mereka ada benarnya juga.

"Masalahnya jika kak Kangmin berhasil dihabisi seharusnya kekuatan kak Woono balik lagi dong dan ini enggak seakan-akan kak Kangmin memang gak pernah mati" Ucap Jo

"Yang hancur itu raga Kangmin, sihir yang mengendalikannya belum lenyap itu si yang gua denger dari ayah"

Tak lama sebuah panah melesat kearah Ricky, Dengan sigap Giseok menangkap panah itu sedangkan Jo maju Melindungi Giseok dan Ricky karena hanya Jo lah yang membawa tongkat sihirnya.

Tak jauh ditempatnya berdiri ada seseorang yang memakai topeng, sembari menggenggam Anak panah.

"Siapa anda? Apa yang anda inginkan?" Tanya Jo menggenggam kuat-kuat tongkat sihirnya. Dapat Jo lihat bahwa Orang tersebut memiliki Warna mata yang merah dan kedua tanduk yang ada di kepalanya.

"Saya pangeran berdarah" Ucap sosok tersebut lalu pergi,tapi sebelum pergi dapat Ricky lihat bahwa dia seseorang yang berkemampuan tinggi terlihat dengan mahkota yang menghiasi kepalanya.

"Jangan-jangan dia adalah pangeran yang asli, berarti kak Woono bukanlah pangeran"

"Bukan jir,dia bukan penyihir"

"Lalu apaan?alien?"

"Sudah-sudah mending lihat apa yang gua dapetin" lerai Ricky sembari memperlihatkan kertas yang ada di panah tadi, anehnya kertas tersebut berwarna merah.

"Apaan kata-kata,cepet baca soalnya gua gak bisa baca" ucap Giseok yang diangguki Jo. Memang benar mereka tidak bisa membaca karena tulisan tersebut bukanlah tulisan yang mereka pelajari di asrama sihir.

"Sabar Jing" umpat Ricky sedangkan mereka yang mendengar hanya diam karena tidak mengerti bahasa umpatan.

"Disini tertulis bahwa batu delima sakti tidak pernah ada, kuncinya cuma satu 'hilangkan sebuah dendam masa kecil' hah?" Ucap Ricky sedikit berbohong karena ia merasa ada yang mengawasi dirinya,ah ternyata sosok Pamvir berdarah murni sedang mengawasi mereka di jendela tepat di lantai dua gedung sekolah.

Setelah itu Jo pergi membawa mereka melesat karena mendapatkan sinyal bahaya yang entah darimana baru ia sadari.









"Jadi besok kita harus mencari apa lagi?" Tanya Jungwon yang merebahkan dirinya di sofa sambil menonton televisi.

"Gak tau tapi tadi kata Ricky kalau batu itu gak pernah ada" ucap Giseok jujur.

"Tadi gua bohong sedikit karena gua liat ada yang ngawasin kita tapi gua gak tau dia jahat atau baik" ucap Ricky menyilangkan kedua tangannya sambil merem karena ngantuk.

"Emang yang bener apaan?" Tanya Jinsik yang sedang memperhatikan Yuma mengotak-atik komputer.

"Batu delima sakti itu enggak berbentuk batu ataupun kalung udah gitu doang"

"Gang ngertiiii" teriak Gyuvin prustasi sambil teringat pilm upin-ipin dimana batu delima saktinya boongan.

"Gini gua bacain sesuatu yang ditulis kak Minjae di komputernya" ucap Yuma yang diangguki mereka minus Wonbin,Ricky, Seunghwan yang tertidur.

5-4=1

Saya dan Junmin tau bahwa dia jahat, awalnya saya meminta bantuan Jaehyun untuk melihat apa yang terjadi kepada saya di masa depan. Tepat dihari itu saya tau bahwa saya akan dihabis oleh sahabat saya sendiri, sebelum itu saya mencuri batu milik 'dia' dan menyimpannya ditempat yang aman bersama batu yang lainnya

Dia yang menyimpan batu itu tanpa ia sadari, satu-satunya cara untuk mengeluarkan batu itu adalah hilangnya dendam dan iri hati yang ada didirinya.

Awalnya Saya dan Junmin ragu tapi ini satu-satunya cara supaya negeri sihir baik-baik saja,ah bukan hanya negeri sihir tapi dari berbagai ras!.

Dia tidak bisa dihabisi,dia akan tetap hidup karena dia istimewa. Maka dari itu Saya titipkan ke-lima batu itu kepadanya saat ia tertidur. Jika kalian melihat ini tolong kembalikan hidup dia,saya tidak selalu ingin melihat dirinya yang hidup dengan penderitaan.

Saya tidak ingin hidup dengan penyesalan apalagi dengan mata saya sendiri saya melihat Jaehyun meminum air berisi racun yang bahkan ia ketahui,saya melihat dari celah lemari karena Jaehyun berusaha melindungi saya.

Saat Saya menulis ini mungkin Kangmin ada disekitar sini,saya tidak bisa mengatakan dengan jelas siapa dia karena mungkin Kangmin akan mengincarnya. Sesuai ramalan Jaehyun,satu jam dari sekarang saya akan dihabisi bersama Junmin tapi sebelum itu saya harus berusaha untuk hidup dan menyelamatkan mereka yang tersisa.

Kim Minjae
Xikers


"Gila sih gua sampai merinding bacanya" Ucap Yuma yang memang membaca tulisan itu dengan suara keras.

"Jir yang bener aja dia melihat itu pasti sakit banget"

"Kasian banget kak Minjae,tapi ini udah kemauan dia"

Win terdiam, memang daritadi ia tertidur hanya saja karena kemampuan dia. Tak sengaja win mendengar perkataan Yuma juga seseorang yang menyebut sebuah nama. tidak ia ketahui siapa orang tersebut mengingat ada 10 orang termasuk dirinya disini.

"Siapa yang menyebut nama itu? Nama seseorang yang tidak asing, apakah 'dia' mencurigainya?" batin Win Dengan mata terpejam.

Five witches and prince's blood || 04LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang