5

7 3 0
                                    


Joshua sebagai penasehat kerajaan memijat pelipisnya pusing karena Kelima ras berselisih dan meminta keadilan padanya karena raja sedang tidak ada, lebih tepatnya empat ketua karena satu Diantara mereka bersikap netral.

"Saya merasa dirugikan tuan, bagaimana mungkin keempat ras ini menyalahkan Woono disaat yang lainnya saja turut andil dalam pelenyapan seorang pamvir tempo lalu." Ucap Jeimin tegas sebagai ketua Asrama Slytherin.

"Apa buktinya jika siswa teladan kami Park Junmin merupakan pelenyap pamvir itu juga? lagipula saya harus meminta keadilan karena siswa kami tiada karena anak Hogwarts itu". Tegas hyunsuk menantang,ia merupakan ketua Asrama Ravenclaw yang dikenal bengis dan tidak bisa dibantah.

"Ada dua orang saksi dan mereka melihat sendiri bahwa Bukan hanya adik saya Woono yang bersalah bahkan Kim minjae, Kangmin,dan park Junmin turut andil". Jawab Jeimin datar.

"Ijin menyela tuan" ucap Subin sebagai Ketua Asrama Hufflepuff, Joshua hanya mengangguk mengijinkan Subin berbicara.

"Dari Awal Saya yang dirugikan, bukannya diusut kematian Dey Mereka malah saling menyalahkan satu sama lain. Asrama kita juga turut mendapat cap buruk karena siswa kami Dey dianggap mengakhiri hidupnya, bahkan sudah terbukti bahwa Dey dibunuh oleh siswa Hogwarts itu". Ucap Subin memandang Yunho marah.

"Bagaimana pendapat anda Castle J ?" Tanya Joshua melihat Ketua Asrama Gryffindor yang bernama asli Son Seong jun yang sedari tadi menyimak perdebatan.

"Begini saya tau kalau tiadanya Siswa terbaik kami Kim Minjae berdampak buruk bagi asrama,tapi dengan saling menyalahkan juga tidak ada gunanya. Saya berpendapat bahwa setidaknya kita harus mencari solusi supaya kami berdamai mengingat banyak sekali kekacauan yang sedang terjadi ". Ucap Castle J lalu membungkuk hormat.

"Lalu Yunho? Kebanyakan dari mereka menyalahkan anda sebagai ketua Asrama Hogwarts,apa pendapat anda?"

"Tuan , saya belum bisa mengatakan apapun sebelum kelima pemuda itu kembali dan mengabarkan berita baik". Ucap Yunho, yang lain hanya menatapnya datar.

"Apa yang bisa kita harapkan dari anak-anak itu, lagipula mereka masih kecil dan tidak tahu menahu tentang apapun yang tengah terjadi saat ini". Ucap hyunsuk menatap tajam Yunho yang hanya menunduk.

"Begini saja, kita tunggu sampai tiga hari kalau mereka tidak kembali dan membawa batu itu kita putuskan lagi" ucap Castle J

"Apa jaminannya Jika setelah ini ada keadilan?" Hyunsuk kesal dan diangguki Subin karena sama marahnya.

"Jika dalam tiga hari mereka belum kembali maka saya akan menutup asrama Hogwarts,saya harus bertanggungjawab karena salah satu siswa kami melakukan kekacauan ". Ucap Yunho membuat senyum miring hyunsuk terukir.

"Hanya itu?" Tanya Subin sedikit kesal, memangnya Dengan menutupnya Asrama Hogwarts akan membuat nama asrama Hufflepuff kembali membaik?.

"Saya siap dihukum" ucap seseorang berjalan memasuki ruangan sidang itu.

"Hong Woono lu ngapain hah?" Kesal Jeimin lalu pergi menghampiri adiknya yang hanya tersenyum miris.

"Gapapa kak"

"Anda siapa nak?" Tanya Joshua seperti telah mengenal anak ini.

Woono berjalan dan berdiri didepan Kelima ketua Asrama yang sedari tadi berselisih paham.

"Jika dalam tiga hari mereka tidak kembali dan membawa batu tersebut maka saya siap dihukum mati. Saya sebagai seorang Penyihir asrama Slytherin telah menghilangkan batu itu karena kekuatan saya juga lenyap,saya telah membunuh seorang Pamvir berdarah murni maka saya patut diberi hukuman". Ucap Woono lantang yang diangguki keempat ketua ras kecuali Jeimin yang menatapnya Kecewa.

"Baiklah saya setuju"ucap Hyunsuk sebagai ketua Asrama Ravenclaw.

"Saya juga setuju" ucap Yunho sedikit merasa bersalah.

"Saya setuju"ucap Subin

"Saya juga setuju, jika dengan cara ini kita bisa berdamai kembali" ucap Castle J tersenyum sembari menatap Woono.

"Tuan Jeimin?" Tanya Joshua sedangkan Jeimin hanya pergi dari sana tanpa sepatah kata pun.

"Kita tidak butuh pendapatnya mengingat ada empat orang yang setuju" ucap Khyunsuk dan diangguki oleh semua yang ada.

"Baiklah Hong Woono kamu sementara akan ditahan dipenjara istana sampai waktu yang ditentukan dan kalian silahkan pergi ke asrama masing-masing " ucap Joshua yang diangguki mereka lalu pergi setelah menunduk hormat.

"Woono lu apa-apaan si,main ambil keputusan tanpa pendapat gua dulu?" Tanya Jeimin setelah Joshua pergi untuk memanggil Prajurit kerajaan.

"Gua harus bertanggungjawab kak,dan ini satu-satunya cara"

"Gua mendidik dan membesarkan lu bukan untuk kehilangan Woono,gua memang bukan kakak kandung lu tapi emang lu harus seperti ini?"

"Maafin gua kak, emang kakak mau ras kita terus berselisih? Jika kematian gua mampu mendamaikan kita ya kita ambil jalan ini"

"Woono" Jeimin dan Woono menatap kebelakang dimana seseorang memanggil dengan tatapan datar.

"Saya permisi dulu"

"Jangan, disini saja anda juga kakak Woono jadi anda harus mendengarkan semua pembicaraan kita" Ucap seseorang dengan mahkota di kepalanya,dia benar-benar mirip dengan Woono.

"Kenapa?"

"Saya harus bertanggungjawab pangeran, saya membunuh seorang dan itu bukanlah perbuatan yang baik"

"Bertahun-tahun kakak mencari kamu dan sekarang kamu muncul dengan seperti ini?"

"Kak,gua dari awal lahir sudah dibenci Raja karena ratunya tiada setelah melahirkan gua. Gua sedari awal pembunuh,gua gak seharusnya lari dan memang seharusnya gua mati alih-alih hidup seperti ini".

"Sebenci itu kah de? Sampai-sampai panggil papa aja ga mau?"

"Dia memang seorang raja lagipula dariawal Saya tidak pernah dianggap seorang anak" Ucap Woono sembari menatap Jeimin,dia enggan menatap kakaknya yang mungkin sedang menangis.

"De, sebentar lagi Kak Eunwoo akan dinobatkan sebagai seorang putra mahkota dan kamu harus ada untuk melihatnya. Kamu tau sendiri sesayang apa kak Eunwoo".

"Gua gak bisa janji kak Minkyu" ucapnya terdengar pasrah namun tersenyum tulus.

Mereka berdua berpelukan setelah beberapa tahun tidak bertemu,Kim minkyu yang tidak diketahui identitasnya mengingat pangeran ini terlalu tertutup setelah kepergian adik kesayangannya.

"Terimakasih telah merawat adik Saya selama ini" ucap Kim Minkyu melepas pelukannya dan menatap Jeimin sendu.

"Sama-sama pangeran"

"Kak Jeimin maafin gua karena keras kepala,gua gak mau hidup dengan perasaan bersalah terus. Gua gapapa jika harus mati seperti ini." Ucap Woono lalu memeluk Jeimin yang mati-matian menahan tangis.

"Kakak yakin kamu akan baik-baik aja" ucap Jeimin setelah pelukannya terlepas lalu Woono yang dibawa oleh beberapa prajurit kerajaan penyihir.

"Apa sedari awal dia mengatakan bahwa ia pangeran?" Tanya Kim minkyu menatap kepergian adiknya.

"Tidak, bahkan saya mengetahui ini beberapa hari yang lalu saat raja datang ke asrama. Saya permisi pangeran". Ucap Jeimin pergi dari ruangan tersebut dengan mata yang berkaca-kaca,ia harus membuktikan bahwa Adiknya Woono tidak bersalah.

Sayangnya Joshua mendengarkan pembicaraan mereka sejak tadi,jadi anak yang muncul tadi adalah pangeran yang ia bantu untuk melarikan diri dari kerajaan beberapa tahun yang lalu.

Five witches and prince's blood || 04LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang