Disc : 2k+ words
[Brian Rajasa. Direktur utama Saham Baik telah dibebaskan bersyarat siang ini setelah membayar denda sebesar 4 Miliyar rupiah. Brian Rajasa mengatakan bahwa dia tidak bersalah dalam kasus penipuan dana trading saham sebelumnya dan hanya dijadikan kambing hitam atas kesalahan para investor sendiri. Brian menyatakan akan...]
"Silahkan Ice Americano nya, Kak" Suara barista laki-laki itu mengalihkan perhatian Raina dari berita di televisi yang menayangkan pembebasan tersangka kasus penipuan investasi beberapa bulan yang lalu.
Raina tersenyum dan mengambil satu cup americano nya "Terimakasih" kemudian kembali memperhatikan televisi namun beritanya telah berganti pada live report persidangan cerai salah seorang artis.
Raina mendengus muak.
Ia beranjak dari tempatnya berdiri dan hendak keluar dari cafe itu, menyapa beberapa orang yang ia kenal karena mereka satu kantor. Maklum, cafe ini terletak tepat didepan markas besar kepolisian, tentu pelanggannya kebanyakan para pekerja dari sana.
"Haikal?" Raina menyapa Haikal yang tampak berjalan tidak tenang "Mau kemana?".
Haikal tersenyum melihat Raina yang tampak cantik dengan blazer abu-abu dan segelas kopi di tangannya "Nyari pistol".
"Hah?" Raina terkejut.
Sungguh jawaban yang tidak terduga.
"Pistol lo ilang?" Tanya Raina yang langsung disahut Haikal dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir.
"Jangan keras-keras" Protes Haikal "Gue bisa di SP kalo ketauan".
"KOK BISA?" Raina kembali bertanya.
Haikal mendengus frustasi "Beberapa hari yang lalu kita ngejar perampok inget nggak?".
"Perampok?" Raina berusaha mengingat "Oh waktu itu gue ngejarnya sama Rendra nggak sama lo".
"Ya pokoknya itu. Kayaknya jatuh pas gue lari deh" Jelas Haikal.
"Waduh.." Raina jadi ikut panik "Terus mau lo cari kemana?".
"Yaa ini gue lagi mau napak tilas dari ke daerah pertokoan itu. Kayaknya jatuh pas kejar kejaran disana sih" Ujar Haikal "Nanti kalo ada code zero gue bakal tau kok, gue udah pake earphone".
Raina hanya mengangguk angguk karena Haikal bergegas berjalan sembari mencari barangnya yang hilang.
"Hati-hati ya!" Ucapan Raina hanya disahuti dengan lambaian tangan dari pemiliknya.
**
[Code zero! Emergency! Tim 1 harap segera berangkat ke lokasi]
Tanpa komando pasti, Naren, Rendra, dan Jendra dengan segera memasang peralatannya. Raina pun kini sudah bisa mengimbangi kecepatan rekan kerjanya. Tak lagi perlu masa loading untuk memahami situasi.
Tim Emergency ditakdirkan untuk bekerja dengan cepat!
"Jendra accepting. Tolong reportnya" Ucap Jendra, kemudian dia membisikkan sesuatu ke Raina "Telfon Haikal, suruh aktifin earphone nya dan langsung ke lokasi ya".
Raina mengangguk menjalankan perintah kaptennya.
"Jinan, stand bye ya!" Ucap Jendra pada Jidan yang mulai mengetikkan sesuatu pada perangkatnya dan mengangkat jempolnya.
[Tragedi penembakan terjadi di depan kantor perusahaan investasi "Saham Baik". Korban adalah Brian Rajasa, 39 Tahun yang baru keluar dari penjara tadi pagi. Korban sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh saksi yang ada di tempat kejadian. Pelaku menggunakan sepeda motor jenis mega pro tanpa plat. Menggunakan pistol yang sepertinya ilegal]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Detective | Sunshin
FanfictionHaikal tersenyum dan menarik tangan Raina "Lari!". Selamat datang di hari yang normal bagi anggota Tim 1 Emergency Unit, Kepolisian Republik Indonesia. Hari yang normal untuk memulai pekerjaan Raina sebagai.. Detektif Kepolisian.