zweiundzwanzig

6.3K 579 41
                                    

beomgyu memarkirkan motornya tepat disamping motor milik sungchan yang sudah lama tidak terpakai di garasi. tubuhnya basah kuyup karna menerjang hujan yang tiba-tiba turun.

21.15

setelah mengecek handphone miliknya beomgyu turun dari motor dan berjalan menuju pintu yang menjadi penghubung antara garasi dan dapur.

beomgyu tersentak kaget ketika melihat presensi sang kembaran yang sedang duduk di dapur dengan seporsi ramyeon dihadapannya.

"ditungguin papa dari tadi, langsung mandi sana keburu papa sama kakak liat"

tanpa menjawab beomgyu pergi ke arah kamarnya yang berada di bawah, dekat dengan ruang kerja sang papa.

beomgyu memang sengaja berangkat dari apartment ketika sudah malam untuk mengindari orang rumah. dan sialnya hujan turun ketika ia hampir sampai.

.

.

.

.

.

dengan penuh kehati-hatian beomgyu membuka cabinet diatas mencari dimana letak p3k berada. suasana rumah yang gelap dan sepi menjadi pertanda bahwa semua orang sudah masuk ke alam mimpi.

mata beomgyu berbinar ketika menemukan barang yang ia cari berada di cabinet atas lemari dapur. dengan cepat ia mengambil box itu dan mencari Paracetamol.

semenjak datang beomgyu memang tidak keluar kamar lagi. dirinya memutuskan untuk tetap di kamar dan tidur sampai akhirnya terbangun dini hari karna kepalanya yang berdenyut pusing.

"adek"

prangg

gelas ditangan beomgyu terlepas sesaat ia mendengar suara orang dari arah belakangnya. jaehyun yang melihat itu mempercepat langkahnya mendekati beomgyu yang kini sudah berjongkok ingin membersihkan serpihan kaca.

"jangan dipegang, papa aja yang beresin"

belum sempat tangannya menyentuh serpihan kaca, jaehyun terlebih dulu menarik lengan beomgyu untuk kembali berdiri dan berjalan menjauhi area pecahan.

"adek ngapain tengah malam?"

ini pertama kalinya beomgyu kembali bertemu dengan sang papa setelah insiden makan malam di hotel hari itu.

tidak mendapat jawaban dari sang anak, tatapan jaehyun terkunci kearah kotak p3k dan Paracetamol yang sudah terbuka di meja dapur.

"pusing? tadi kesini kehujanan ya?"

"sedikit"

jaehyun mengangguk lantas berjalan mendekati kitchen set dan mengambil gelas dari sana. setelah mengisi gelas dengan air dan mengambil Paracetamol di meja dapur jaehyun kembali menghampiri sang anak.

"udah makan malem kan?"

beomgyu mengangguk kecil lalu menerima obat dan gelas yang jaehyun sodorkan padanya. pandangan jaehyun tidak luput dari pergerakan beomgyu yang meminum obatnya, wajah sang anak juga terlihat memerah akibat demam.

"tidur lagi yaa, kalo butuh apa-apa ketuk aja pintu ruang kerja papa"

"papa gak tidur?"

"masih ada kerjaan"

tangan jaehyun terulur untuk mengusap lembut rambut beomgyu, disingkirkan perlahan rambut yang menutupi dahi. setelahnya jaehyun bisa merasakan hawa panas dari badan sang anak.

"mau papa anter ke kamar?"

beomgyu menggeleng lalu berpamitan untuk pergi kembali ke kamar. meninggalkan jaehyun dan serpihan kaca gelas yang masih berserakan di lantai dapur.

.

.

.

.

.

beomgyu kembali terbangun dengan resah. rasa panas dan pusing yang mendominasi membuat tidurnya tidak nyaman. jam masih menunjukkan pukul 2 pagi, segalanya berjalan terasa lambat.

lagi dan lagi akhirnya beomgyu memutuskan untuk memejamkan matanya berharap kantuk datang dan membawanya ke alam mimpi.

ceklek

telinganya menangkap suara pintu kamar yang dibuka. namun beomgyu masih setia untuk menutup matanya.

tidak lama beomgyu merasakan benda dingin menyentuh keningnya. dengan perlahan ia membuka mata dan melihat sang papa dihadapannya.

"papa bikin adek kebangun? maaf ya dek tidur lagi aja"

baru saja jaehyun hendak melangkah untuk pergi, pergelangan tangannya ditahan oleh sang anak. beomgyu bergeser sedikit hingga menyisakan luang kosong di kasurnya.

jaehyun tersenyum kecil melihat itu. dengan perlahan ia naik ke atas kasur dan merebahkan tubuhnya disamping beomgyu.

"sini"

tangan jaehyun terbuka lebar mengisyaratkan sang anak untuk masuk ke pelukannya. beomgyu sempat terdiam sejenak hingga akhirnya dengan ragu mendekat ke arah pelukan hangat sang papa.

"panas banget dek, lain kali kalo ujan neduh dulu aja ya"

anggukan kecil dari beomgyu dapat jaehyun rasakan. tanganya bergerak mengusap pelan punggung beomgyu untuk memberi ketenangan dan kehangatan.

hati beomgyu sedikit sakit melihat perilaku sang papa yang begitu hangat setelah apa yang ia katakan.

"papa... adek minta maaf..."

dengan suara paraunya beomgyu mematahkan gengsi yang selama ini tertahan. ia mendongak untuk menatap raut wajah sang papa yang menampilkan senyum penuh kehangatan.

"papa yang harusnya minta maaf sama adek. selama ini adek gak bebas karna kehadiran papa kan? maaf bikin adek jadi terkekang dengan sikap papa"

"enggak. papa gak salah, bubu juga gak salah. adek yang salah karna gak nurut kalian"

melihat mata beomgyu yang berkaca-kaca dan wajahnya yang semakin memerah membuat jaehyun mengusap pipi sang anak pelan.

"sssttt udah tidur, nanti kita obrolin lagi kalo adek udah sembuh ya"

"adek sayang papa. jangan tinggalin adek lagi ya pa"

memori jaehyun dibawa kembali saat dimana beomgyu kecil memintanya untuk tidak meninggalkan nya. (Chapter drei)

"papa juga sayang sama adek"

.

.

.

.

kalian lebih suka update sering tapi dikit atau update lama tapi panjang?

yang udah libur cungg☝🏻☝🏻
(menjadi pengangguran sampai 2 bulan kedepan)

⭐💬💗❗

change ; [beomgyu ft Jung family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang