09

272 16 19
                                    

hi, long time no see gimana kabar kalian?
jangan lupa ya vote dan follow aku okey biar semangat buat postnya
jangan lupa tersenyum kalian cantik & tampan kalo tersenyum💐💐

***

"Jika semua ini hanya cobaan
Mengapa harus ada kehilangan?"

***


Setelah pemakaman selesai dan orang-orang di sekitaran pemakaman itu sudah mulai pergi satu persatu, hanya laura, adrian dan kawan kawan laura yang terlihat engan untuk beranjak dari pemakaman itu.

Gadis yang selalu terlihat tenang namu terkadang juga bisa mengontrol dirinya untuk tidak melihatkan sisi lemahnya, untuk pertama kalinya menjunjukan sisi lemahnya.

Gadis itu masih saja setia menangis memeluk papan nama sang ibu sedangkan adrian memeluk papan nama sang ayah. Kedua kakak beradik itu masih mengeluarkan semuanya.

Mereka masih coba mencerna kejadian yang sangat singkat menurut mereka, kakak beradik itu masih berharap jika itu hanya mimpi, namun tuhan menolak kenyataan itu.

"Maa paa, kalian kenapa tinggalin kita?" Adrian yang dari awal pemakaman sampai akhir memilih untuk diam dan menangis, lini membuka suara.

Sedangkan anak anak stargez berdiri di samping dan belakang adrian, mereka mengelilingi anak kecil itu, dan sesekali jidan menepuk pundak anak laki-laki untuk memberikan semangat, johan yang melihat ini sesekali ikut menangis, johan juga sama seperti naura, pria dengan humor rendah itu sebenarnya juga memiliki banyak luka hanya saja beberapa orang yang tau.

Johan juga teringat kejadian dia kehilangan ayahnya, untung saja ibunya dan dia bisa di selamatkan waktu itu.

Laura dan aura juga masih di sana, mereka berdua duduk di sebelah kanan dan kiri naura, memeluk tubuh gadis yang menjadi teman mereka.

"Raa kuat yaa" ucap aura gadis itu makin memeluk tubuh naura dengan erat, menyalurkan semua kasih sayangnya pada sahabatnya.

"Balik yuu raa udah mau magrib, kita harus siap siap buat pengajian jugakan?" Ucap laura yang  mengusap punggung belakang sahabatnya itu

Sebenarnya laura dan aura juga sempat menangis namun air mata mereka sudah kering, mata mereka juga tidak jauh beda dengan naura bengkaknya akibat menangis namun jauh lebih lebam naura sedari sekolah sampai detik ini gadis itu tidak ada berhenti menangis.

"Kalian balik aja duluan" jawab naura yang masih dengan setia memeluk papan ibunya.

"Kalian balik dulu aja, bawa adrian biar naura sama gue." Ucap seseorang laki laki yang pasti tidak asing di pendengaran indra mereka di sana

"Tapi kak, adrian maasih mau disini sama kak naura" ucap adrian yang bisa dilihat tidak kalah kacau dari naura.

"Dri, lo dengerin gue ya, kalo kita gak balik sekarang kita gak bisa nyiapin persiapan buat pengajian kedua orang tua lo, emang lo gamau ngirim doa ke orang tua lo? Mau nangis terus gitu?" Kali ini rangga membuka suara, ucapannya sukses membuat adrian menoleh kepadanya dan terdiam sebentar

"Ayok kak balik" ucapnya berusaha memapah dirinya untuk berdiri, namun adrian tetap anak kecil yang lemah, anak laki laki itu tidak sanggup untuk berdiri, walau dia mau untuk kembali kakinya masih saja lemas dan sulit untuk berjalan bahkan berdiri tidak sanggup.

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang