"kamu udah ajak ngomong Zea?" Tanya Gama pada istinya-Finaya-
"Belum.."
"Kamu harus bilang sama Zea secepatnya,"
"Aku bingung cara ngomong sama dia gimana.." Finaya menggenggam tangan Gama.
"Hubungan kita bukan sekedar pacar yang bisa disembunyikan, kita suami istri gimana pun juga dia jadi anak aku sekarang," ucap Gama mencoba memberi pengertian pada Fianaya, wanita itu begitu keukeuh untuk menyembunyikan hubungan mereka.
"Kamu perbaiki hubungan kamu sama dia aku takut nanti dia tahu kamu jarang pulang karena kamu udah nikah sama aku, dia malah gak mau nerima aku" ucap Gama lagi.
Finaya menghela nafas. "Nanti aku bakal ngomong secepatnya. Sebenarnya salah satu alasan aku nggak mau ngomong ke dia, aku takut dia gak nerima kamu. Aku takut dia benci sama kamu."
"Jangan egois kalaupun dia gak nerima aku.. wajar. Kita beri waktu buat dia berpikir."
"Tapi Gam... Zea terpikat sama Aksa begitu pun sebaliknya."
⏳⏳⏳
Suara detak jam menghiasi kamar bernuansa hitam yang begitu hening itu. Di ujung kasur king size sebelah kanan, Aksa terduduk dengan tangan kiri memegang dompetnya sedangkan tangan kanannya berusaha mengeluarkan kertas foto berukuran 3×4 cm. Di kamar itu bukan hanya ada dia, namun ada Raja, orang yang paling dekat dengan Aksa di antara teman-temannya yang lain.
"Udahlah Sa, lo nyerah aja. Makin ke sini Lo itu makin cemen. Lo udah gak bisa nyuekin Zea lagi. Orang-orang juga bisa liat kali kalo lo punya rasa sama dia," ucap Raja lelah dengan kelakuan Aksa. Aksa itu hobbi sekali main kucing-kucingan!
"Gak! Gue gak bakal nyerah. Gue yakin.. kalo gue bisa benci sama dia!" Ucap Aksa keras kepala.
"Kalo emang sepede itu. Percuma kalo lo masih nyimpen foto dia di dompet. Percuma kalo lo liatin terus fotonya tiap malem," ucap Raja tak habis pikir. Aksa itu ya! Membuatnya greget. Bilangnya tidak suka, tapi masih saja menyimpan foto Zea.
Aksa menatap Raja penuh keyakinan. "Gue yakin suatu saat nanti gue bisa hancurin Zea."
"Terserah lo Sa. Lo ngancurin dia sama aja lo ngancurin diri lo sendiri."
"Pesan dari gue... Jangan suka bohongin hati. Awas terlambat. Lo bisa lihat Ezra suka Zea dari lama. Dari kelas 10 bahkan sebelum lo datang ke sini kelas 11," peringat Raja, lelaki itu memilih fokus ke ponselnya sekarang. Biarkanlah Aksa tenggelam dengan pikiran. Dia harus paham kalau dia itu mencintai Zea.
Aksa terdiam, apa Ezra benar-benar menyukai Zea?
"Ezra..." gumam Aksa kecil.
"Dia anaknya nekad," ucap Raja tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel miliknya.
"Eh btw Sa. Lo udah nyiapin buat ujian hari senin?" Tanya Raja ketika teringat bahwa mereka sebentar lagi ujian. Ini sudah hari sabtu, malam minggu malah. Tapi dia belum menyiapkan apapun.
"Ujian? Oh belum."
"Ya lo gak belajar aja lo bisa peringkat 1. Lah gue?"
"Terus urusan gue apa?"
"Lo! Bener-bener ya!"
⏳⏳⏳
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeaksa
Teen Fiction-Kita lihat siapa yang bakal kalah- Zea -Lo pikir ini pertarungan? Kenapa harus ada yang kalah?- Aksa -Lo sendiri yang mulai, Sa!-Zea -Artinya.. gue yang harus nyelesaiin?- Aksa ⏳⏳⏳ "Lo kenapa si, Sa. Bisa sebenci ini sama gue?" -Zea "Mungkin kalo L...