Benci

58 18 12
                                    

"Anjing!" Suara umpatan itu meluncur begitu saja dari seorang gadis yang kini telah terduduk di lantai. Matanya menatap nyalang lelaki di hadapannya.

"Bisa lebih kasar sama cewek?" Tanya Zea seraya bangkit dari posisinya jatuhnya.

Bagaimana dia tidak kesal jika tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya hingga jatuh. Salah dia apa?

"Oh mau dikasarin? Mau di mana?" Ucap lelaki itu dengan satu alis yang terangkat.

"Aksa!" Zea menatap tajam Aksa.

"Lo punya masalah hidup apa sih sama gue?" Tanya Zea kesal.

"Lo mau tau masalahnya apa? Masalahnya itu lo hidup dan lo ada di depan mata gue!"

"Lo kenapa sih sebenci itu sama gue?"

Aksa menatap Zea remeh." Kalo lo mati mungkin gue gak bakal benci sama lo."

"Aksa!" Tangan Zea terangkat hendak menampar Aksa, namun sebelum itu terjadi Aksa lebih dulu menyekal kemudian memelintir tangan milik Zea.

"Aksanjing tangan gue!"

"Lepas!" Suara bass itu mengalihkan perhatian Zea. Jeandra? Matanya tidak salahkan? Di depan matanya itu kak Jeandra?

"Gak usah ikut campur!" Ucap Aksa tajam.

"Kenapa gak boleh? Yang lo ganggu itu hak milik gue." Apa Jeandra tidak tahu perkataannya itu tidak baik untuk kesehatan jantung Zea!

Aksa melepaskan tangan Zea kasar. "Hak milik?" Aksa terkekeh oelan. Untung saja saat ini jam pelajaran tengah berlangsung, jadi tidak banyak murid yang menyaksikan perdebatan mereka.

"Udah berapa kali dia ngelempar diri ke lo sampe lo sebut hak milik?" Aksa tersenyum miring.

"Aksa mulut Lo gak bisa difilter ya! Gue bukan pelacur!" Kesal Zea.

"Gue gak pernah nyebut lo pelacur."

Baru saja Zea hendak menjawab perkataan Aksa, namun lengannya sudah lebih dahulu ditarik oleh Jeandra. Lelaki itu menuntun Zea menuju taman belakang.

"Kaka... Ini beneran Kak Jeandra, kan?" Jeandra membalikkan badannya, menatap Zea.

"Kakak balik buat gue, 'kan?" Tanya Zea penuh harap.

"Mana tangan lo?" Tanya Jean tanpa menanggapin pertanyaan Zea. Namun perkataan Jean justru membuat Zea tersenyum. Ini benar Jeandranya. Jeandra kembali!

Gadis itu mengulurkan lengannya, dia tahu ini akan menyakitkan, tapi.. dia menyukainya. Zea menggigit bibir bawahnya kala netranya menangkap pisau lipat yang kini berada di tangan kanan Jeandra.

Mata Zea terpejam, menikmati sentuhan tajam yang diberikan oleh Jean. "Ssh.."

"Don't bite baby," bisik Jeandra seraya mengusap bibir milik Zea lembut. Pandangan Zea jatuh pada lengannya yang kini dihiasi cairan berwarna merah. Senyum gadis itu begitu lebar.

"Kak.. kiss me, please!" Pinta Zea tanpa sadar.

"No! This Aksa mine," ucap Jeandra tajam dengan ibu jari yang masih berada di bibir Zea. "Kak... Makasih udah kembali.

⏳⏳⏳

"Zea lo kemana aja kampret!" Seorang gadis berambut sebahu itu berkacang pinggang menyambut kedatangan Zea.

"Icha.. kak Jean balik," ucap Zea pada sahabatnya itu.

"What the-" Icha menatap Zea terkejut.

"Brisik lo ah untung orang-orang udah pada istirahat!" Kesal Zea karena suara Icha begitu keras.

"Kak Jean balik artinya... Bentar! Berarti?"

ZeaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang