بسم الله الرحمن الرحيم
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Assalamu'alaikum wr.wb.Jejakmu semangatku.
━━☆━━☆━━☆━━☆━━☆━━☆━━
“Apa aku benar-benar tidak diinginkan di dunia ini? Siapa yang mau hidup di dunia yang kejam ini? Aku bahkan tidak pernah meminta untuk dilahirkan.”
___[𝕬 𝕷 𝕰 𝕴 𝕬]___
"IBU!! IBU BUKA PINTUNYA!!" Gadis itu meraung memanggil nama Sang Ibu. Tangisannya tak mampu dihentikan. Tubuh ringkihnya semakin rapuh akibat hujan yang membasahinya. Ia sangat kedinginan.
Seharusnya rumah menjadi tempat paling hangat untuk ia datangi. Namun, mungkin kali ini, sepertinya Tuhan yang akan memeluk tubuh gadis itu dengan hangat.
Suasana sore hari yang diguyur hujan deras seakan semakin mencekam. Pukulan demi pukulan ia kerahkan agar pintu besar itu dapat terbuka. Tenaganya seakan sudah dikuras habis.
Petir menggelegar saling bersahutan di langit kota lama Batavia. Hari sudah semakin senja, namun gadis itu masih enggan untuk beranjak dari depan pintu rumah yang sudah tak berpenghuni.
"IBU! INI LEIA!! LEIA PULANG, BU. AYAH!! KAKAKK!! BUKA PINTUNYAAA!! LEIA KEDINGINAN, LEIA SENDIRIAN DI SINI, LEIA MAU MASUK, LEIA TAKUT!!" teriaknya dengan tangis.
"KALIAN KEMANA?!! KENAPA TINGGALIN LEIA??!!" Tangisan gadis itu semakin memekikkan telinga. Rumah besar yang biasanya ramai dengan suara penghuninya, kini terlihat seperti rumah kosong yang sudah lama ditinggal.
"Ayah, ibu, kakak ... kalian kemana?Kenapa kalian pergi tinggalin Leia sendirian?" lirih Leia sambil terduduk memeluk lututnya di teras rumah itu.
Hari ini Tuhan seakan sangat jahat padanya. Ia dibiarkan sendirian tanpa siapapun yang menemaninya.
Hujan masih sangat deras, kilat pun ikut serta menyambar di mana-mana. Langit terlihat sangat gelap, menutupi cahaya senja yang biasanya hadir menghiasi langit sore.
Aleia Rhuvaika Gynaia. Gadis yang berkelainan albinisme atau albino itu menyeka air matanya dengan kasar. Ia menatap rintikan hujan yang terjatuh dari langit. Semesta seakan benar-benar mendukung kedukaannya dengan mengirimkan hujan yang sederas ini.
Leia membersihkan wajahnya yang dipenuhi air mata lalu berujar, "apa aku benar-benar tidak diinginkan di dunia ini? Siapa yang mau hidup di dunia yang kejam ini? Aku bahkan tidak pernah meminta untuk dilahirkan."
Hari ini bertepatan dengan hari kelulusannya. Leia sudah lulus Sekolah Menengah Pertama dan juga lulus dari Pondok Pesantren di umur lima belas tahun. Seharusnya keluarganya datang di acara itu. Namun, mereka berkata kepada Leia bahwa mereka sedang ada udzur, sehingga tidak dapat hadir di acara itu.
Padahal sebenarnya mereka bohong. Mereka tidak datang karena memang sudah tidak tinggal di daerah yang sama dengan Leia sejak satu tahun lalu. Mereka pergi tanpa sepengetahuan Leia.
Leia pulang karena memang ia sudah lulus dan hari ini ia pulang. Ia tidak memberi kabar kepada keluarganya karena memang ingin memberikan kejutan kepada mereka. Tetapi ternyata malah ia yang mendapatkan kejutan sebesar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, Lakaran Mulia (On Going)
Teen Fiction"Nanti lo jadi istri gue, mau?" "Nggak mau. Lei, kan, udah punya suami!" "Lawak lo! Mana ada suami, orang lo masih SMA." *** Ini bukan tentang perjodohan pasangan muda yang menikah ketika masih bersekolah. Melainkan kisah gadis muda bernama Aleia ya...