بسم الله الرحمن الرحيم
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Assalamu'alaikum wr.wbJejakmu semangatku.
━━☆━━☆━━☆━━☆━━☆━━☆━━
“Tuhan tau, aku mampu.”
___[𝕬 𝕷 𝕰 𝕴 𝕬]___
"Tuan, ini kenapa, Nona Leia habis tak senyumin kok malah nangis. Apa muka saya serem ya."
Bisa-bisanya bu Hawa malah nge-jokes.
"Nangis aja yang kenceng sampe ingus kamu abis," ucap Lhion. Terkesan ngelawak tapi wajah tetep aja datar.
"Tuan Lhion jangan gitu! Kasian Non Leia."
"Jangan diemin orang nangis, Bu. Dari kemarin dia semenjak di sini saya lihat-lihat nggak nangis-nangis. Kayak orang kuat aja." Bukannya menenangkan, Lhion malah membuat isak tangis Leia semakin menjadi-jadi.
"Tuan ini opotoh, anak nangis kok dibiarin. Kasian nanti sesek dadanya." Seperti itulah bu Hawa. Selalu saja menasehati Lhion. Bu Hawa sudah menganggap Lhion seperti anaknya sendiri, begitu pun dengan Lhion yang juga menganggap bu Hawa seperti ibunya sendiri.
Tidak hanya bu Hawa, tetapi bagi Lhion, seluruh pelayan, supir, satpam dan semua yang bekerja untuknya di rumah itu selalu Lhion anggap dan perlakukan seperti keluarganya sendiri.
Bu Hawa yang melihat Leia semakin terisak pun menepuk-nepuk pundak Leia dengan pelan.
"Non, Nona kenapa kok nangis?" tanya bu Hawa.
Leia yang merasa terpanggil pun akhirnya memutuskan untuk menatap bu Hawa. Mata wanita paruh baya persis sekali dengan wajah ibu Leia.
"Hiks! Ibuuu." Seketika Leia langsung memeluk bu Hawa begitu saja. Tangis Leia pecah saat merasakan kehangatan kala memeluk bu Hawa.
Bu Hawa yang dipeluk secara tiba-tiba oleh Leia hanya mampu membalas pelukan Leia.
"Nona kangen sama Ibu ya?" Leia menganggukkan kepala di tengah isak tangisnya di pelukan bu hawa.
"Cup-cup ... sudah, jangan nangis lagi. Nanti dadanya Non Leia sesek loh," tutur bu hawa dengan lembut.
Disaat tangisan Leia menggema di ruangan itu, Asma datang dari arah dapur bersama dengan beberapa pelayan wanita lain. Membawa makanan dan juga buah-buahan di nampan-nampan yang terbawa di tangan mereka.
Asma yang menyadari kala Leia dipeluk bu Hawa dengan menangis pun lantas bertanya. "Loh? Nona Leia kenapa?"
"Mungkin dia kangen sama ibunya," ucap Gara, menjawab pertanyaan dari calon istrinya itu. Jatuh cinta dengan rekan kerja. Itulah mereka, Asma dan Gara.
**Ingat y Asma dan Gara, bukan asam dan garam:v
Asma adalah seorang gadis desa yang merantau ke ibu kota demi menghidupi keluarganya di desa. Ayah Asma sudah meninggal saat Asma masih duduk di bangku SMA.
Tanpa lanjut kuliah, Asma lebih memilih merantau ke kota orang demi mencari pekerjaan. Beruntungnya Tuhan langsung membantu niat baiknya untuk menjadi tulang punggung keluarga dengan menjadikan Lhion perantara untuk membantu Asma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, Lakaran Mulia (On Going)
Ficção Adolescente"Nanti lo jadi istri gue, mau?" "Nggak mau. Lei, kan, udah punya suami!" "Lawak lo! Mana ada suami, orang lo masih SMA." *** Ini bukan tentang perjodohan pasangan muda yang menikah ketika masih bersekolah. Melainkan kisah gadis muda bernama Aleia ya...