Dunia monkart
Dimana manusia hidup berdampingan dengan monster yang bernama monkart. Semua orang akan berlomba-lomba, agar bisa mendapatkan gelar kesatria.
Dengan cara, mereka akan mengikuti turnamen monkart, bersama rekan masing-masing. Dimana pet...
Saat ini mereka sedang duduk untuk sarapan, tetapi hanya ada satu tempat duduk yang kosong, yaitu Violette. Selain bakatnya dalam tari ballet, dia juga berbakat dalam hal memasak, maka dari itu, saat ini Violette sedang membuat sarapan untuk orangtua nya dan para tamunya. Walaupun begitu, makanan belum saja datang, membuat mereka sedikit lemas, terkecuali oleh Michael, muka segar, tetapi perutnya minta diisi.
"makanan sudah jadi!!" ucap Violette sambil membawa makanan dibantu oleh pelayan yang lainnya. Mereka pun menyajikan sarapan, Violette pun duduk ditempatnya dan mulai melihat yang lainnya dengan perasaan gugup.
"aku harap ini sesuai dengan selera mereka" ucap Violette dalam hati.
Mereka pun mulai sarapan, dan...mereka terkejut dengan rasanya.
"wah ini enak sekali Violette!! Aku yakin kau akan menjadi istri yang hebat !!" ucap Ratu Fourseasons. Yang dipuji hanya tersenyum malu, Laura dan Sena ikut memuji masakan Violette sedangkan yang lain menikamti makanannya, terkecuali Jin dan Rydin makan dengan rakus seperti tidak pernah makan sama sekali.
Selesai acara sarapan tadi, Violette dan yang lainnya memutuskan untuk berjalan dikota Landow, selama perjalanan, banyak warga yang menyapa mereka, khususnya Violette. Banyak anak-anak yang menyapanya.
"wah disini sangat ramai!!" ucap Robin.
"dan disini sangat berisik" ucapan Vettel membuat yang lain(-Violette) mentapnya datar. Sedangkan yang ditatap hanya diam.
Di Tengah perjalanan, Michael melihat tokoh penjual kain, tiba-tiba Michael mengingat kejadian kemarin. Dimana Violette terlihat sedih akan sepatu buatan ayahnya rusak, Michael pun pamit kepada teman-temannya untuk pergi kesuatu tempat.
"teman-teman, aku ingin ke suatu tempat dulu, kalian duluan saja" ucap Michael.
"apa kakak ingin kutemani?" tanya Robin. Dan dibalas gelengan oleh Michael, Michael pun pergi meninggalkan teman-temannya yang penuh dengan tanda tanya.
Michael POV. Aku sampai di tokoh kain ini, jika tidak salah...warna sepatunya merah mudakan? Jika dilihat-lihat, warna merah muda disini berbagai macam, apa aku harus membuatnya berbeda atau aku harus membuatnya sama persis?
"ada yang bisa aku bantu nak" aku melihat kearah samping, dimana ada seorang Wanita tua, hanya saja masih bisa dikatakan kategori cantik dengan bunga daisy untuk hiasan rambutnya.
"aku sedikit pusing untuk warna merah mudanya, begitu banyak warna disini, kalau boleh, apakah ada warna yang bagus untuk dipakai oleh penari ballet?" aku lihat Wanita ini sedikit terkekeh membuatku sedikit malu, apakah pertanyaan ku aneh?
"apakah kau ingin membuat sepatu untuk putri Violette?" pertanyaan nya membuat ku terkejut!! Bagiaman dia bisa tau!! Atau jangan-jangan... ada yang ingin membuatkan nya juga?!!.
"dilihat dari muka mu itu nak, sepertinya dugaan ku benar, kau orang ketiga yang membeli kain disini untuk membuat sepatu untuk tuan putri" ketiga? Siapa pertama dan kedua?
"kalau boleh aku tau... siapa orang pertama dan kedua itu?" baru kali ini aku berbiacara banyak.
"orang pertama itu adalah Raja David, kakek tuan putri, beliau membeli kain disini untuk membuat sepatu khusus untuk hadiah ulang tahunnya, dimana saat itu beliau masih sehat dan dimana tuan putri masih berumur 7 tahun" jadi... orang kedua adalah...
"orang kedua adalah ayah tuang putri, Raja Ron, yang dimana dialah memerintah Kerajaan saat ini, beliau membeli kain disini sekitar satu minggu yang lalu, mendengar kabar bahwa tuan putri akan diangkat menjadi tuan putri Kerajaan yang akan dikenali satu dunia" jadi begitu rupanya, aku mengerti sekarang.
Wanita itu pun memberikan ku bungkusan dimana sudah ada kain dan pernak perik untuk hiasan, tidak lupa untuk membayar Wanita itu memberikan ku bunga untuk ucapan terimakasih.
Selama perjalanan banyak yang menyapa ku, terlebih anak-anak dengan senyuman khas mereka, membuatku tersenyum, kota ini begitu damai, entah hanya perasaan ku saja atau memang kota ini terlalu damai? Tidak seperti di kota Latona, dimana Mark dan teman-temannya yang selalu membuat ulah.
Jika kalian bertanya dimana Leo dan para monkart lainnya? Mereka berada diistana, mereka tidak ingin ikut dan memutuskan untuk berpetualang di istana yang terbilang sangat luas.
Saat ini masih siang, dimana matahari sangat Terik, aku Kembali keistana duluan untuk menyimpan barang-barang yang sudah aku beli, hanya saja aku tidak tau dimana aku harus menyimpannya, aku tidak ingin ada yang tau tentang hal ini, terlebih jika Jin dan Rydin yang sangat suka membuat keributan.
Saat aku mencari tempat, aku melihat Cedric sedang memeberikan tugas kepada para pengawal. Jika dilihat, dia sepertinya bisa ku percaya dalam hal ini.
"Tn. Cedric " dia melihat ku sebentar dan mengisyaratkan para pengawa untuk pergi dan dia berjalan kearah ku.
"ada apa Tn. Michael memanggilku" ucapannya terlalu baku, sepertinya aku harus menyuruhnya santai pada ku.
"sebelum aku memberitau mu, apa kau bisa memanggilku Michael saja? Tanpa embel-embel tuan, dan aku harap kau bisa santai saja pada ku" dia mengangguk dengan ucapan ku.
"baiklah, jadi... ada apa kau memanggilku? Bukannya kau dan putri pergi keluar tadi?" ucaapnya. Saat mataku tidak sengaja melihat kearah belakang Cedric, aku melihat Leo dan para Monkart.
"begitulah, tapi apa kita bisa bicara berdua saja? aku tidak ingin ada yang mendengarnya" sontak Cedric melihat kearah belakang diman para Monkart sedang saling bicara, Cedric mengajak ku ke tempat penempa pedang, walaupun begitu tempat ini terbilang sedikit sepi.
"jadi apa yang kau ingin tanyakan pada ku?"tanya nya.
"begini, aku berniat untuk membuatkan sepatu ballet baru untuk tuan putri, melihat dia kemarin begitu murung karena sepatu ballet buatan yang mulia raja rusak, aku berniat ingin memperbaikinya hanya saja... sepatu itu seperti tidak layak dipakai lagi olehnya, maka dari itu, apa kau bisa membantuku sekaligus mencari kan ku tempat dimana aku bisa membuat sepatu tampa harus diketahui oleh orang lain?" sepertinya ini rekor untukku karena telah berbicara banyak, sedangkan aku lihat dia mengangguk sambil berpikir.
"sebenarnya ada ruangan dibawah istana, disanalah dulu yang mulia membuat sepatu untuk tuan putri" ucapnya.
"kalau begitu bawa aku kesana, aku ingin lansung membuatnya" dia mengangguk dan kami pun mulai jalan dengan dia didepan dan aku dibelkangnya mengekori.