[[S2]] CHAPTER 5 : Fabel Rekan Sehidup Semati

978 74 2
                                    


Bunyi dari mesin kateter memenuhi ruangan yang sepi. Meninggalkan kesan muram yang membawa hasrat untuk terus bersedih. Sedangkan sosok yang terbaring lemah di atas ranjang berspray putih mulai menunjukkan sejumlah gerik yang membuat sosok wanita bersurai putih bangkit dari kursinya,

"Kim Dokja-ssi?! "

Bulu mata yang tergaris indah bergerak dengan lemah.

Kemudian sosok itu membuka mata perlahan setelah terbangun dari mimpi buruknya...

>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<

Buram, dan samar. Kegelapan yang semula memenuhinya perlahan memudar, memperjelas suasana kehidupan yang begitu lama tak ia rasakan. Kesunyian yang membelenggu terpecah oleh suara halus penuh rasa syukur dari sosok wanita cantik bersurai putih yang berdiri tepat di sampingnya.

"Kim Dokja-ssi... "

Ah, wajah yang familier. Kim Dokja masih mengingatnya bahkan kalaupun isi kepalanya saat ini belum sepenuhnya benar. Melihat sosok cantik dalam seragam dokter khas yang membalut tubuh rampingnya. Senyumnya yang tulus, tatapannya yang lembut memikat hati.

Sosok dari dokter Nebula yang selalu membantunya.

Ada setitik rasa syukur di dalam dada yang terasa sesak menyakitkan. Berpikir bahwa mimpi buruk panjang yang telah ia rasakan kini berakhir sudah.

Berpikir bahwa ia telah terlepas dari belenggu terakhir sosok bajingan yang telah mengikatnya.

"Kim Dokja... "

Setidaknya... Ia berhasil sampai kembali disini...

Tangan pucat terulur perlahan. Menyentuh kulitnya yang dingin dengan jemari indahnya yang bersih.

"...?!! "

Kemudian melingkari sekeliling lehernya dan mencekiknya dengan niat membunuh asli.

["... Kenapa--kau terbangun--? "]

Kim Dokja merinding. Ngeri. Rasa takut itu kembali memenuhi dirinya dan membuat sekujur tubuhnya kaku.

["... Kenapa-- tidak -- mati?"]

Bibir semerah kulit apel itu mengucapkan kembali kalimat keji. Kalimat yang sangat tak pantas keluar dari sosok jelitanya yang sarat kasih. Namun yang kini tampak pada wajah elok itu bukanlah sosok welas asih yang menghangatkan hati.

Wajah cantik itu luntur. Berubah menjadi sesosok monster dengan tiga wajah mengerikan yang mendesis-desis garang di depan wajahnya.

["KENAPA KAU TIDAK--MATI?!! "]

"--GAHK! "

Kim Dokja merasakan cengkeraman itu semakin kencang. Mencekiknya sekuat tenaga hingga meninggalkan bekas goresan yang mengalirkan darah segar. Napas yang terbatas membuat dadanya semakin sesak dan menyakitkan. Sedangkan eksistensinya secara perlahan seperti tersedot kedalam dunia yang kembali berubah menggelap dan semakin mencekam.

[[... J. a.. --]]

Rasa sakit membakar lehernya...

[[... Dok... Ja...! ]]

Bersama dengan seruan yang menggema kecil di dalam kepalanya.

Seruan dari Sistem yang memberinya peringatan keras.

[[... BA.NGU... N... DOK--JA..!!! --]]

Namun Kim Dokja hanya mendengarnya seperti bisikan kaset rusak. Tanpa bisa mengartikan maksud sebenarnya dari sosok yang berusaha melindunginya.

KISS ME, LIARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang