1

395 47 4
                                    

"Aku tidak mau" ujar Hinata. Entah sudah beberapa kali dia mengucapkan kalimat itu.

"Ayolah Hinata" Kiba berlutut dihadapan Hinata dengan kedua tangannya yang memegang tangan perempuan itu.

"Aku tidak mau Kiba" tolaknya lagi. Kenapa Kiba sangat keras kepala. Sudah dia katakan dia tidak mau.

"Hinata sekali ini saja ya" laki-laki itu terus menyakinkan Hinata.

"Tidak. Mau." Ucap Hinata dengan penuh penekanan.

"Kenapa? Kenapa kau tidak mau?" Kiba jengkel juga. Kenapa Hinata susah sekali diajak.

"Ya itu" Hinata bingung juga menjelaskannya. Tapi ada alasan yang dia tidak bisa katakan.

"Pasti karena Naruto kan?" Ucap laki-laki itu.

"B-bukan" jawab Hinata.

Kiba sangat tau Hinata menyukai Naruto dari dulu. Dan perasaan itu tidak pernah berubah Kiba berani bertaruh. Karena alasan itu lah dia selalu menolak ajakannya.

"Kalau bukan karena alasan itu lalu apa?" Hinata terdiam. Ya mungkin itulah alasannya kenapa Hinata selalu menolak ajakan Kiba. Hinata terduduk dan menutup mukanya. Dia sangat bingung sekali. Kiba terus mendesaknya tapi dia tidak mempunyai alasan yang kuat untuk menolaknya.

"Tuh kan kau tidak mempunyai alasan yang kuat untuk menolakku. Jadi ayolah Hinata" bujuk Kiba lagi.

"Aku tidak mau pergi Kiba. Aku malu" ucap Hinata pelan.

"Malu? Ayolah Hinata kau malu melihat Naruto?" Kiba tidak habis pikir kepada Hinata.

"Ini bukan soal Naruto saja tapi keadaanku juga"

"Kau tau aku tidak seperti kalian"

"Aku malu. Aku hanya seorang guru TK dan penjual bunga"

"Jadi jangan ajak aku ke reuni itu lagi. Aku tidak akan pernah pergi" jawab Hinata panjang lebar. Kiba terdiam. Dia mengerti perasaan Hinata tapi dia harus membuat perempuan itu hadir ke reuni jika tidak Ino akan marah besar padanya.

Semenjak kelulusan Jenior High School Hinata memutuskan kontak dengan semua temannya termasuk Ino sahabat baiknya. Alasannya karena keluarganya kecelakaan dan mengharuskan Hinata untuk tinggal bersama kakek dan neneknya di desa. Saat teman sebayanya berlomba lomba bersekolah setinggi mungkin, Hinata hanya bisa menempuh bangku pendidikan sampai Senior High School saja dan terpaksa untuk mencari kerja karena kakek dan neneknya meninggal dunia.

Dua tahun yang lalu Kiba bertemu dengan Hinata secara tidak sengaja. Ternyata perempuan itu bekerja sebagai guru TK di sekolah yang dimana dimiliki oleh keluarga Kiba. Disitulah Kiba mulai tahu kenapa Hinata menarik diri dari teman temannya. Namun Hinata meminta agar Kiba merahasiakan kehadiran dirinya termasuk kepada Ino. Dia tidak mau Ino melihat kondisinya yang menyedihkan.

Naasnya dua hari yang lalu Kiba kepergok oleh Ino sedang menelepon Hinata. Dia mendesak Kiba agar bertemu dengan perempuan itu. Ino terus mengusik hidup Kiba dengan menanyakan alamat tinggal Hinata. Sampai-sampai pacarnya marah karena Ino terus menerus meneleponnya saat kencan. Akhirnya Ino dan Kiba membuat perjanjian jika Hinata ikut ke reuni sekolah lima hari lagi, Ino tidak akan mengusik Kiba.

"Tapi Ino ingin bertemu denganmu disana" Hinata menghela nafas gusar. Dia memang teman yang jahat bagi Ino.

"Kau tidak kasihan padanya? Selama ini dia selalu mencarimu"

"Hinata"

"Kau tidak perlu malu. Ino sangat merindukanmu. Dia ingin melihatmu Hinata. Jadi mohon datanglah" Kiba mencoba untuk sememelas mungkin. Dia tidak mau hidupnya terus diusik oleh perempuan gila itu. Bisa-bisa dia putus dengan pacarnya. Hinata berpikir keras. Jika saja Kiba lebih hati-hati mungkin kondisinya tidak akan seperti ini. Tapi semuanya sudah terjadi.

Kau LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang