Nanon korapat — Nevan kastara
Ohm pawat — Haxell Ardhi Natha
----------
Inilah yang di lakukan oleh Haxell Ardhi Natha seorang laki-laki yang masih berstatus sebagai pelajar menengah akhir, kini ia tengah duduk di sebuah bangku kantin bersama dengan seorang perempuan yang merupakan adik kelasnya, mereka berpacaran? Tidak, Haxell itu tukang PHP jadi bisa di sebut mereka itu HTS kalau kata anak gaul jaman sekarang.
Haxell melirik seorang lelaki yang duduk tak jauh darinya, menatap datar kearahnya. Hexell hanya memberikan senyumannya untuk lelaki itu, dan melanjutkan mengobrol dengan perempuan yang kini duduk di sebelahnya.
"Eh??" perempuan cantik yang memiliki rambut pendek sebahu itu menatap heran seorang lelaki yang tiba-tiba duduk di pangkuan Haxell dan Haxell tak merasa terganggu, tangan Haxell malah melingkar di perut lelaki yang duduk di pangkuannya.
Rara --- adik kelas Haxell yang duduk di sebelah Haxell itu berdiri dan menatap tajam kedua lelaki itu.
"Van, turun sayang, Rara gak suka tuh" Haxell mengusap pipi Nevan yang putih dan lembut, Nevan yang duduk di pangkuan Haxell dengan milkshake di tangannya dan meminumnya dengan santai.
"Apaan sih kak Nevan, hari ini kan kak Haxell bareng aku!" Rara menghentakkan kakinya, ia tau siapa Nevan, dia itu kekasih Haxell, pangeran sekolahnya yang bisa selingkuh di hadapan Nevan langsung.
"Bodo amat, gue lagi pengen di pangku, kalau gak suka minggat aja sana!" ketus Nevan, ia menoleh menatap Haxell lalu mencium singkat bibir milik Haxell bermaksud memanas-manasi selingkuhan pacarnya.
"Serah!" Rara pergi dari sana meninggalkan dua sejoli yang kini sudah saling melumat bibir satu sama lain, sampai milkshake yang di pegang Nevan jatuh karena kaget saat dadanya di remas oleh Haxell
"Bangsat, mesum" meskipun berkata seperti itu Nevan mengalungkan tangannya di leher Haxell, tak mempedulikan murid-murid lain yang memperhatikan mereka, beberapa dari mereka tentu pernah menjadi korban PHP Haxell jadi mereka iri melihat Nevan.
"Lucu banget pacar gue" Haxell mengendus aroma tubuh Nevan yang mampu membangunkan si kecil yang di jaga nya, alias Haxell junior, tapi ia mampu menahannya hingga pulang atau sekedar memainkannya sendiri di kamar mandi nanti.
Nevan salut sebenarnya kepada Haxell, meskipun Haxell sering kali nafsu karena bersamanya tapi Haxell belum mengambil keperjakaannya, tak memaksa takut Nevan sakit katanya, Nevan sendiri belum siap melakukan itu hanya sekedar ciuman saja mereka lakukan setelah tiga bulan berpacaran.
"Kenapa diem?? Jangan mikirin itu, gue bisa tahan sampai lo siap, gue gak maksa, gue gak mau nyakitin lo lagi dengan gue yang kasar" Haxell mengecup lembut pipi putih Nevan, selalu bisa menebak isi pikiran Nevan setiap saat, meskipun Nevan tak pernah bercerita tentang perasaannya dan perubahan moodnya tapi Haxell selalu tau membuatnya merasa beruntung mendapatkan Haxell di dalam hidupnya.
"Hm"
Haxell menatap wajah Nevan yang kini melamun dengan tangan yang melingkar di lehernya, wajah yang selalu membuat mabuk cinta, wajah yang membuatnya gila jika membayangkannya, wajah yang tak bisa tersingkirkan di pikirannya.
"Aw" Nevan memegangi perut bagian kirinya, dahinya mengerut dan matanya terpejam saat merasakan sakit yang tiba-tiba datang, Haxell yang menyadari jika Nevan tengah kesakitan di buat panik.
"Kenapa?? Mana yang sakit?? Sakit banget ya?? Mau ke UKS gak?" Haxell mengusap lembut perut bagian kiri Nevan, khawatir dengan kondisi Nevan, "Gapapa kan??"
"Gapapa kok, cuma sakit dikit, tadi kepentok meja" memang benar dia tak sengaja menubruk sudut meja.
-----
"Manggil sayang doang tapi gak di pacarin" celetuk seorang perempuan yang memiliki rambut hitam panjang di bawah bahu, menatap Haxell yang tertawa mendengar sindirannya, Clara namanya.
"Gak bisa dong sayang, hubungan kita kan cuma bisa sebagai temen, teman tapi mesra lah istilahnya" Haxell merangkul pundak Clara, mencubit gemas pipi Clara. Clara itu teman sekelasnya ngomong-ngomong.
"Nevan beruntung banget ya bisa dapetin lu"
Haxell menggelengkan kepalanya "Gue yang beruntung bisa dapetin dia, dia itu sempurna"
Clara mendengus, andai Haxell adalah miliknya tapi sayang Haxell hanya mau berteman, tak mau memiliki hubungan lebih selain dengan Nevan. Mau bilang Haxelll itu bulol tapi anak itu sering kali selingkuh.
"Lima menit lagi pulang nih" ucap Haxell sambil menatap jam tangannya, kelasnya tengah jamkos di jam pelajaran terakhir, ia menggendong tasnya di pundak sebelah kirinya lalu berjalan keluar dari kelas.
Senyumnya merekah ketika melihat Nevan yang duduk di bangkunya, Haxell melihat lewat jendela kelas Nevan, tampak Nevan yang memperhatikan gurunya dengan seksama hingga bel berbunyi dan guru itu pergi setelah berpamitan.
"Hallo sayang!"
Nevan tersentak saat Haxell tiba-tiba muncul di hadapannya, ia menghela nafas dan memegangi dadanya, jantungnya berdebar tiba-tiba, mendengus tak suka dengan tingkah Haxell yang selalu mengagetkannya.
"Jangan ngagetin ah!" Nevan berjalan mendahului Haxell, entah mengapa ia sangat kesal terhadap Haxell hanya karena hal sepele seperti ini, moodnya gampang berubah akhir-akhir ini.
Haxell terkadang heran dengan Nevan yang selalu kaget berlebihan jika dia memanggil dan menyentuhnya secara tiba-tiba, tapi Nevan bilang dia takut orang lain yang menyentuhnya jadi dia selalu berjaga-jaga.
:: To be continue ::
Hallo readers! Setelah beberapa bulan ga on di watty akhirnya aku bikin cerita lagi, huhhh akun lama aku sukapawatN3 udah aku apus yang karena teman-teman aku udah pada tau wkwkwk, sayang sih, tapi demi kebaikan bersama tak apalah.
Vote komen follow ya phii, thanks naaaa jaa 🤎
[Oh iya, kalau kalian pengen request cerita kapal lain boleh kok, nanti aku buat kan (kemungkinan) boleh request genrenya juga hehehe, terimakasih]
[Btw ini ceritanya tidak sad end, tapi kalau pada mau yang sad end, aku buat sad end wkwkwk]
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO BAD GUYS
RandomTentang dua orang remaja yang saling mencintai, katanya. Hanya tentang kisah remaja yang dapat di tebak, kisah pertengkaran kecil, konflik kecil, keromantisan, cerita cinta mereka tak jauh dari itu. __ :: OhmNanon :: BxB