05.

93 11 4
                                    

"Jangan kayak gitu lagi ya? Jangan"

Haxell menganguk, matanya sudah terpejam, sungguh mengantuk, entah sudah berapa kali Nevan mengatakan itu, Nevan sudah tidur namun kembali bangun kemudian mengatakan itu lantas kembali tidur, terus saja seperti itu.

Meskipun seperti itu Haxell tetap setia memeluk tubuh kekasihnya, ini juga salahnya kan? Haxell belum tau kenapa Nevan begitu takut, apa dulu dia di paksa oleh Dion? Ah pikiran negatif tentang Dion menyerangnya sekarang.

"Jangan ya?"

"Iya sayang, gak bakalan, udah ya? Kamu gak cape gitu terus hm?" kali ini Haxell bersuara bukan hanya mengangguk, menatap Nevan yang menampakkan wajahnya yang sembap akibat menangis.

"Takut, jangan gitu Xell, jangan jahat kayak Dion, ya?"

"Emang Dion ngelakuin apa sama kamu?? Sekarang jangan bohong lagi sama aku, aku bakalan marah kalau kamu bohong sama aku. Cerita sama aku, sekarang"

Nevan menganguk ragu, ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Haxell, menghela nafas kemudian menatap Haxell lagi, "Dion jahat Xell, dia iblis, bodoh banget aku pernah cinta sama dia hahaha, dia perkosa aku, dia ngajak teman-temannya. Kamu tau? Waktu itu tubuh aku di pake sama sembilan orang, mereka semua nyekap aku selama satu Minggu di rumah Dion dan selama satu Minggu itu aku di buat jadi pemuas nafsu mereka, aku takut, aku ngerasa jijik sama diri aku sendiri, aku gak bisa jaga diri .... Aku gak mau kamu tau karena aku takut kamu bakalan ngangep aku sampah, karena Papa sama Mama ngangep aku sampah Xell"

Haxell mengubah posisinya menjadi duduk, ia menatap wajah Nevan, hei anak itu memiliki masa lalu yang begitu mengerikan, anak yang begitu ceria ternyata menyimpan kubangan luka masa lalu. Air mata Haxell jatuh begitu saja, kenapa tidak dari dulu ia mengenal Nevan? Akan dia jaga bagaikan berlian.

"Tapi untungnya mereka ngelepasin aku dan nganterin aku ke rumah. Aku pernah nyakitin mereka tapi ternyata yang aku pukul, yang aku sakitin selama ini adalah aku sendiri, aku cuma halusinasi, tapi—"

"Jangan pernah ngelakuin itu, jangan, ada aku disini"

Mereka berdua kembali berpelukan, sampai mereka terlelap dalam tidur, ah ralat hanya Nevan yang mulai tertidur dengan nyenyak, sementara Haxell masih menangis tanpa suara sesekali termenung tak jelas.

Haxell turun dari ranjang dengan gerakan sehalus mungkin, ia pergi ke dapur untuk menenangkan pikirannya yang ingin sekali membunuh orang yang bernama Dion saat ini juga. Ia melihat ayah dan ibunya yang masih duduk di meja makan, ia melirik jam tangannya yang masih menunjukkan pukul 8.

"Ah? Berarti gue tidur sore-sore dong?" gumam Haxell, kemudian ia ikut duduk disana, menghela nafas berat akibat memikirkan Nevan yang ketakutan karena ulahnya.

"Lho? Nevan nya mana? Kok gak di bangunin, dia belum makan lho" tanya Ayahnya --- Jergan. Merindukan menantunya yang selalu mendukungnya saat main catur bersama Haxell.

"Nevan nangis tuh gara-gara anak kamu itu tuh" Alyssa memutar bola matanya, sepertinya dia masih marah karena Haxell membuat anak orang menangis karena ulahnya, ia tau Haxell kalut dalam amarah.

"Bunda, Ayah .... Haxell mau cerita" mata Haxell sudah berkaca-kaca lagi sekarang, ia sudah menangis, karena hanya di depan orang tuanya lah dia berani menangis dengan suara yang menggemaskannya.

"Ceritanya aja, jangan nangis cengeng banget anak Ayah"

"Nevan ternyata punya trauma, dia ketakutan gara-gara Haxell, Haxell kesel sama diri sendiri karena gak bisa ngertiin Nevan, Nevan ketakutan banget tadi sampai gak bisa tidur nyenyak"

Jergan dan Alyssa saling memandang satu sama lain, sepertinya putranya itu sudah jatuh cinta sedalam-dalamnya terhadap sosok laki-laki yang bernama Nevan itu, terbukti dengan Haxell yang selalu ingin mengerti perasaan Nevan.

"Dia punya trauma karena apa?" tanya Alyssa, ia juga khawatir dengan calon menantunya.

"Dia pernah di perkosa Bun, dan Haxell gak tau itu, Haxell malah bikin dia inget sama masa lalunya" Haxell menangis lagi, bahkan sekarang ia menangis sesegukan, rasa bersalahnya semakin besar di rasa.

Jergan dan Alyssa mematung, "Kapan?? Coba ceritain semuanya, Ayah pengen tau, siapa tau ayah bisa bantu buat nangkep pelakunya"

Haxell menganguk "Dia pernah di perkosa sama sembilan orang sekaligus, dia di sekap di rumah mantan pacarnya selama satu Minggu, dan selama satu Minggu itu tubuh Nevan di lecehin sama sembilan orang itu. Pelaku utamanya Dion Yah, temen sekelas aku"

"Se-sembilan orang? Xell, yang bener aja?? Dia nyembunyiin luka sebesar itu? Seharusnya dia lapor polisi soal itu" Alyssa kembali bersuara, orang yang berani melakukan hal keji seperti itu benar-benar tak punya hati dan tak memiliki pikiran.

"Nevan selalu halusinasi kalau dia lagi ngelukain pelakunya tapi ternyata yang di lukai sama Nevan itu dirinya sendiri bukan orang-orang yang udah ngelakuin hal yang gak manusiawi sama dia. Haxell takut kalau dia gak bisa ngelawan halusinasinya sendiri"

"Xell ini bahaya, kamu harus jaga dia pokonya! Bunda gak mau calon menantu Bunda kenapa-napa, jaga dia ya? Jangan bikin dia sedih, jangan bikin dia kecewa, oke??"

:: To be continue ::

Mau nyumbangin ide atau mau ngasih saran/kritikan? Boleh kok, bisa di komentar ataupun japri langsung hehehe

Vote komen follow nya jangan lupaaa ya❤️💚

TWO BAD GUYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang