bagian 4

89 7 0
                                    

~🦋🦋 jangan lupa komen sama vote ya teman teman biar ana semangat terus dalam up cerita.

.

.

.

بسم الله الرحمن الرحيم

"Allah tidak selalu menaruhku tetap pada bahagia, tapi allah juga tidak akan membiarkanku dalam luka terlalu lama kecuali ada kebahagiaan sebagai gantinya.

Dengan melihatku tersenyum bahagia bukan berarti aku tidak punya masalah.

Ada hancur yang tidak kau mengerti, sama dengan aku yang tidak mengerti dibagian mana sedihmu, masing-masing dari kita sedang berjuang dengan ujianNya, hanya alasan untuk ikhlas menerima semua masalah dan tetap tersenyum yang tidak sama."

~Admire~

...

Waktu untuk melaksanakan sholat maghrib sudah tiba, Alzena bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu' dan melaksanakan sholat Maghrib bagi umat islam.

Alzena menggelarkan sajadah dan memakai mukenah putihNya dalam melaksanakan sholat Maghrib.

Seusai melaksanakan sholat Maghrib,Alzena lanjut berdzikir dan membaca ayat suci allah.

Tok..Tok.. Tok..

Tiba tiba pintu kamar terbuka dan keluarlah Alzena dengan mukenah yang masih melekat ditubuhNya.

"Ada ya, ibu."tanya Alzena setelah membuka pintu kamarNya kepada ibunya.

"cepat segera kemeja makan, waktunya makan malam."ujar ibu sarah kepada Alzena yang saat ini berada dihadapanNya.

"Baik ibu."ucap Alzena tampa membantah perintah dari Ibunya.

Sebelum Alzena ke meja makan ia mutuskan untuk membereskan mukenah serta sajadahNya terlebih dahulu.

Ia meletakkan kembali Mukenah serta SajadahNya ke tempat semula ia mengambilNya, Alzena menggunaka piama panjang polos berwarna navy tidak lupa kerudung bergo yang ia pakai untuk menutupi rambut indahnya itu.

Sesampainya Alzena dimeja makan ia menyempatkan diri untuk menyapa keluargaNya terlebih dahulu.

"Selamat malam semua." Sapa Alzena kepada KeluargaNya yang ada dimeja kaman tersebut.

"Malam"sapa balik keluarga Alzena kepada Alzena sendiri.

ALzena duduk di tengah-tengah kursi yang ada diantara ibu beserta adiknya karena tinggal kursi itu saja yang kosong.

Makam malam pun dimulai hanya ada keheningan yang melanda dimeja makan tersebut, beserta suara gentingan sendok dan garpu yang mengenai piring.

Setelah makan malam selesai, alzena menaruh piring kotor itu ke wastafel, dan mencuciNya sampai piring itu bersih, setelah piring itu sudah bersih, Alzena menaruh piring itu ketempat pengeringan piring, agar piring yang basah cepat kering dan bisa ditaruh kembali ke dalam rak piring.

Setelah semua cucian piring selesai, Alzena ikut ber kumpul bersama kekuarganya yang ada diruang tamu.

"Kenapa kamu memakai hijab didalam rumah Alzena." Kata ibu Alzena kepada Alzena yang sedang duduk diatas karpet berbulu yang ada di ruang tamu tersebut.

"Kalau didalam rumah itu, tidak usah pakai hijab Alzena."kata ayah Alzena kepada Alzena sambil menatap Alzena.

"LEPAS TIDAK, HIJAB KAMU ITU."ucap ibu Sarah sambil menarik hijab yang dipakai Alzena saat ini.

Tapi Alzena menahanNya, agar hijabNya tidak lepas dari kepalaNya.

"Ja-ngan dilepas ibu."ucap Alzena sambil terisak menahan tangisNya.

"Lepas aja apa susahNya, didalam rumah pakai hijab, seharusnya kalau didalam rumah tidak usah pakai hijab segala."ucap ayah Bisma kepada Alzena yang sedang menahan tangisnya agar air matanya tidak jatuh kepelupuk mata indahnya itu.

"Ja-ngan yah,ibu Alzena pakai hijab didalam rumah takut kalau ada orang yang datang kerumah buat bertemu."bela Alzena dengan suara yang lirih kepada orang tuaNya.

"Tidak usah banyak alasan, Lepas tidak hijab kamu mau saya yang lepas secara paksa."ucap ibu sarah kepada Alzena yang sedang berusaha menahan hijabNya agar tidak terlepas secara paksa dari kepalanya.

"Alzena dengarin kata ibumu,kalau disuruh lepas, lepas jangan membantah mau jadi anak durhaka kamu."ucap murka ayah Alzena kepada Alzena.

"Kalau tidak ada ibumu, kamu tidak akan ada didunia ini."ucap lagi ayah Alzena.

"Percuma pakai hijab kalau kamu sendiri masih membantah ucapan orang tua kamu."ucap ibu sarah kepada Alzena sambil mendorong Alzena sehingga membuat Alzena terjatuh.

"Daripada kamu disini, lebih baik kamu masuk kekamar, muak saya melihat wajah kamu itu."usir ayah Alzena kepada Alzena karena muak dengan tingkah Alzena yang tidak mau menuruti perintahNya dan istrinya.

Alzena pergi ke dalam kamarnya sambil berdzikir meminta ampunan kepada Allah Swt.

"Astaghfilullahaladzim ya allah..Ampunilah dosa hambamu ini.."ucap Alzena dalam hatinya saat ia pergi dari ruang tamu menuju ke dalam kamarNya dengan air mata yang terus mengalir dari matanya, meskipun Alzena sudah berusaha agar dirinya tidak menangis.

...

~~~~🦋🦋🦋~~~~

"Hijab bukan hanya untuk wanita yang pandai agamaNya saja. Hijab juga bukan hanya untuk wanita yang pandai mengaji saja. Tapi hijab adalah kewajiban bagi semua wanita yang mengaku diriNya muslimah."

~Alzena Ayesha Humeyra~

///

~~~~🦋🦋🦋~~~~

AdmireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang